Tak Kuat Mencium Bau Limbah, Sawal Terpaksa Pindah Rumah

Rumah Sawal yang berjarak 5 meter dari dinding kolam milik PT SGN. (DETAIL/Daryanto)
Rumah Sawal yang berjarak 5 meter dari dinding kolam milik PT SGN. (DETAIL/Daryanto)

DETAIL.ID, Merangin – Nasib pilu dialami Sawal (52), salah satu warga Desa Bungo Antoi, Kecamatan Tabir Selatan yang lebih dulu tinggal di lokasi PT Sumber Guna Nabati (SGN) terpaksa harus pindah rumah.

Pasalnya, lokasi limbah kolam satu milik PT SGN hanya berjarak sekitar 5 meter dari dinding rumahnya sehingga setiap harinya Sawal dan keluarga harus menghirup bau limbah yang bikin sesak dadanya.

”Saya tinggal di sini, sebelum pabrik SGN ini ada. Saat mereka membangun pabrik, kolam limbahnya sangat berdekatan dengan kolam nomor satu, tentu saja setiap harinya saya dan keluarga menghirup bau limbah yang busuk,” kata Sawal.

Bukan itu saja, kandang sapi miliknya yang beratap seng banyak yang jebol dan lapuk, sehingga membahayakan ternak peliharaannya.

“Seng rumah saya saja jika tidak dicat, udah pasti hancur, Pak. Semenjak pabrik beroperasi seng jadi mudah lapuk dan kepala pakunya saja habis,” ujarnya.

Namun sayangnya. Tidak ada sekalipun perusahaan yang peduli dengan kesulitan yang dideritanya. Bahkan tak sekalipun dapat bantuan dari pabrik yang hanya berjarak puluhan meter saja dari rumahnya.

“Saya tinggal di sini lebih dulu dari pabrik SGN, seng rumah saya banyak yang lapuk, kandang sapi terpaksa saya bongkar dan sekarang saya pindah rumah, tidak pernah sekalipun mereka peduli dengan kami,” ucapnya lagi.

Bukan itu saja, Sumur miliknya yang di buat juga tidak bisa dimanfaatkan sebab tercemar limbah, untuk konsumsi sehari-hari keluarga dirinya terpaksa mencari air sumur bersih .

“Sumur saja juga tidak bisa digunakan, kalau untuk kebutuhan sehari-hari keluarga harus mencari air sumur yang bersih, apa mereka peduli dengan kami, Kalau keberadaan pabrik tidak mempedulikan masyarakat sekitar pabrik, tutup sajalah,” ujarnya.

Pantauan DETAIL.ID, rumah sawal berada sangat dekat dengan kolam limbah PT SGN, yang dipagari seng, aroma limbah yang baru cukup terasa di dalam rumah Sawal.

Sementara untuk kebutuhan air bersih, keluarga Sawal mengandalkan tedmon air yang langsung ditadahkan ke seng rumahnya.

Sebelumnya, KTU PT SGN, Bangun Prakoso membantah tudingan itu. Ia bersikukuh limbah pabrik PT SGN tidak bermasalah.

“Kalau mau Bapak kalau mau cari informasi datang aja ke pabrik kita, biar tidak salah paham. Lagian limbah kita tidak ada masalah,” katanya membantah melalui pesan WhatsApp pada Selasa, 3 Desember 2024.

Reporter: Daryanto

Exit mobile version