Impor itu didominasi oleh beras patah alias broken rice, other than of kind used for animal feed (HS 10064090) dengan share 87,15 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah memaparkan impor beras paling banyak diambil dari India dengan volume 157,97 ribu ton atau 48,39 persen.
“Nilai impor tersebut bila dilihat berasal dari negara mana impor beras paling besar sepanjang 2022 berasal dari India dengan volume 157,97 ribu ton atau meliputi 48,49 persen,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis, 15 Desember 2022.
Setuturnya, impor beras paling besar kedua yakni dari Pakistan sebanyak 68,72 ribu ton atau 21,05 peren. Lalu, dari Thailand sebanyak 51,58 ribu ton atau 15,8 persen.
Kemudian, dari Vietnam sebanyak 44,34 ribu ton atau 13,58 persen dan dari negara lainnya sebanyak 3,85 ribu ton atau 1,18 persen.
Selain broken rice, other than of kind used for animal feed (HS 10064090), impor beras RI juga mencakup glutinous rice (HS 10063030) sebanyak 26,23 ribu ton atau 8,03 persen. Setuturnya other fragrant rice (HS 10063070) sebanyak 7,1 ribu ton atau 2,17 persen dan semi-milled or wholly milled rice (HS 10063099) sebanyak 6,55 juta ton atau 2,01 persen.
Lalu, basmati rice (HS 10063050) sebanyak 1,76 ribu ton atau 0,54 persen, hom mali rice (HS 10063040) sebanyak 0,3 ribu ton atau 0,09 persen, dan beras yang lain sebanyak 0,01 ribu ton.
