DETAIL.ID, Muaro Jambi – Aksi unjuk rasa berlangsung di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muaro Jambi pada Senin (13/1/2020) pagi. Aksi unjuk rasa itu dilakukan sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan LSM Akomodasi Rakyat Miskin (AKRAM).
Koordinator Aksi, Amir dalam orasinya mempertanyakan kasus pengeroyokan antar sesama siswa yang terjadi pada salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kecamatan Jaluko. Aksi pengeroyokan yang dilakukan senior terhadap juniornya itu, kata Amir, telah membuat korban mengalami luka dan trauma secara psikis.
“Kami meminta agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muaro Jambi memberikan kejelasan terkait penyelesaian kasus pengeroyokan ini,” kata Amir dalam orasinya.
Amir mengatakan, terjadinya kasus pengeroyokan antar sesama siswa merupakan salah satu indikasi gagalnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muaro Jambi dalam membentuk karakter anak.
“Dinas Pendidikan kami anggap gagal dalam membentuk karakter anak, di level SD saja sudah bertindak keterlaluan. Tentu ini sangat kita sayangkan, dan harus ditindak lanjuti,” ujarnya.
Dengan alasan itu, Amir mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muaro Jambi untuk memberikan tindakan tegas kepada pihak sekolah. Selain itu, Dinas P & K Muaro Jambi diminta agar bertangungjawab menyelesaikan perkara ini serta bersedia membiayai pengobatan siswa yang menjadi korban kekerasan tersebut.
Setelah beberapa saat melakukan orasi di depan Kantor Dinas P dan K Muaro Jambi, para pedemo akhirnya diterima untuk duduk bersama. Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi, Erwanisah menerima para pedemo ditemani pejabat Dinas P & K Muaro Jambi serta didampingi Kasat Binmas dan Kasat Intel Polres Muaro Jambi.
Dalam pertemuan itu, Erwanisah menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan kasus pengeroyokan sesama siswa yang terjadi pada pertengahan Desember 2019 lalu. Salah satu upaya yang dilakukan berupa pertemuan dengan pihak keluarga korban, keluarga pelaku, dan pihak sekolah.
“Kami dapat informasi itu dari dewan pengawas, dan pihak sekolah. Kita turun dan kita dapat informasinya ternyata dari keluarga korban sudah melapor ke pihak kepolisian,” kata Erwanisah dalam forum pertemuan itu.
Baca Juga: Proyek Smart Park Jogging Track Gagal Dibangun
Erwanisah menjelaskan, atas kejadian ini pihaknya telah melakukan pengawasan dan pembinaan pada pihak sekolah dan telah memberikan arahan kepada guru dan kepala sekolah. Pihaknya bahkan turut menggandeng pihak KPAI mengingat kasus ini melibatkan anak-anak.
“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini. Kami juga sudah berupaya mendatangi keluarga korban untuk mendapatkan solusi yang terbaik,” katanya.
Terkait tuntutan agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muaro Jambi membiayai biaya pengobatan korban tidak dapat dikabulkan. Sebab, pada instansi Dinas P dan K Muaro Jambi sama sekali tidak ada anggaran untuk hal itu.
“Untuk biaya pengobatan, keluarga pelaku sudah ada upaya itu. Tapi, persoalannya saat mediasi tidak bisa tejalin dengan baik, sehingga kami hanya melakukan mendiasi terhadap korban, pelaku, kepsek dan jajaran pendidikan,” ujarnya.
Erwanisah hanya memberikan jaminan berupa penanganan psikis terhadap korban. Korban nantinya akan ditangani melalui konseling agar korban segera pulih.
“Kalau penanganan psikisnya akan kita upayakan. Tapi, kalau anggaran biaya pengobatan korban tidak ada,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu turut diputuskan bahwa pihak kepolisian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muaro Jambi dan LSM AKRAM akan bersama-sama membantu korban dan pelaku guna menemukan dan menentukan penyelesaian yang terbaik terhadap kasus ini.
Discussion about this post