DETAIL.ID, Batanghari – Selain musibah gagal tanam, petani padi di Kabupaten Batanghari juga mengalami musibah gagal panen. Luas areal persawahan gagal panen mencapai 2.279,6 hektar akibat musim kemarau.
“Total luas gagal panen padi akibat dampak kekeringan berjumlah 2.279,6 hektar,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batanghari, Mara Mulya Pane dikonfirmasi detail, Senin (10/2/2020).
Gagal panen memiliki kategori, di antaranya rusak ringan seluas 17 hektar, rusak sedang seluas 84,3 hektar dan rusak berat seluar 194 hektar. Sedangkan gagal panen padi akibat puso seluas 1.984,3 hektar.
“Khusus puso memang tidak bisa kita panen sama sekali. Kita telah berupaya bekerja sama dengan BPBD untuk melakukan penyiraman. Namun karena kondisi kemarau panjang hamparan padi seluas 1.984,3 hektar tidak bisa terselamatkan,” ucapnya.
Musibah puso menimpa petani tujuh kecamatan yaitu, Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Muara Tembesi, Kecamatan Mersam, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Batin XXIV dan Kecamatan Pemayung.
“Musibah puso kecuali Kecamatan Bajubang. Sebab Kecamatan Bajubang boleh dibilang tidak ada lahan persawahan,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, kata Pane, luas gagal panen padi wilayah Kecamatan Muara Bulian berjumlah 946,3 hektar, Kecamatan Muara Tembesi berjumlah 105,3 hektar, Kecamatan Pemayung berjumlah 350 hektar.
Selanjutnya Kecamatan Maro Sebo Ilir berjumlah 805 hektar, Kecamatan Batin XXIV berjumlah 18 hektar, Kecamatan Mersam berjumlah 8 hektar dan Kecamatan Maro Sebo Ulu berjumlah 47 hektar.
“Bagi petani padi yang menanam sesuai jadwal BMKG, yakni menanam awal tahun, pada awal Mei sudah bisa panen. Tapi bagi petani terlambat taman, maka dampak kekeringan akan dirasakan akibat kemarau,” katanya.
Discussion about this post