Hal itu menyusul Indonesia sebagai negara yang memimpin G20 dan Presiden Joko Widodo, bersama lima pemimpin dunia (Jerman, Denmark, Bangladesh, Barbados, dan Senegal) diandalkan sebagai champions untuk Global Crisis Response Group (GCRG).
Bukan hanya itu, Indonesia juga akan menjadi ketua pada the Association of South East Asian Nations (ASEAN) pada tahun 2023.
Dalam rangka membahas aksi positif mengatasi pengaruh krisis global kepada pangan, energi, dan keuangan serta implikasinya terhadap pembangunan nasional Indonesia, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Sherpa GCRG Indonesia melakukan pertemuan dengan Kepala Perwakilan UN Resident Coordinator (UNRC) untuk Republik Indonesia, Valerie Julliand di kantor PBB Indonesia, Selasa , 22 November 2022.
Pada konferensi itu, Susiwijono menggarisbawahi pentingnya korelasi yang dibahas dalam lembaga mutilateral mirip ASEAN, GCRG, dan G20 dengan kenyataan yang dihadapi di lapangan. Terdapat isu-gosip strategis yang mampu dibicarakan bareng dalam lembaga multilateral tersebut, seperti gosip konektivitas dan transisi energi.
“Pemerintah Indonesia saat ini sedang konsentrasi untuk menindaklanjuti akad yang tertuang dalam deklarasi G20. Terdapat sekitar 226 proyek multilateral pada janji forum G20, dimana sebagian besar fokus pada upaya untuk transisi energi,” ujar Sesmenko Susiwijono dalam keterangannya, Jumat , 25 November 2022.
Sementara Kepala Perwakilan Valerie Julliand menyambut baik kesempatan berdiskusi dengan Sherpa GCRG untuk solusi yang dibutuhkan. Ia juga mengapresiasi kesuksesan Indonesia pada Presidensi G20.
Lebih lanjut, UNRC menyampaikan perlunya menekankan info keselamatan dan upaya lembaga GCRG dalam penanganan pertentangan Rusia-Ukraina. UNRC juga membuka proposal pemberian dan kerja sama terhadap Indonesia dalam rangka brainstorming strategi penanganan krisis serta partnership dalam penyelesaian informasi krisis tiga dimensi.
Sedangkan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi selaku Co-Sherpa G20 Indonesia yang turut hadir dalam konferensi, menuturkan akreditasi pentingnya informasi keselamatan dalam penyelesaian problem ekonomi. Maka dari itu dalam deklarasi KTT G20 juga terdapat informasi terkait penanganan krisis.
“Dalam deklarasi G20, kami juga menyampaikan perlunya semangat perdamaian dan kolaborasi dunia di tengah krisis pangan, energi, dan keuangan global dan menjadikannya acuan dalam mengatasi triple crises tersebut,” ujar Deputi Edi.
Lebih lanjut, Deputi Edi juga menegaskan pentingnya PBB dalam upaya penyampaian budbahasa suasion untuk seluruh dunia dalam lembaga GCRG. Indonesia menyaksikan adanya saat-saat pasca penyelenggaraan G20 dalam merealisasikan langkah dan penyelesaian penanganan krisis global.
Momentum tersebut dapat terus berlanjut ke dalam Presidensi G20 India dan Keketuaan Indonesia pada ASEAN di tahun 2023.
Pada tingkat nasional, UNRC mampu mengundang sektor swasta untuk berkolaborasi dalam menolong negara-negara yang rentan.
“Sebagai salah satu champion GCRG, Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan kawan untuk mencari solusi simpel untuk mengatasi pengaruh krisis multi dimensi tersebut,” tegas Sesmenko Susiwijono.
Menutup pertemuan tersebut, Sherpa dan Co-Sherpa GCRG Indonesia beserta Kepala Perwakilan UNRC dan jajarannya setuju untuk melaksanakan kick-off meeting bareng dengan duta besar dari negara-negara yang menjadi champions GCRG untuk berkolaborasi dalam penanganan krisis.