Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono mengatakan penurunan ini disebabkan karena ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan swasta konsisten menurun.
Erwin menerangkan posisi ULN pemerintah konsisten menurun sejak Maret 2022. Tercatat pada Oktober tahun ini ULN pemerintah meraih US$179,7 dolar AS lebih rendah dibandingkan September sebesar US$182,3 miliar.
Secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi 12,3 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya 11,3 persen (yoy).
“Penurunan ULN Pemerintah disebabkan oleh pergantian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi. Posisi pinjaman juga menurun seiring dengan pelunasan yang lebih tinggi daripada penarikan sumbangan untuk mendukung pembiayaan acara dan proyek prioritas,” terperinci Erwin dalam info resmi yang dikutip Kamis, 15 Desember 2022.
Sementara itu, posisi ULN swasta pada Oktober 2022 berada di posisi US$202,2 miliar turun daripada posisi bulan sebelumnya yang tembus US$204,7 miliar.
Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 3 persen, lebih dalam daripada kontraksi September yang meraih 2,2 persen.
Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman dan surat utang sehingga ULN forum keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan forum keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen (yoy) dan 2,9 persen (yoy).
Adapun Bank Indonesia menyatakan ULN Indonesia pada Oktober 2022 tetap terkendali. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap tersadar di kisaran 29,6 persen menurun ketimbang rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,1 persen.