DETAIL.ID, Jakarta – Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) memastikan sebanyak 60 ribu ton bawang putih sedang dikirim dari China menuju Pelabuhan Tanjung Priok serta Tanjung Perak dan Belawan.
Tambahan stok bawang putih China ini diharapkan bisa menurunkan harga yang kini mencapai angka di kisaran Rp 50 ribu/Kg.
Jumlah tersebut diproyeksi akan terus bertambah karena Kementerian Pertanian (Kementan) disebut-sebut sudah merilis rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) sebanyak 600.000 ton kepada 74 pelaku usaha. Angka tersebut diperkirakan sudah melebihi kebutuhan masyarakat.
“Adapun kebutuhan nasional per tahun sebesar 500.000 ton, sehingga kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan bawang putih menjelang bulan Rahmadan dan Idul Fitri seharusnya tidak perlu terjadi,” kata Ketua Pusbarindo, Valentino dalam keterangan resmi, Seperti dilansir CNBC Indonesia (15/4/2020).
Kekhawatiran masyarakat akan tingginya harga bawang putih sangatlah wajar. Pasalnya, harga komoditas ini dari hari ke hari kian melonjak.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga di tingkat nasional pada hari ini, Rabu (15/4) berada pada angka Rp 46.250 per kg. Padahal kemarin masih di angka Rp 43.600 per kg.
Kondisi serupa terjadi di daerah, Dari bagian timur Indonesia, yakni Papua Barat, harga bawang putih terus melonjak dari sebelumnya Rp 53.7500 per kg pada 7 April hingga mencapai Rp 65.000 per kg di hari ini.
Valentino menjelaskan kondisi mahalnya harga bawang putih di tingkat konsumen bukan karena harga dari importir yang masih tinggi.
Ia mengklaim harga di tingkat tersebut sudah diturunkan dari Rp.29.000 menjadi Rp.20.000 per kg. Sehingga diharapkan harganya bisa turun dalam beberapa hari ke depan.
“Hal ini disebabkan karena stok di tingkat Distributor Besar atau D1, Distributor Menengah atau D2 dan Agen kecil atau pengecer masih cukup banyak dan mereka membeli dengan harga yang relatif cukup tinggi beberapa minggu sebelumnya,” sebut Valentino.
Discussion about this post