DETAIL.ID, Medan – Secara akumulatif, nilai mata uang Rupiah melemah lebih dari 9 persen terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2022.
“Salah satu yang membuat Rupiah harus melemah terhadap US Dolar adalah kenaikan bunga acuan di AS,” kata ekonom Gunawan Benjamin kepada para wartawan di Medan, Jumat, 30 Desember 2022 sore.
Kata pengajar ekonomi di sejumlah kampus di Kota Medan ini, situasi di AS membuat bank sentral di banyak negara turut mengambil kebijakan menaikkan besaran bunga acuannya.
“Tanpa terkecuali yang dilakukan oleh Bank Indonesia,” kata dia.
Ia menyebutkan, selama sepekan terakhir menjelang tutup tahun, Rupiah sempat melemah hingga menyentuh Rp 15.750 per US Dolar.
“Sebelum akhirnya Rupiah berbalik kinerjanya, dan diperdagangkan di kisaran Rp 15.560 per US Dolar pada perdagangan Jumat ini,” kata dia
Ia melihat jika membandingkan kinerja di awal tahun, Rupiah mengalami pelemahan, dari kisaran posisi Rp 14.200 per US Dolar.
Nah, selama tahun 2022, posisi Rupiah yang paling lemah nyaris mendekati Rp 15.800 per US Dolar atau di kisaran Rp 15.780-an per US Dolar.
Dan di tahun 2023 mendatang, Gunawan memprediksi Bank Sentral AS diproyeksikan masih akan menaikkan bunga acuannya.
Kata dia, jika melihat dampak dari potensi kenaikan bunga acuan The Fed tersebut, Rupiah masih akan mampu bergerak lincah.
“Saya prediksi Rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.500 hingga Rp 15.800, atau setidaknya masih dibawah level Rp 16.000 per Dolar,” tutur Gunawan Benjamin.
Reporter: Heno
Discussion about this post