No Result
View All Result
KONTAK
Bicara Apa Adanya
REDAKSI
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • LINGKUNGAN
  • NASIONAL
  • NIAGA
  • OPINI
  • PENJURU
  • PERISTIWA
  • PERKARA
  • SIASAT
  • TEMPIAS
  • TEMUAN
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • LINGKUNGAN
  • NASIONAL
  • NIAGA
  • OPINI
  • PENJURU
  • PERISTIWA
  • PERKARA
  • SIASAT
  • TEMPIAS
  • TEMUAN
No Result
View All Result
Bicara Apa Adanya
Home OPINI

Kita Harus Berbenah: Catatan Untuk Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2020

Oleh: Amri Ikhsan*)

JOGI by JOGI
November 26, 2020
Hari Guru
36
VIEWS
ShareTweetSend

DI DUNIA maya, Metode pembelajaran jarak jauh dengan belajar di rumah selama pandemik COVID-19 rupanya membuat anak-anak stres dan lelah. Meski di rumah, mereka juga merasa kurang istirahat. Ada banyak tugas-tugas yang diberikan guru dinilai berat dan pemberian tugas kerap tanpa interaksi. (Liputan6)

ArtikelTerkait

COVID-19 Itu Nyata, Berani Buka Sekolah?

COVID-19 Itu Nyata, Berani Buka Sekolah?

December 29, 2020
Catatan Buruk 2020, Karhutla dan Omnibus Law Jadi Ancaman di Jambi

Catatan Buruk 2020, Karhutla dan Omnibus Law Jadi Ancaman di Jambi

December 28, 2020
Karhutla

Menanti Aksi Pemimpin Baru Atasi Karhutla di Jambi

December 17, 2020
Siap Menang

Siap Menang (Tidak) Siap Kalah?

December 14, 2020

Sedang di dunia nyata, hasil riset Prapancha Research (PR) mengungkapkan fakta bahwa sekolah, yang seharusnya menjadi wahana pengayaan wawasan dan pengetahuan, ternyata tidak dipandang demikian oleh sebagian peserta didiknya. Sekolah merupakan tempat yang ditujukan untuk mendidik dan membentuk karakter anak-anak. Namun, diketahui bahwa sekolah menjadi sebuah tempat yang tidak menyenangkan. Riset ini memantau 113.000 perbincangan tentang pendidikan di jejaring sosial Twitter yang dilakukan oleh siswa. Dan salah satunya adalah “kicauan” dari akun @salam_jakarta. Akun ini menyampaikan pesan: “Di sekolah itu hal yang paling menyenangkan ialah kelas kosong, gurunya sakit dan rapat.” (Kompas)

Kenapa hal ini bisa terjadi? Ada apa dengan kita? Padahal dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru yang menyatakan guru ‘wajib’ menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Tentu saja ini merupakan akumulasi dari ‘kekesalan’ selama proses pembelajaran dan menunjukkan semakin kronisnya permasalahan pembelajaran di Indonesia.

Di hipotesis ada dua penyebab penyakit kronis ini: ‘komunikasi’ guru dan manajemen sekolah. Pertama, guru adalah orang yang terlibat langsung dengan siswa selama proses pembelajaran. Dan yang pertama dilihat oleh siswa adalah ‘wajah’ guru. Wajah guru berhubungan dengan ‘emosional’ guru: senyum, keramahtamahan, fleksibel, kepedulian, keakraban, sifat humoris, dan ‘ilmu’ guru. Kalau guru tidak bisa ‘mengatur’ emosionalnya, bisa dipastikan kelas akan terasa tegang, komunikasi guru akan berlangsung sangat formal, tidak ada dialog santai, dan sebagainya.

Cara guru mengajar yang tidak komunikatif juga menciptakan ketidaknyamanan: (1) tidak mengenal potensi siswa secara komprehensif; (2) tidak membelajarkan siswa dengan potensi siswa; (3) belajar tidak ‘melulu’ dalam kelas, tidak menggunakan alam sebagai media belajar; (4) tidak peduli dengan kesulitan siswa dalam belajar. Intinya, guru belum mampu membuat siswa  ‘kasmaran’ belajar.

Ketidaknyamanan juga muncul apa bila kebijakan pendidikan lebih berorientasi menghasilkan konsep tertulis (baca- kurikulum, UU, PP, Permen, dll) dan sedikit perhatian pada ‘orang’ yang menjalankan konsep itu. Mungkin ada anggapan ‘orang-orang’ (baca-guru) akan belajar dengan sendirinya karena tuntutan zaman. Begitu banyak pelatihan guru, tapi prinsipnya ‘pokoknya terselenggara’, perihal apakah materinya relevan atau guru mengerti atau tidak, itu urusan lain. Apalagi tidak ada ‘monitor’ apakah guru yang sudah ikut pelatihan itu ‘benar-benar’ melaksanakan konsep yang didapatkan dalam pelatihan itu.

  Baca Juga
Warga Dua Desa Penghasil Minyak Ilegal Bakal Geluti Bisnis Madu January 25, 2021
Tak Tahu Malu! Wanita Ini Mesum di tempat Umum, Pelaku: Emang Kenapa? January 25, 2021
Pria yang Buang Telur Ayam ke Sawah Minta Maaf setelah Videonya Viral January 25, 2021
Sepasang Pasien COVID-19 ini Mengikat Janji Pernikahan January 25, 2021
Mantan Direktur Teknik Garuda Indonesia Didakwa Terima Suap Pengadaan Pesawat January 25, 2021
Next
Prev

Indikasinya, pembelajaran menjebak siswa ke dalam sebuah kompetisi yang tak berkesudahan dengan semangat belajar ‘ala kadarnya’ sekaligus mengikis kreativitas mereka. Efeknya, orang tua ‘berlomba-lomba’ mengursuskan anak mereka untuk mendapatkan nilai dan rangking. Pendidikan tidak membelajarkan siswa, yaitu mengondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan konatif) dapat berkembang dengan maksimal.

Karena siswa menghadapi suasana belajar yang ‘tidak nyaman’ maka siswa mengambil langkah sendiri, mereka sendiri membuat suasana yang menyenangkan hati mereka. Kita mendengar berita bahwa ada prostitusi pelajar, konsumsi narkoba, mabuk, main-main di jam belajar, dan lain-lain.

Peran guru dalam pendidikan sangat menentukan. Guru tidak sekadar dituntut memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya, tetapi harus mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik.

Guru inspiratif tidak hanya berkompeten dengan akademiknya, tapi harus memiliki karakter yang menarik untuk merangsang siswa mengembangkan potensi diri, menumbuhkan kesadaran belajar dan menciptakan komunikasi hangat antara guru-siswa sehingga guru tidak lagi dianggap sebagai ‘sosok angker’, tetapi menjadi mitra belajar yang menyenangkan.

Ini bisa dilakukan dengan melakukan ‘contact hours’. Guru secara aktif menjalin komunikasi di luat jam pelajaran secara informal. Ini dilakukan untuk menciptakan komunikasi dua orang untuk ‘menginvestigasi perasaan siswa’ selama proses pembelajaran sekali mencari solusi jika siswa memiliki kesulitan dalam belajar.

Kedua, manajemen sekolah berhubungan dengan upaya sekolah dalam ‘menggerakkan’ potensi sekolah khususnya guru untuk melaksanakan tugasnya dan mengajar yang ‘sebenarnya’ (truly teaching).

Ini bisa dilakukan sekolah dengan: (1) menempatkan guru sesuai dengan potensi yang dimiliki; (2) memberdayakan guru secara total; (3) melibatkan semua elemen sekolah dalam mengambil kebijakan; (4) ‘merekam’ semua kegiatan guru secara holistik untuk mengetahui kualitas kinerja guru; (5) mengaktifkan ‘focus group discussion’ untuk guru berbagi; (6) reward and punishment bagi elemen sekolah; (7) pembinaan guru secara berkala dengan memanfaat potensi yang ada disekolah dan jangan terlalu berharap ‘panggilan’ untuk diklat dari provinsi lain atau instansi lain; (8) menganggap semua guru itu ‘penting dan berperan’ dalam setiap kebijakan sekolah; (9) jangan terlalu banyak ‘mendengar’ apa kata ‘orang’, sekolah sudah diberi ‘kuasa’ untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

Kepada pihak, instansi yang diberi tugas mengurus pendidikan, ‘bantulah’ guru meningkatkan kualitas pembelajaran secara total!

 

*) Penulis adalah seorang pendidik di Madrasah

Tags: Amri IkhsanHari GuruJambiJarak JauhMetode Jarak JauhMetode PembelajaranPermendiknas
Next Post
Nopi Gadai Dua Mobil Sewaan, Polisi: Tersangka Mengaku Pegawai Bank Swasta

Nopi Gadai Dua Mobil Sewaan, Polisi: Tersangka Mengaku Pegawai Bank Swasta

Usai Penetapan Tersangka, Emi Menangis Dalam Ruang Jaksa

Usai Penetapan Tersangka, Emi Menangis Dalam Ruang Jaksa

Dua Anggota Geng Pandawa Ditembak di Kedua Kakinya Karena Lawan Polisi dengan Badik

Dua Anggota Geng Pandawa Ditembak di Kedua Kakinya Karena Lawan Polisi dengan Badik

Suporter Bisa Tonton Liverpool dan Chelsea Langsung di Stadion Awal Desember

Suporter Bisa Tonton Liverpool dan Chelsea Langsung di Stadion Awal Desember

Dikabarkan Kembali Poligami, Kiwil Nikahi Eva Bellissima Pengusaha Kalimantan

Dikabarkan Kembali Poligami, Kiwil Nikahi Eva Bellissima Pengusaha Kalimantan

Discussion about this post

Bicara Apa Adanya

PT MOKSHA MULTI MEDIA

© 2020 Alamat Kantor Detail di Jalan Guru Muchtar, No. 26, RT 09, Kebun Handil, Jelutung, Kota Jambi. Kode pos 36137. Developed by Ara.

  • Detail
  • Hubungi Kami
  • Tim Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Company Profile

Media Sosial

No Result
View All Result
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • LINGKUNGAN
  • NASIONAL
  • NIAGA
  • OPINI
  • PENJURU
  • PERISTIWA
  • PERKARA
  • SIASAT
  • TEMPIAS
  • TEMUAN

PT MOKSHA MULTI MEDIA