DETAIL.ID, Bandung – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menyabet juara umum pada Kontes Robot Indonesia (KRI) 2020. Pada tahun ketiga capaiannya menjadi juara umum, ITS mengantongi total sembilan penghargaan pada gelaran nasional yang dilaksanakan secara virtual mulai 16-23 November 2020 ini.
Diketahui, ITS mengirimkan lima tim robot yang bertanding pada delapan kategori lomba. Antara lain adalah Tim Rival, Tim Ichiro, Tim Iris, Tim Vi-Rose, dan Tim Abinara-1. Dari kedelapan kategori lomba yang diikuti, ITS berhasil menyabet sembilan gelar juara dari tujuh kategori.
Sebagaimana telah disiarkan laman resmi ITS, tim Iris kembali meraih juara pertama pada kategori lomba Robot Sepak Bola Beroda. Tak hanya itu, dalam kategori lomba tersebut, Tim Iris pun berhasil mendapatkan penghargaan atas strategi terbaik melansir dari Liputan6.com 27 November 2020.
Selain itu, ada juga tim Vi-Rose yang mempertahankan prestasinya pada peringkat tiga besar dengan meraih gelar juara kedua pada kategori lomba Robot Seni Tari Indonesia.
Ada pula tim Ichiro yang berhasil masuk peringkat atas pada ketiga kategori lomba yang diikuti. Antara lain, juara kedua pada kategori lomba Robot Humanoid Menggiring Bola, juara kedua pada kategori lomba Kerjasama Robot Humanoid, serta juara ketiga kategori lomba Lari Robot Humanoid.
Pada kategori lomba Robot ABU Indonesia, tim Rival sukses menyandang gelar juara pertama dan dinobatkan sebagai peraih penghargaan strategi terbaik. Tak sampai di situ, tim Rival pun menyandang gelar juara kategori praktis dan aman pada kategori lomba yang khusus dirancang pada masa pandemi ini, yaitu Robot Tematik Penanganan Covid-19.
Dari semua penghargaan yang diraih, ITS berhasil menjadi perguruan tinggi di Indonesia yang terbanyak mengoleksi gelar juara umum sepanjang sejarah KRI diselenggarakan.
Dosen Pembimbing tim Rival, Muhammad Lukman Hakim mengatakan, sedari awal tim robotika ITS telah bertujuan untuk meraih prestasi sebanyak mungkin dan menjadi juara umum untuk kali ketiga pada Kontes Robot Indonesia 2020 ini. Dalam hal ini, tim telah melakukan persiapan sebaik-baiknya dan selalu meningkatkan standar perolehan poin tim.
“Oleh karena lomba dilaksanakan secara daring, kami tidak berhadapan dengan lawan secara langsung sehingga yang dapat kami lakukan adalah melawan diri sendiri,” ujarnya dilansir laman resmi ITS.
Dosen Departemen Teknik Mesin Industri itu mengakui bahwa setiap capaian yang diperoleh pada latihan minggu sebelumnya, akan coba dikalahkan pada minggu setelahnya. Ia dan tim menganggap capaian sebelumnya tersebut menjadi capaian lawan yang harus diungguli.
“Dengan prinsip tersebut, tim kami menjadi tidak cepat puas dan tetap melakukan perbaikan dan improvisasi sampai hari pertandingan tiba,” ujar dia.
Dalam pelaksanaan persiapan lomba, tim robotika ITS secara terpusat melakukannya di Gedung Pusat Robotika ITS selama tiga bulan. Akan tetapi, untuk tim Rival yang bertanding pada kategori lomba Robot Tematik Penanganan Covid-19, bekerja di rumah masing-masing.
“Hal ini dikarenakan sistem lombanya berupa konsep robot yang tertuang dalam video dan presentasi saja,” kata dosen pembimbing tim Rival, Fajar Budiman.
Sukses meraih gelar Juara Umum mengartikan tim robotika ITS telah melalui berbagai rintangan dalam proses persiapannya. Salah satunya adalah berubahnya jadwal pelaksanaan lomba dan sempat ada wacana untuk ditiadakan, sehingga mahasiswa yang tergabung dalam tim pun terlanjur kembali ke kediamannya masing-masing.
“Ternyata lomba tetap diadakan dengan format berbeda, sehingga kami sempat kelabakan dalam perbaikan robot serta persiapan lapangan untuk pelaksanaan lomba secara daring,” kata pembimbing tim Vi-Rose, Muhammad Hilman Fathoni.
KRI merupakan kompetisi tahunan skala nasional yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI. Karena adanya pandemi Covid-19, KRI 2020 kali ini dilaksanakan dengan format daring.
Mengenai pelaksanaannya, Kontes Robot Indonesia 2020 secara daring dilaksanakan dengan menyiarkan robot yang berada di masing-masing kampus. Dengan bergiliran, masing-masing tim akan dipanggil oleh Dewan Juri yang terpusat di Institut Teknologi Bandung (ITB) via aplikasi Zoom, kemudian tayangan dari masing-masing tim akan diamati bersama oleh dewan juri dan penonton via Youtube dan Zoom. Dari proses ini, akan terlihat robot yang tercepat, terakurat, dan terbaik. Setelahnya, dilakukan pemeringkatan berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Discussion about this post