Medan – Di balik bencana selalu ad hikmah. Mungkin hal ini layak disematkan ke para pelaku usah mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Sumatera Utara (Sumut).
Hal ini dikaitkan dengan serangan pandemi Covid-19 yang mengglobal, termasuk dialami di Indonesia, selama 3 tahun, yakni sejak 2020 hingga 2022.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumatera bagian Utara (Sumbagut), Bambang Mukti Riyadi, kepada para wartawan di Medan, kemarin, menyebutkan seiring terjadinya pandemi Covid-19, share kredit ke UMKM mengalami penurunan di 2020.
“Namun sejak 2021 hingga 2023 terjadi peningkatan share yang signifikan. Ini disebabkan segmen UMKM lebih duluan pulih ketimbang korporasi,” kata pria yang akrab disapa Pak BMR ini pada Rabu, 26 Juli 2023 sore.
Saat itu, BMR didampingi oleh Anton Purba selaku Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) 2 dan Perizinan, serta Wan Nuzul Fachri selaku Deputi Direktur Manajemen Strategis, EPK, dan Kemitraan Pemerintah Daerah.
Kata Bambang, pada 2023 share kredit UMKM semakin meningkat seiring banyaknya program dengan fokus penguatan UMKM.
Dijelaskanya, sejak pandemi Covid-19 terjadi, share kredit UMKM mengalami penurunan hingga Desember 2020.
Sementara di awal 2021, share kredit UMKM mulai pulih dan terus bertumbuh hingga Mei 2023.
Peningkatan akses keuangan UMKM terus berlanjut guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Penyaluran kredit UMKM di Sumatera Utara hingga Mei 2023 mencapai Rp73,10 triliun dan terpantau bertumbuh optimal sebesar 11,21% yoy di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global.
Ia memaparkan, kredit yang disalurkan ke UMKM di 2019 sebesar 26,19%, pada 2020 turun jadi 25,47%.
Sedangkan di tahun 2021 naik kembali jadi 26,56% (Rp237,77 triliun) dan di 2022 naik lagi jadi 27,76% (Rp253,49 triliun), kemudian pada 2023 hingga Mei mencapai 29,40% (Rp248,65 triliun).
Dari sisi jumlah, kata dia, memang ada penurunan, namun dari sisi persentase kredit yang disalurkan ke UMKM terus bertumbuh.
Dikatakannya, jumlah kredit ke UMKM turun posisi Mei 2023, tapi share penyalurannya meningkat.
Sedangkan non performing loan (NPL) atau persentase kredit bermasalah 3,73%. Juga turun 393 BPS.
Porsi kredit UMKM terhadap kredit total juga semakin mendekati target yang dicanangkan pemerintah sebesar 30% (Mei 2023 29,40%).
Angka ini meningkat cukup signifikan dibanding Mei 2022 25,80%).
Kemudian kredit yang disalurkan di 2023 sebesar Rp245,65 triliun tersebut, paling banyak untuk kredit modal kerja Rp110,01 triliun (turun 8,52% yoy).
Lalu, disusul kredit konsumtif Rp71,56 triliun (naik 7,47% yoy) dan kredit investasi sebesar Rp67,08 triliun (turun 1,25%)
Reporter: Heno
Discussion about this post