Connect with us
Advertisement

LINGKUNGAN

PT LAJ Gandeng Disdukcapil Tebo Rekam Data KTP-el Warga Suku Anak Dalam

DETAIL.ID

Published

on

Suku Anak Dalam

DETAIL.ID, Tebo – Manajemen PT Lestari Asri Jaya (LAJ) dan PT Wanamukti Wisesa bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Tebo, Jambi telah merekam data Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) puluhan warga Suku Anak Dalam (SAD) yang berada di sekitar wilayah operasional perusahaan yang berada di Kabupaten Tebo, Jambi belum lama ini.

Kabid Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dinas Dukcapil Kabupaten Tebo, Bekti Ferry Densi hadir dalam kegiatan tersebut. Bekti menyampaikan apresiasi pada PT LAJ yang telah berinisiatif dan berkoordinasi dengan pihak terkait melakukan pendataan untuk perekaman data kependudukan warga SAD.

Selama ini, warga SAD yang susah untuk dijangkau. Ia berharap kegiatan ini menjadi motivasi dan kerja sama ke depan khusus untuk penerbitan akta kelahiran anak keturunan warga SAD.

“Pada prinsipnya, kami sangat mendukung kegiatan ini sehingga ke depan setelah warga SAD memiliki identitas kependudukan seperti KK dan KTP-el, kami dari Dinas Sosial akan mengajukan program BPJS gratis dan mereka akan dimasukkan dalam Basis Data Terpadu sebagai bank data induk keluarga yang kurang mampu,” kata Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Dinsos P2PA Kabupaten Tebo Muhammad Jani dalam rilis yang diterima detail, Kamis (19/12/2019).

Baca Juga: Dianiaya Oknum Satpam KDA, SAD Dilarikan ke RSUD Kolonel Abunjani Bangko

Pendataan dan pendaftaran penduduk SAD tersebut bertujuan agar warga SAD mendapatkan pengakuan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) berupa nomor induk kependudukan (NIK) yang berlaku seumur hidup. Selain itu, NIK akan dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan KTP-el yang saat ini belum dimiliki SAD.

Perekaman data dimulai dengan input data oleh petugas dari formulir F1.01 yang menjadi dasar pencatatan kependudukan dalam anggota keluarga. Kemudian, pengambilan foto, sidik jari, iris mata, dan tanda tangan. Dalam kegiatan tersebut berhasil didata sebanyak 10 kepala keluarga untuk diterbitkan kartu keluarganya dan 20 orang untuk penerbitan KTP-el. Selain itu, terdapat satu KK atas nama Buyung telah tercatat di Kabupaten Sarolangun. Selanjutnya, Tim Capil Tebo akan berkomunikasi dengan Tim Capil Sarolangun untuk menyelesaikan administrasi perpindahan penduduknya.

“Kegiatan ini sangat bagus dan kami dari Warsi mendukung dan mengapresiasi. Kami selaku koordinator Pokja SAD Tim Resolusi Konflik PT LAJ dan Wanamukti Wisesa sangat mendukung kegiatan perekaman KTP-el untuk orang Rimba yang berada di wilayah konsesi LAJ,” kata Koordinator Unit Program Suku Adat Marjinal WARSI, Haryanto.

Haryanto melanjutkan, kegiatan ini adalah wujud kolaborasi yang nyata antara pemerintah, LSM, dan perusahaan. Ia berharap, ke depan dengan adanya kegiatan tersebut, Komunitas Orang Rimba atau SAD dalam wilayah LAJ mendapatkan pengakuan sebagai warga negara serta bisa mengakses layanan publik, seperti BPJS, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar, dan lainnya.

Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba secara turun temurun memiliki tradisi hidup nomaden di kawasan hutan atau dikenal dengan melangun (berpindah-pindah) dan mengandalkan hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perubahan jaman, sebagian warga SAD telah membaur dengan warga lainnya dan mulai tinggal relatif menetap termasuk Kelompok Tumenggung Hasan dan Tumenggung Buyung di areal izin PT LAJ, yang masuk dalam wilayah administratif Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Di sela–sela kegiatan tersebut, Tumenggung Buyung menyampaikan harapannya agar setelah mendapat KTP-el dan KK, anak cucunya bisa mengenyam pendidikan formal di sekolah yang layak seperti warga lain. “Kami berharap anak–anak kami bisa sama dengan urang bapak, itu. Punyo KTP, dia bisa sekolah jadi istilahnyo dak ado apolah, dak ado sulitlah kalo dio cari kerjaan,” kata Tumenggung Buyung.

LINGKUNGAN

Pertemuan Mendadak DPRD, PT SAS dan Sejumlah Warga Picu Kontroversi

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Pertemuan mendadak antara DPRD Provinsi Jambi, PT SAS, dan sejumlah warga Aur Kenali serta Mendalo Darat pada Kamis kenarin, 2 Oktober 2025 menuai sorotan tajam. Warga menilai agenda tersebut melanggar kesepakatan sebelumnya dengan Gubernur Jambi.

Ketua DPRD Provinsi Jambi Hafiz Fattah, Wakil Ketua I Ivan Wirata, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta sejumlah warga hadir dalam forum yang disebut sebagai mediasi. Namun, masyarakat mengaku baru menerima pemberitahuan dua jam sebelum pelaksanaan tanpa adanya surat undangan resmi.

Dalam rekaman video yang beredar, warga menolak berdialog. Mereka menyatakan pertemuan itu tidak sesuai jalur komunikasi yang telah ditetapkan bersama gubernur.

“Kami hadir hanya untuk memastikan tidak ada dialog. Yang harus ditindaklanjuti sekarang adalah adu data PT SAS mengenai rencana aktivitas mereka di lokasi stockpile,” kata perwakilan warga, Dlomiri.

Masyarakat menegaskan bahwa dialog resmi sudah pernah difasilitasi gubernur, sehingga tidak perlu ada pertemuan serupa. Mereka menuntut DPRD menyatakan sikap tegas menolak keberadaan stockpile PT SAS, bukan justru memfasilitasi dialog baru.

Selain itu, warga juga mempertanyakan kehadiran salah satu petinggi organisasi masyarakat dan perwakilan media tertentu dalam forum tersebut. Mereka menduga ada kepentingan lain di balik keterlibatan pihak yang dinilai tidak relevan.

“Yang kami butuhkan dari DPR bukan memediasi pertemuan, tapi berdiri bersama rakyat dengan jelas menolak stockpile PT SAS,” ujarnya.

Rencana pembangunan stokpile PT SAS di kawasan tersebut ditolak warga karena dinilai berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

LINGKUNGAN

Makatara Ungkap Dugaan Pelanggaran Tata Ruang di Rencana Terminal Batu Bara PT SAS

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Perkumpulan Makatara (Masyarakat Anti Kerusakan Lingkungan dan Tata Ruang) membeberkan temuan dugaan pelanggaran pemanfaatan lahan pada rencana pembangunan terminal batu bara atau Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) di Kelurahan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.

Dalam rilis resmi yang diterima Sabtu 20 September 2025, Makatara menyebut hasil pengamatan citra satelit resolusi tinggi periode 2018-2025 menunjukkan perubahan tutupan lahan seluas 47,6 hektare. Area yang sebelumnya berupa lahan pertanian dan hamparan hijau kini menjadi lahan terbuka. Temuan itu diperkuat dengan pengecekan lapangan.

“Penggunaan lahan di lokasi beririsan dengan kawasan perumahan 56 persen, kawasan lindung 30 persen, tanaman pangan 9 persen, serta perdagangan dan jasa 5 persen,” kata Sekretaris Umum Makatara, Willy Marlupi.

Pemetaan tersebut mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Jambi Nomor 5/2024, data Kementerian ATR/BPN, peta rupa bumi BIG, serta verifikasi lapangan. Makatara juga menemukan lahan rencana terminal batubara berada dekat aliran sungai, intake PDAM Aur Duri, jalan lintas Sumatra, perkantoran, dan permukiman.

Sejumlah titik lahan disebut terindikasi sengketa, terlihat dari pemasangan plang dan panel beton. Warga sekitar telah menyampaikan surat penolakan, sementara Pemkot Jambi disebut telah menyurati Gubernur Jambi agar rencana penggunaan lahan ditinjau ulang.

Temuan lain menunjukkan sebagian lahan masuk dalam Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Kota Jambi yang ditetapkan Perda No.5/2024 seluas 459 hektare. Berdasarkan UU No.41/2009, lahan KP2B dilarang dialihfungsikan kecuali untuk kepentingan umum.

“Jika terjadi alih fungsi, segala perizinannya batal demi hukum,” ujarnya.

Makatara menilai kegiatan terminal batubara tidak termasuk dalam peruntukan tata ruang yang diatur, mulai dari kawasan lindung, perumahan, tanaman pangan, hingga perdagangan dan jasa. Laporan resmi sudah disampaikan ke Wali Kota Jambi, Dinas Lingkungan Hidup, dan Kantor BPN sejak 12 September, namun hingga kini belum mendapat jawaban.

“Penolakan ini bukan sekadar aspirasi masyarakat, tetapi upaya menegakkan aturan tata ruang dan perlindungan lingkungan,” katanya.

Makatara mendesak pemerintah kota dan provinsi menindaklanjuti temuan tersebut sesuai ketentuan peraturan, termasuk Perda RTRW Kota Jambi No.5/2024, PP No.21/2021 tentang Penataan Ruang, UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, UU No.32/2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup dan UU Cipta Kerja No.6/2023. (*)

Continue Reading

LINGKUNGAN

Pembangunan Stockpile dan Underpass PT SAS Dihentikan Sementara, Warga Masih Kecewa!

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Aktivitas pembangunan underpass dan stockpile batu bara PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) RMKE Group akhirnya dihentikan oleh Gubernur Jambi, Al Haris pada Selasa, 16 September 2025 setelah gelombang penolakan oleh warga sekitar lokasi pembangunan stockpile terus bergejolak tanpa henti.

Usai bermediasi dengan para warga terdampak, Gubernur Jambi Al Haris bilang bahwa dirinya bersama para kepala daerah menerima aspirasi masyarakat. Namun tak bisa memutuskan untuk menutup permanen pembangunan underpas dan stockpile baru bara PT SAS. Haris mengedepankan dialog antara para warga dengan perusahaan, mesti sudah jelas-jelas aksi penolakan terus bergejolak.

“Hari ini warga meminta ini ditutup dan kita juga meminta PT SAS untuk tidak ada aktivitas sampai ada keputusan berikutnya. Hari ini yang pasti tutup dulu,” ujar Al Haris, usai mediasi bersama pihak PT SAS dan warga terdampak, di aula rumdis Wali Kota Jambi pada Selasa, 16 September 2025.

Sampai kapan? Al Haris menjawab sampai ada kesepakatan. Kalau tidak ada, berarti belum bisa dilanjutkan.

Sementara Wali Kota Jambi, Maulana tak menampik bahwa lokasi stockpile PT SAS melanggar Perda RT/RW Kota Jambi 2024-2044. Namun PT SAS disebut juga mengantongi persetujuan tata ruang dari Kementerian ATR/BPN.

“Kalau Kementerian yang mengesahkan, Perda kita harus juga mengeluarkan. Itu artinya dari segi tata ruang, yang di bawah kita harus melakukan diskusi lagi untuk melakukan perubahan, baru bisa dilanjutkan atau tidak,” ujar Maulana.

Wali Kota Jambi itu menekankan bahwa pemerintah bakal mengawal mediasi hingga ada keputusan bersama antar warga dengan perusahaan. Dengan ini masa depan investasi PT SAS di Jambi dengan berbagai klaim positifnya belum ada kejelasan. Begitu pula dengan masyarakat sekitar stockpile. Namun Maulana mengaku bahwa pemerintah tidak menutup mata.

“Tergantung dari hasil komunikasi mereka. Bisa dibuka, bisa ditutup,” katanya.

Ketika disinggung kembali soal permintaan masyarakat agar pembangunan stockpile PT SAS dihentikan atau dipindahkan. Al Haris pun menyinggung perizinan PT SAS sudah terbit sebelum dirinya menjabat Gubernur. Oleh karena klaim perizinan yang sudah lengkap tersebut, maka menurutnya tidak bisa serta merta diputus.

Menyikapi hal tersebut Ketua Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) Aur Kenali, Rahmad Supriadi mengaku kecewa dengan keputusan Gubernur. Lantaran penghentian aktivitas pembangunan stockpile PT SAS, hanya bersifat sementara.

“Semuanya masih menggantung, itu yang membuat masyarakat kecewa,” ujar Rahmad.

Rahmad menegaskan bahwa pada intinya masyarakat tetap pada sikap menolak keberadaan stokpile PT SAS di kawasan permukiman mereka. Soal adu data terkait dampak kerugian yang ditimbulkan PT SAS, masyarakat mengaku siap.

“Tetap harus tutup (stockpile PT SAS). Karena sudah jelas-jelas, masalah namanya rekayasa teknologi yang mereka sampaikan, itu bohong semua!” ujarnya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs