PERKARA
Gara-gara Jumat Curhat, Tiga Pengguna Narkoba Dipastikan Lebaran di Sel

DETAIL.ID, Merangin – Menindaklanjuti curhatan tokoh masyarakat Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tabir, dalam program Jumat Curhat terkait maraknya penyalahgunaan narkoba di seputaran tempat tinggalnya, Sat Resnarkoba Polres Merangin pada Senin, 24 Februari 2025 sekira pukul 23:00 WIB, berhasil melakukan penangkapan terhadap para pelaku penyalahgunaan narkotika jenis sabu.
Penangkapan tersebut langsung dipimpin oleh Kasat Resnarkoba Polres Merangin, AKP Rezi Darwis, SH.,M.M. Dalam penangkapan tersebut, 2 orang tersangka berhasil diamankan, masing-masing berinisial J (42) yang merupakan warga Desa Rambah Rt.003/000 Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo bersama dengan rekannya S (39) warga Kampung 6, Kecamatan Margo Tabir, Kabupaten Merangin.
Kapolres Merangin AKBP Roni Syahendra, S.H.,S.I.K.,M.Si, saat dikonfirmasi awak media membenarkan penangkapan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika jenis sabu tersebut.
“Benar, anggota kita berhasil mengamankan 2 orang tersangka penyalahgunaan narkotika jenis sabu beserta barang bukti yang diduga narkotika jenis sabu dan saat ini keduanya masih dimintai keterangan terkait perannya masing-masing serta dari mana barang haram tersebut berasal,” ujar Kapolres.
Berdasarkan keterangan kedua tersangka bahwa barang haram tersebut didapat dari rekannya yang tinggal di Bungo, dan mendapatkan informasi tersebut selanjutnya langsung dilakukan pengembangan hingga tepatnya pada hari Rabu, 26 Februari 2025 sekira pukul 00.30 WIB, Tim berhasil mengamankan seorang tersangka berinisial R (36) yang merupakan warga Dusun Rambah RT 002 RW 00 Kec. Tanah Tumbuh, Kab. Bungo.
“Berdasarkan keterangan dari tersangka J (42) dan S (39), bahwa barang haram berupa narkotika jenis sabu tersebut, didapat dari rekanya yang tinggal di Bungo, selanjutnya tersangka yang berinisial R (36) juga berhasil kita amankan dan saat dikonfrontasi tersangka R mengakui bahwa narkotika jenis sabu yang disita dari tersangka J (42) dan S (39) didapat darinya,” kata Kapolres.
Dari ketiga tersangka turut disita barang bukti berupa 1 (satu) unit sepeda motor jenis Honda Revo warna hitam tanpa nomor polisi, 2 (dua) buah plastik klip ukuran sedang diduga berisi narkotika jenis sabu dengan berat bruto 6,09 gram, 1 (satu) buah kaca pirex diduga berisi narkotika jenis sabu dengan berat bruto 1,57 gram, 1 (satu) buah kompor, 1 (satu) buah alat hisap bong, 1 (satu) buah korek api gas,1 (satu) unit hp merk oppo warna hitam, 1 (satu) unit hp merk oppo warna merah, 1 (satu) unit hp merk nokia warna biru, dan 1 (satu) buah dompet warna coklat. Selanjutnya ketiga tersangka dan barang bukti langsung diamankan ke Polres Merangin.
“Guna mempertanggung jawabkan perbuatannya ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 112 ayat (2), Pasal 114 ayat (2), Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun penjara dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga), Di pastikan ketiganya lebaran di sel polres Merangin,” tutur Kapolres.
Reporter: Daryanto
PERKARA
JCC Disorot Kejaksaan, Sejumlah Pejabat Pemkot Jambi Dimintai Keterangan

DETAIL.ID, Jambi – Perkara dugaan korupsi terkait pembangunan Jambi City Center (JCC) masih terus bergulir di Kejaksaan Negeri Jambi. Sejumlah pejabat telah dimintai keterangan oleh penyidik kejaksaan.
Terbaru, ada Kabag Hukum Pemkot Jambi Gempa Awaljon Putra yang dimintai keterangan oleh penyidik Kejari Jambi. Usai keluar dari gedung Kejari Jambi, Gempa mengaku hanya ditanyai seputar tupoksinya di Bagian Hukum Pemkot Jambi.
“Karena memang saya kan baru menjabat di 2023. Sementara perjanjian itu kan jauh sebelum saya sebagai Kabag Hukum,” kata Gempa pada Jumat, 16 Mei 2025.
Gempa pun menolak menanggapi kasus tersebut. Dia berdalih bahwa saat ini penyidik masih menggali fakta-fakta. Soal tupoksi Kabag Hukum yang digali penyidik darinya dalam proses perjanjian antara Pemkot Jambi dengan PT Blis Property Indonesia dalam pembangunan JCC.
Gempa bilang bahwa peraturan yang mendasari perjanjian tersebut harus dilihat lagi. Dan lagi-lagi, Gempa menekankan bahwa dirinya baru menjabat Kabag Hukum Pemkot Jambi pada 2023.
“Karena kan perjanjian di 2014 ya, kita harus lihat lagi peraturan yang mendasari perjanjian tersebut,” ujarnya.
Selain Gempa, penyidik juga memanggil Asisten 1 Setda Kota Jambi Fahmi. Kepada sejumlah media, Fahmi mengakui bahwa dirinya ditanyai seputar PKS antara Pemkot Jambi dengan PT Blis dalam proyek JCC.
“Iya, saya yang tandatangani PKS,” ujar Fahmi.
Sebelumnya penyidik Pidsus Kejari Jambi juga telah memanggil Sekda Kota Jambi M Ridwan, Kepala DMPTSP, Kepala Bakeuda, hingga Kabid Aset Pemkot Jambi.
Adapun JCC dibangun di eks terminal pada tahun 2016 – masa Wali Kota Jambi Syarif Fasha dan rampung pada 2018 lalu dengan skema Build, Operate, and Transfer (BOT). Dalam PKS antara Pemkot dengan Pengembang, Pemkot Jambi digadang-gadang kala itu bakal mendapat kontribusi sebesar Rp 85 miliar dalam 3 tahapan.
Tahap lima tahun pertama 2016-2020 Pemkot mendapatkan pemasukan ke kas daerah senilai Rp 7,5 miliar. Namun kontribusi tahap kedua untuk 2021 – 2030 senilai Rp 25 miliar tidak terealisasi lantaran JCC tak kunjung beroperasi pasca selesai pembangunannya.
Dengan kondisi tersebut kontribusi ketiga senilai Rp 52,5 miliar pun disinyalir juga bakal tak terealisasi seiring dengan terbengkalainya JCC serta berkembangnya isu bahwa lahan dan bangunan JCC telah diagunkan sebagai jaminan oleh pihak pengembang sendiri.
Reporter: Juan Ambarita
PERKARA
Tek Hui dan Mafi Bersaksi dalam Perkara Didin, Lebih Banyak Jawab Tidak Tahu

DETAIL.ID, Jambi – Perkara narkotika yang menjerat Didin alias Diding kembali bergulir di Pengadilan Negeri Jambi dengan agenda keterangan saksi pada Rabu kemarin, 14 Mei 2025. Kali ini JPU menghadirkan Tek Hui dan Mafi Abidin guna untuk bersaksi atas perkara Didin.
Di muka persidangan, Tek Hui banyak menolak dari berbagai keterangan atas BAP nya yang dibacakan penuntut umum, sekalipun sudah ditandatangani olehnya saat di hadapan penyidik.
Melihat sikap Tek Hui, ketua majelis hakim Dominggus Silaban lantas menegaskan agar memberi keterangan yang sebenar-benarnya.
“Jika kamu menidakkan semuanya, sama dengan kamu membebaskan Diding dan memberatkan kamu. Kamu mau?” ujar Majelis Hakim.
Tek Hui pun lantas berubah pikiran dan mengakui kebenaran atas keterangannya sebagaimana dalam BAP. Ia juga bicara soal proses penangkapannya.
“Adik saya (Helen) subuh, baru saya (ditangkap di Jambi),” katanya.
Saudara sekaligus partner Helen dalam pusaran bisnis narkoba Jambi itu pun mengakui kenal dengan Didin. Pengakuannya kenal sekitar 3 tahun lalu di Pulau Pandan, saat ia menjenguk teman yang meninggal di Pulau Pandan.
Didin membenarkan keterangan Tek Hui. Sementara Mafi Abidin, yang berperan sebagai kaki tangan Tek Hui mengaku tak kenal dengan Didin. Namun dia mengakui beberapa kali mengantar barang ke Pulau Pandan atas perintah Tek Hui. Namun soal isi maupun sumber barang tersebut, Mafi mengaku tidak tahu.
“Sekitar 3 ons, tidak tahu apa isinya,” katanya.
Terungkap juga bahwa Mafi telah lama bekerja kepada Tek Hui. Mulai dari mengantar barang hingga menjaga lapak judi sabung ayam.
Namun berdasarkan pengakuannya, ia tidak kenal dekat dengan Didin. Bahkan ia lebih sering melihat Tek Hui bertemu Helen.
Reporter: Juan Ambarita
PERKARA
Nakhoda Tugboat Equator V Jadi Tersangka Usai Tongkang Tabrak Fender Jembatan Gentala Arasy

DETAIL.ID, Jambi – Nakhoda kapal tugboat TB Equator V ditetapkan sebagai tersangka dalam insiden tabrakan tongkang bermuatan batu bara dengan tiang fender Jembatan Gentala Arasy.
Penetapan ini diumumkan Direktorat Polairud Polda Jambi setelah penyelidikan di lokasi kejadian.
“Sudah ada penetapan tersangka, nakhoda,” ujar Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Jambi, AKBP Ade Chandra pada Senin, 12 Mei 2025.
Kepolisian juga menyita kapal tugboat dan tongkang yang masih bermuatan batu bara sebagai barang bukti.
“Barang bukti (tongkang) diamankan,” katanya.
Sebelumnya, insiden terjadi pada Kamis 8 Mei 2024 sekitar pukul 14.55 WIB saat kapal TB Equator V menarik tongkang Mega Trans II dari arah Mersam menuju hilir Sungai Batanghari.
Tugboat TB Equator V diketahui milik PT Rimba Megah Armada, sementara tongkang Mega Trans II milik PT Bangun Energi Indonesia.
Sementara kapal dikemudikan oleh nakhoda perempuan, Nur Kholifah Dirmayanti dengan pandu Safari Ramadhan. Kapal juga mendapat bantuan dari tugboat TB Sumber IV dalam pelayaran tersebut.
Direktur Polairud Polda Jambi, Kombes Pol Agus Tri Waluyo menyebutkan cuaca ekstrem diduga menjadi penyebab tertabraknya fender jembatan Gentala oleh tongkang batu bara yang ditarik tugboat TB Equator V.
“Hujan lebat dan angin kencang, pandangan terganggu dan tongkang tidak sempat bermanuver hingga akhirnya menabrak tiang fender jembatan,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita