Connect with us

Internasional

Uji Coba Roket Bikin Panik Warga, Militer Korsel Minta Maaf

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jakarta – Militer Korea Selatan meminta maaf terhadap warga karena telah mengakibatkan kepanikan balasan melakukan uji coba roket luar angkasa tanpa pemberitahuan.

Dikutip dari Korea Herald, Senin, 2 Januari 2023 mereka berjanji akan menyampaikan informasi dan membatasi insiden serupa di kala mendatang.

Kementerian Pertahanan Korsel membuktikan uji coba roket oleh Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) dikerjakan pada Jumat, 30 Desember 2022 malam di perairan lepas pantai barat. Uji coba dilaksanakan untuk menentukan kelayakan roket luar angkasa berbahan bakar padat bikinan dalam negeri itu.

Mereka memutuskan uji coba itu dibutuhkan dalam rangka menyiapkan diri untuk meluncurkan mikrosatelit yang dirancang untuk mengawasi aktivitas Korea Utara dan memperkuat kesanggupan pengawasan dan pengintaian militer.

Saat uji coba peluncuran roket itu, suatu cahaya abnormal tampakdi langit di sejumlah daerah Korsel. Banyak orang menerka cahaya itu berasal dari UFO atau rudal Korea Utara. Akibat insiden itu, polisi menerima ratusan telepon dari warga.

Sementara, kata Kementerian Pertahanan, uji coba roket luar angkasa itu mesti dilakukan pada malam hari karena aneka macam aspek, tergolong cuaca. Mereka juga berupaya meminimalisasi gangguan terhadap operasi perikanan di zona aman.

Kementerian Pertahanan menyatakan akan mencari cara agaruji coba roket di abad mendatang tidak akan mengkhawatirkan publik. Pemerintah akan mempersiapkan metode keteranganpublik sebelum uji coba peluncuran roket.

Pemerintah mengatakan pada uji coba peluncuran sebelumnya kesusahan menunjukkan pemberitahuan terhadap publik karena mampu mensugesti acara peluncuran. Namun, pemerintah tak menerangkan alasan mereka.

Sementara itu, ini bukan kali pertama militer Korsel gagal memperlihatkan gosip penting ihwal operasi mereka secara tepat waktu.

Internasional

Kisah Calo Sontekan Ujian Masuk Kampus Berakhir Jadi Buronan Interpol

DETAIL.ID

Published

on

Jakarta – Perempuan berusia 57 tahun, Poh Yuan Nie, menjadi buronan Polisi kriminal Internasional (Interpol) karena melarikan diri usai divonis empat tahun penjara. Ia terbukti mendapat ribuan dolar sebagai calo sontekan ujian sertifikasi GCE O Level untuk anak SMA.

Poh diburu setelah diyakini kabur keluar Singapura setelah hakim pengadilan menjatuhkan vonis kepadanya. Perburuan ini dimulai setelah Poh gagal menyerahkan diri kepada polisi usai vonis pengadilan ditetapkan.

Poh dan tiga anak buahnya kedapatan menjadi ‘agen rahasia’ yang memberi jawaban kepada siswa ujian dengan taktik terencana dan sistematis menggunakan sejumlah alat canggih seperti sistem bodycam, earphone, hingga perangkat bluetooth.

Menurut dokumen pengadilan awal, Poh, dan tiga komplotannya, Fiona Poh Min, Tan Jia Yan, dan seorang warga negara China bernama Feng Riwen, masing-masing dibayar 8.000 dolar Singapura (US$6.100) oleh seorang pria dari China untuk melakukan aksi tersebut.

Mereka diminta membantu enam siswa berusia antara 17 dan 20 tahun agar lulus ujian GCE pada 2016 sehingga mereka dapat masuk perguruan tinggi setempat. Pembayaran akan dikembalikan sepenuhnya jika siswa tidak lulus ujian.

Di bawah instruksi Poh, keenam siswa itu mengenakan earphone berwarna kulit dan menempelkan ponsel dan perangkat bluetooth ke tubuh mereka sehingga mereka dapat diberi jawaban oleh Tan yang juga menyamar sebagai siswa yang ikut mengerjakan soal ujian.

Dengan bantuan telepon kamera tersembunyi yang ditempel di dadanya, Tan menyiarkan langsung pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada Poh dan dua tutor lainnya di pusat bimbingan belajar, yang kemudian akan mengerjakan jawabannya dan memberikannya kepada para siswa.

Mereka lalu dibuat gaduh ketika seorang pengawas ujian mendengar suara-suara tidak biasa datang dari salah satu siswa, lalu ia berterus terang saat ditanyai.

Setelah persidangan selama setahun yang berakhir pada 2020, Poh dinyatakan bersalah atas 27 tuduhan kecurangan dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Red notice di Interpol kemudian menyertakan foto dan mencantumkan tuduhannya tentang “bersekongkol untuk melakukan kecurangan”.

Polisi Singapura, yang meminta pemberitahuan dari Interpol, mengatakan Poh akan memulai hukuman penjara pada September, tetapi kini tidak kunjung menyerahkan diri. Sedangkan tiga kaki tangannya saat ini telah menjalani hukuman penjara.

“Poh dihukum karena serangkaian pelanggaran menyontek, bersekongkol dengan siswa untuk menyontek dalam ujian GCE O Level pada 2016,” kata Kepolisian Singapura dalam sebuah pernyataan mengutip CNN, Sabtu , 4 Februari 2023.

Polisi juga membuat surat perintah lokal untuk penangkapannya.

“Dia diperintahkan pada September 2022 untuk menyerahkan diri untuk menjalani hukuman penjara, tetapi dia tidak melakukannya,” kata polisi.

Menurut Interpol, unit penegakan hukum global diminta menemukan dan menangkap orang-orang yang masuk dalam Red Notice, sambil menunggu ekstradisi, penyerahan, atau tindakan hukum lainnya.

Continue Reading

Internasional

3 Kontroversi Paludan, Bakar Al Quran hingga ‘Ngobrol’ Cabul ke Bocah

DETAIL.ID

Published

on

Jakarta – Politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan tak henti menjadi sorotan usai membakar Al Quran di Stockholm dan Copenhagen.

Aksi itu menuai protes dan kecaman dari berbagai pihak. Warga di sejumlah negara mayoritas Muslim bahkan menggelar demo merespons tindakan Paludan.

Rupanya ulah Paludan tak hanya itu. Berikut deret kontroversi politikus partai sayap kanan Stram Kurs tersebut.

1. ‘Hobi’ bakar Al Quran

Paludan membakar Al Quran bukan kali pertama. Pada 2022, ia tercatat melakukan hal serupa di berbagai kota di Swedia.

Pada 2020, Paludan juga melakukan aksi serupa saat berdemo di Malmo, Swedia.

Kemudian pada 2019, dia juga membakar Al Quran di Viborg, Denmark. Di tahun yang sama, Paludan dijatuhi hukuman percobaan 14 hari karena tuduhan rasisme.

2. Diduga dibayar Rusia

Media Swedia melaporkan jurnalis yang bekerja untuk media Rusia, Chang Frick, membayar Paludan agar melancarkan aksi itu.

Frick merupakan kontributor untuk media Rusia, Russia Today.

Jurnalis itu mengonfirmasi bahwa dirinya memang membayar Paludan. Namun, dia membantah meminta seseorang membakar Al Quran dan menepiskan aksi itu mengacaukan langkah Swedia masuk NATO.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto menilai Rusia mungkin terlibat dalam aksi Paludan.

Haavisto menyebut Paludan bisa saja memiliki hubungan dengan Rusia.

“Ada pertanyaan yang muncul apakah ada pihak ketiga yang berusaha mengacaukan, misalnya Rusia, atau pihak lain menentang keanggotaan NATO dan mencari provokasi untuk mencapai itu. Ini tak bisa dimaafkan,” ucap Haavisto, seperti dikutip Al Arabiya.

Finlandia telah menyelidiki keterlibatan Paludan dan Rusia.

Rusia selama ini memang getol mengganggu negara yang ingin bergabung dengan NATO. Mereka khawatir aliansi itu bisa membahayakan negaranya.

3. Ngobrol cabul ke bocah

Tak hanya melakukan penistaan terhadap Al Quran, Paludan juga memiliki rekam jejak cabul.

Pada Agustus 2021, ia sempat menceritakan hal-hal cabul ke anak di bawah umur di platform Discord.

Dalam platform itu, Paludan sempat menceritakan guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya di depan kelas.

Saat itu, padahal pendengar platform Discord dia adalah anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun.

Di lain waktu yakni pada 11 Agustus 2021, Paludan menceritakan aktivitas seksual antara anak di bawah umur dengan “anak laki-laki” di belakang toko. Anak itu berusia 14 tahun.

Tiga hari kemudian, ia bercerita dirinya telanjang saat berjalan di sekitar dapur, demikian dikutip TRT World.

(isa/bac)

Continue Reading

Internasional

Swedia Akui Aksi Paludan Bakar Al Quran Bikin Makin Sulit Masuk NATO

DETAIL.ID

Published

on

Jakarta – Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengakui aksi Rasmus Paludan membakar Al Quran membuat rencana Stockholm masuk Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) makin sulit.

Pasalnya, aksi provokatif itu membuat Turki, salah satu anggota NATO, makin menentang rencana Swedia masuk aliansi tersebut. Sebelum aksi Paludan terjadi, Turki juga menentang Swedia bergabung dengan NATO jika tak memenuhi sejumlah syarat yang dilayangkan Ankara.

“Kejadian dan aktivitas (aksi Paludan bakar Al Quran) di Swedia dalam beberapa pekan belakangan memperumit dialog yang sudah dekat dan penuh rasa hormat dengan Turki,” ucap Kristersson, melansir The Hour pada Jumat , 3 Februari 2023.

“Unjuk rasa yang dilakukan hanya segelintir kelompok bahkan hanya beberapa orang berdampak pada bagaimana Swedia di pandangan di luar negeri,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan tidak akan memberikan restu kepada Swedia buntut aksi Paludan membakar Al Quran di negara tersebut dua pekan lalu.

Sebaliknya, Erdogan mengatakan hanya akan memberikan restu kepada Finlandia.

“Kami mungkin menyampaikan pesan yang berbeda kepada Finlandia (terkait rencana masuk NATO) dan Swedia akan terkejut ketika mereka melihat pesan kami,” kata Erdogan dalam pidatonya pada Minggu , 29 Januari 2023.

“Tetapi Finlandia harus tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Swedia,” ucapnya, mengutip Reuters.

Kendati demikian, Finlandia menegaskan hanya mau masuk NATO bersama dengan Swedia. Kristersson bersama dengan PM Finlandia Sanna Marin pun tengah berusaha melobi kembali Turki agar memberikan restu dua negara itu untuk bergabung dengan NATO.

Kedua kepala pemerintahan itu sebelumnya menggelar pertemuan darurat di Stockholm, Kamis , 2 Februari 2023, setelah insiden Paludan bakar Al Quran.

“Kami bekerja sama. Kami melakukan kontak dekat setiap hari mengenai masalah ini,” ucap Marin saat konferensi pers bersama, Kamis , 2 Februari 2023.

“Tentu saja, kami ingin Turki dan Hungaria menyetujui permohonan kami [masuk NATO] secepat mungkin,” ujarnya lebih lanjut.

Ia berharap semua negara anggota NATO akan memberi restu Swedia dan Finlandia masuk aliansi tersebut.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan bahwa Stockholm tetap berkomitmen terhadap kesepakatan Madrid soal NATO.

“[Kesepakatan Madrid] itu sudah sangat jelas apa yang diperlukan Swedia untuk menjadi anggota NATO dan itu kami memenuhi syarat sesuai dalam kesepakatan trilateral,” ucapnya.

Kesepakatan Madrid merupakan hasil pertemuan Turki, Swedia, dan Finlandia di Spanyol pada 28 Juni 2022. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu cara kedua negara Nordik mendapat izin dari Turki untuk masuk NATO.

Continue Reading
Advertisement