Connect with us

NIAGA

Pekan ini HMSP dan GGRM Berhasil Naik!

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Saham – Harga saham emiten rokok mulai ‘terbang’ lagi pada awal pekan ini usai tertekan kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait kenaikan tarif cukai. Kenaikan itu di antaranya dialami oleh saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Harga saham HMSP ditutup di level 1.625 per saham atau melejit 4,5 persen. Sementara, harga saham Gudang Garam menguat 3,87 persen ke level 42.950 per saham.

Analis sekaligus Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan harga saham emiten rokok berhasil rebound karena sentimen kenaikan tarif cukai memang biasanya tidak bertahan lama, meski mampu menekan harga saham cukup dalam. Tercatat, harga saham HMSP terjun 6,96 persen dan GGRM anjlok 6,99 persen pada pekan lalu ketika kenaikan tarif cukai rokok diumumkan.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ number_post=”8″ include_category=”658″]

“Tapi emiten rokok biasanya mampu mem-pass through kenaikan tarif cukai ke harga rokok di tingkat konsumen, sehingga prospek pendapatan mereka biasanya masih cukup baik. Market perokok juga masih besar sekitar 47 juta,” kata Edwin kepada redaksi.

Selain itu, menurut Edwin, rebound harga saham emiten rokok berhasil terjadi dengan waktu relatif cepat karena kenaikan tarif cukai sejatinya berada di bawah proyeksi banyak pihak. Sebelumnya, ramalan kenaikan tarif cukai berada di kisaran 17 persen ke atas.

“Secara total kenaikan tarif cukai ini masih in line dengan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.

Senada, Analis Mega Investama Hans Kwee juga menilai wajar kebangkitan harga saham emiten rokok pada awal pekan ini usai terjerembab pada pekan lalu. Pasalnya, ada keyakinan dari pelaku pasar bahwa para perusahaan rokok tetap bisa memperoleh cuan di tengah kebijakan kenaikan tarif cukai yang berlaku mulai tahun depan.

“Biar pun cukai rokok naik, tapi emiten akan tetap bisa bertahan, sehingga valuasi mereka relatif terjaga. Prospek bagi yang mau membeli saham mereka pun masih cukup baik,” ujar Hans.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengumumkan tarif cukai rokok secara rata-rata akan naik 12,5 persen pada tahun depan. Kenaikan berlaku efektif per 1 Februari 2021.

NIAGA

DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.

Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.

Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.

“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.

Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.

Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.

“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.

Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.

“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NIAGA

Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.

Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.

Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.

“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.

Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NIAGA

Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.

Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.

“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.

Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.

Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.

“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement ads ads
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs