DETAIL.ID, Jakarta – Kongres Kehutanan Indonesia VII digelar pada Selasa, 28 Juni 2022 di Jakarta. Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kontribusi sektor kehutanan hanya Rp 5,66 triliun terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang pada tahun 2021 mencapai Rp 452 triliun.
“Dari sisi penerimaan negara terutama PNBP kontribusi dari sektor ini Rp 5,6 triliun. Ini tidak terlalu banyak kalau dibandingkan total PNBP kita Rp 452 triliun,” kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, kontribusi sektor kehutanan yang hanya Rp 5,66 triliun ini menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres dan perlu dibenahi mengingat Indonesia memiliki hutan tropis yang bahkan sudah menjadi hutan industri.
Lebih rinci, komposisi PNBP sektor kehutanan dari tahun ke tahun meliputi Rp 4,19 triliun pada 2016, Rp 4,62 triliun pada 2017, Rp 5,17 triliun pada 2018, Rp 5,57 triliun pada 2019, Rp 4,63 triliun pada 2020 dan Rp 5,66 triliun pada 2021. Kontribusi sektor ini juga sangat sedikit terhadap ekonomi yaitu hanya 0,66 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp 112 triliun pada 2021.
“Jadi kalau kehutanan only Rp 5 triliun it doesn’t sound right. Kita harus punya sense seperti ini supaya kita memahami ini value-nya is about what?” katanya.
Menurut Menteri Keuangan, beberapa pembenahan harus dilakukan termasuk mengenai regulasi, institusi bahkan tata kelola sehingga sektor kehutanan dapat lebih berkontribusi perekonomian.
“Beberapa tantangan PNBP sumber daya alam (SDA) kehutanan antara lain meliputi adanya dominasi dari basis kayu yang masih cukup tinggi. Selain itu, pengawasan juga perlu diperbaiki dan ditingkatkan seperti memanfaatkan kemajuan teknologi maupun mempererat sinergi dan kolaborasi antar instansi,” tuturnya.
Sri Mulyani menegaskan, banyaknya instansi dalam bidang pengawasan bukan menjadi hambatan namun justru merupakan peluang untuk semakin memperketat penegakan pengawasan. Berbagai instansi yang dimaksud antara lain adalah kepolisian, kejaksaan dana aparat penegak hukum lainnya.
“Nah it is about coordination, bukannya lebih banyak aparat dan institusi malah semakin lemah, itu tidak boleh terjadi,” tuturnya.
Bukan itu, pemerintah juga harus mampu mengoptimalisasi potensi termasuk aset yang dinilai masih ide sehingga sektor kehutanan dapat menjadi penopang ekonomi nasional.
Discussion about this post