Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, Selasa, peringatan dini tsunami diakhiri berdasarkan proses permodelan dan pengamatan pada area yang terdampak oleh gempa.
“Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG menuntaskan peringatan dini tersebut. Namun kami tegaskan bahwa perayaan ini bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau biar penduduk tetap berhati-hati dan tetap beraktivitas seperti biasa,” kata Dwikorita.
Dengan demikian, kata Dwikorita, peringatan dini tsunami tersebut dinyatakan telah selsai pada pukul 3.43 WIB.
Dwikorita menerangkan, pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar perhitungan waktu kedatangan tsunami sampai dua jam sehabis peristiwa gempa.
Selain itu, melalui pemantauan kenaikan titik paras air laut di empat titik dipastikan tidak terjadi peningkatan secara signifikan.
“Berdasarkan observasi dengan sistem ‘tide gauge’ di empat lokasi sekitar gempa yakni Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau pergeseran tinggi tampang air bahari yang signifikan,” katanya.
Berdasarkan keterangan BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,37° Lintang Selatan (LS) ; 130,23° Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah barat bahari Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 km.
BMKG menyimpulkan gempa tersebut terjadi akibat acara subduksi di Laut Banda dan menurut hiposenter gempa tergolong kategori menengah dengan prosedur gempa berbentukpergerakan naik (thrust fault).