Hal itu dikerjakan Sambo untuk membangun skenario tembak-menembak dan menutupi akhir hayat Brigadir J.
Kala itu, Sambo mengaku ketakutan sesaat sehabis peristiwa penembakan tersebut. Ia lalu mendesain skenario palsu dengan menembakkan peluru ke arah dinding menciptakan seperti terjadi peristiwa tembak menembak antara Brigadir J dengan Eliezer Pidihang Lumiu atau Bharada E.
Setelah membawa istrinya, Putri Candrawathi dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) ke rumah pribadi di Jalan Saguling, Duren Tiga, Sambo kemudian menghubungi Benny Ali yang saat itu menjabat selaku Karo Provos Propam Polisi Republik Indonesia. Ia meminta agar Benny Ali bergerak ke rumah dinas.
“Dari kisah cepat yang saya bangkit itu, sehabis istri saya berangkat ke Saguling, saya lalu menelpon Karo Provos, Yang Mulia. Karena cerita yang tidak benar itu kan aku sudah buat ini tembak menembak antar anggota. Saya hubungi lah Karo Provos, ‘Bang tolong rumah saya ada peristiwa tembak menembak’,” kata Sambo dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat , 16 Desember 2022.
Setelah itu, Sambo menelepon Hendra Kurniawan selaku Karopaminal Propam Polri abad itu. Ia meminta agar Hendra secepatnya mendatangi rumahnya lantaran telah terjadi insiden tembak menembak yang melibatkan dua ajudan pribadinya yang ialah anggota Polri.
“Setelah itu, karena ini juga menyangkut anggota Polisi Republik Indonesia, aku menghubungi Karo Paminal ‘Dek tolong kamu ke Duren Tiga, ini ada tangan kanan tembak menembak’,” ujar Sambo.
Lebih lanjut, Sambo mengaku menghubungi Kasubdit III Dittipidum Bareskrim Polisi Republik Indonesia Kombes John. Perintahnya kepada John sama mirip apa yang beliau sampaikan terhadap Benny dan Hendra yaitu tiba ke rumah dinasnya yang menjadi lokasi tembak menembak antar anggota Polri.
Namun, John yang dikala itu sedang berada di Medan, Sumatera Utara, mengarahkan Sambo biar memanggil Kanit I Subdit III Dittipidum Bareskrim AKBP Ari Cahya Nugraha alias Acay.
Setelah berkoordinasi untuk setuturnya pihak Bareskrim Polisi Republik Indonesia datang yang diwakili Acay bareng anak buahnya mantan Kasubnit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri AKP Irfan Widyanto, Sambo kembali meminta ajudannya untuk menghubungi Polres Jakarta Selatan agar secepatnya dikerjakan olah TKP.
Ajudan tersebut lantas memanggil AKBP Ridwan Soplanit, yang dikala itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Jaksel, ke tempat tinggal dinas Sambo.
“Kemudian kami tunggulah akhirnya Kasat Reskrim tiba ke dalam. Ridwan Soplanit. Kemudian aku antar ke dalam, saya sampaikan dongeng tidak benar tadi, Yang Mulia. Bahwa ada tembak menembak, ada teriakan istri saya, kemudian terjadi tembak menembak, demikian,” ucap Sambo.