TEMUAN
Nasib Kapal Rang Kayo Hitam, Terlantar 8 Tahun Terganjal Surat Hibah

DETAIL.ID, Tanjungjabung Timur – Wajah Kapal Motor Penumpang (KMP) itu tampak kusam. Ia yang diberi nama Rang Kayo Hitam sudah sewindu lamanya bersandar di pinggir Pelabuhan Dermaga Rantau Indah yang berada di Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi.
Rang Kayo Hitam adalah jenis kapal kapal Roll on – Roll off atau disingkat RoRo yang dibeli pemerintah pusat Rp 25 miliar pada tahun 2010. Ia diperuntukkan transportasi penyeberangan dua kecamatan: Muara Sabak Barak menuju Muara Sabak Timur.
Sejak pemerintah pusat menyerahkannya pada Kabupaten Tanjungjabung Timur pada tahun 2010, Rang Kayo Hitam hanya sempat beroperasi selama tiga tahun. Tugasnya selesai setelah Bupati Tanjungjabung Timur kala itu, Zumi Zola meresmikan Jembatan Muara Sabak pada 30 Maret 2014.
Setelah pensiun, Rang Kayo Hitam rusak. Pemerintah Kabupaten Tanjungjabung Timur terkendala surat hibah. Lagi pula, biaya perbaikan lumayan mahal, berkisar Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar.
Sebagian besar kerusakan kapal terjadi di bagian bawah. Apalagi kapal itu sempat terendam karena dekat baling-baling kapal bocor. Di beberapa bagian mesin, spare part-nya mesti diganti. Plus, badan kapal juga perlu dicat untuk menambah usia kapal itu.
Akibatnya, selama 8 tahun, Rang Kayo Hitam hanya teronggok di dermaga.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]
Sekretaris Dinas Perhubungan Tanjungjabung Timur, Rizaldi mengakui ada harapan masyarakat untuk mengubah fungsi kapal itu. Dari kapal penumpang hendak diubah menjadi kapal wisata atau fungsi lain.
“Masalahnya, mengubah fungsi kapal yang dimaksud tidak segampang membalikkan telapak tangan. Mengubah karoseri itu sulit. Sejak 2011 sampai detik ini bersifat operasional, belum dihibahkan secara total. Hasil diskusi dengan Kementerian Kementerian Kelautan, opsinya dihibahkan atau dikembalikan,” katanya seperti dilansir waktoe.id pada Selasa, 29 Juni 2021.
Lagi pula, menurutnya, hasil kajian Kementerian Kelautan yang turun ke lapangan, biaya perbaikan tidak sebanding. Ia menyarankan kapal itu dikembalikan. Namun usulan itu tengah dipertimbangkan pihak Kementerian Kelautan.
Menurut Rizaldi, kapal itu mestinya dihibahkan pemerintah pusat kepada Pemkab Tanjungjabung Timur pada tahun 2011. Namun, hibah tak kunjung dilakukan hingga akhirnya kapal itu rusak total dan tidak bisa dioperasikan.
Ia berharap, meski rusak, kapal itu dihibahkan ke Pemkab Tanjungjabung Timur. Namun perbaikannya ditangani terlebih oleh pemerintah pusat, baru dihibahkan.
Tapi kenapa nasib Kapal Rang Kayo Hitam terlantar selama 8 tahun?
Kapal RoRo menjadi pilihan utama Skotlandia pada tahun 1850-an. Di Indonesia, sejarah kapal serbaguna ini tak lepas dari terbangunnya pelabuhan Merak pada awal tahun 1912 oleh perusahaan Staatsspoorwegen atas penugasan dari Pemerintah Hindia Belanda.
Kapal Ro-Ro sendiri mampu memuat penumpang dan kendaraan. Kendaraan masuk (Roll-On) dan keluar (Roll Off) kapal dengan penggeraknya sendiri yaitu Rolling Cargo. Aspek operasional metode bongkar muat ini yang menjadi ciri khas kapal RoRo.
Tugasnya menjadi hilang saat transportasi darat terhubung dengan kehadiran jembatan. Sama halnya dengan nasib Kapal Rang Kayo Hitam. Nasibnya berubah menjadi seonggok besi tua tak berguna selama 8 tahun.
Reporter: Jogi Sirait

TEMUAN
Dugaan Bagi-Bagi Jatah Program P3-TGAI di BWSS VI Jambi, Tani Merdeka Indonesia Ungkap Keterlibatan 2 Dewan Ini…

DETAIL.ID, Jambi – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Jambi diduga sarat praktik bagi-bagi jatah. Informasi ini mencuat setelah Kepala BWSS VI Jambi, Joni Raslansyah disebut mengakui bahwa penentuan kelompok tani penerima program harus melalui dua politisi asal Jambi yakni H Bakri dan Edi Purwanto.
Keterangan tersebut disampaikan oleh sumber yang mendengar langsung pernyataan Kepala BWSS VI Jambi. Dalam pernyataan itu, Joni diduga mengatakan bahwa setiap kelompok tani yang ingin mendapatkan program P3A-TGAI wajib terlebih dahulu melapor kepada kedua politisi tersebut.
“Kalau ingin mendapatkan program P3A, mesti lapor dulu ke H Bakri dan Edi Purwanto. Karena itu pikir mereka,” ujar sumber menirukan pernyataan Joni Raslansyah.
Pernyataan ini menimbulkan kejanggalan karena program pemerintah seharusnya dijalankan secara profesional dan tidak diintervensi oleh pihak di luar struktur birokrasi. Sebagai pimpinan balai, Joni Raslansyah dinilai semestinya dapat memastikan pelaksanaan program secara adil dan merata di seluruh wilayah Jambi.
Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Jambi, Candra Andika turut menyoroti permasalahan tersebut. Ia menyebut banyak kejanggalan dalam pelaksanaan proyek irigasi P3-TGAI, termasuk buruknya kualitas hasil pekerjaan di lapangan.
“Kami memegang bukti buruknya kinerja Kepala BWSS VI Jambi, Joni Raslansyah. Jika sistem yang janggal ini tidak diperbaiki, kami akan menugaskan LBH Tani Merdeka Provinsi Jambi untuk melaporkan dugaan pelanggaran ini ke aparat penegak hukum,” kata Candra.
Candra juga menyebut pihaknya siap mengerahkan kelompok tani binaan untuk melakukan aksi serentak di seluruh kabupaten di Provinsi Jambi sebagai bentuk protes terhadap dugaan penyimpangan tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, belum diperoleh keterangan dari pihak BWSS VI Jambi, H Bakri, dan Edi Purwanto belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan keterlibatan mereka dalam penentuan penerima program P3-TGAI. (*)
TEMUAN
Soal Dugaan Pemalsuan Data Sespri Untuk PPPK, Pejabat BNN RI Bilang Begini…

DETAIL.ID, Jambi – Sampai saat ini, Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur, Emanuel Hendri Wijaya, yang tengah diterpa isu tak sedap terkait dugaan pemalsuan data pegawai honor dalam pengajuan PPPK TA 2025 ke BKN RI, masih jadi perbincangan menarik.
Namun pejabat BNN yang dalam waktu dekat bakal menduduki jabatan baru sebagai Kepala Bagian Umum BNN Provinsi Jambi tersebut, tampak tidak merespons sama sekali upaya konfirmasi yang dilayangkan awak media lewat WhatsApp.
Sementara itu Plt Kabiro SDM dan Organisasi BNN RI, Brigjen Pol Deni Dharmapala hanya merespons singkat terkait dugaan kasus pemalsuan yang menyeret nama Emanuel Hendri.
“Terima kasih, akan ditindaklanjuti,” kata Brigjen Pol Deni lewat pesan WhatsApp pada Kamis, 25 September 2025.
Emanuel Hendri Wijaya menarik perhatian lantaran diduga memalsukan dokumen masa kerja sekretaris pribadi/ajudan nya untuk PPPK TA 2025 ke BKN RI. Informasi dihimpun bahwa NN, sosok ajudan Hendri sebenarnya baru bekerja hitungan bulan sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim.
Namun oleh Hendri, dibuatkan seolah-olah sudah bekerja selama 2 tahun agar syarat mutlak minimal telah bekerja terpenuhi. Hal itupun tampak miris, sebab masih dalam lingkup BNNP Jambi yakni BNNK Jambi dan Batanghari terdapat honorer atau PPNPN yang tidak dapat diajukan menjadi PPPK lantaran belum mencapai masa kerja minimal 2 tahun.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Kepala BNNK di wilayah tersebut benar-benar mempedomani aturan yang disyaratkan okeh BKN RI.
Sementara Emanuel Hendri Wijaya sendiri dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu 24 September lalu, memilih untuk tidak merespons.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Kacau! Kepala BNNK Tanjungjabung Timur Diduga Palsukan Dokumen Buat Pengajuan Data PPPK Sesprinya

DETAIL.ID, Jambi – Dugaan pemalsuan dokumen dalam pengajuan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) TA 2025 oleh Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur terhadap sosok ajudan pribadinya, mencuat ke permukaan.
Informasi dihimpun dari sejumlah sumber terpercaya, Kepala BNNK Tanjabtimur, Emanuel Hendry Wijaya diduga turut serta membantu pemalsuan data atas sekretaris/ajudan pribadinya berinisial NN.
Padahal NN sendiri diketahui belum memenuhi kriteria untuk pengajuan PPPK, lantaran dia belum genap 1 tahun sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim. Sementara syarat mutlak untuk pengajuan PPPK yakni minimal sudah bekerja selama 2 tahun.
“Sampai sekarang kalau dihitung baru 11 bulan tapi laporan ke BKN. Dio buatlah lebih 2 tahun, pemalsuan data,” ujar salah seorang sumber yang meminta dirahasiakan.
Sementara itu, masih di instansi serupa informasi diperoleh bahwa di BNNK Kota Jambi maupaun di BNNK Batanghari terdapat PPNPN yang masa kerjanya kurang beberapa bulan dari syarat 2 tahun. Namun tidak dapat diajukan. Lantaran Kepala BNNK masing-masing mempedomani betul aturan yang disyaratkan oleh BAKN Pusat.
Sementara itu Kepala BNNK Tanjabtim, Emanuel Hendry Wijaya dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu, 24 September 2025, belum merespons hingga berita ini terbit.
Tim awak media masih terus menghimpun informasi lebih lanjut.
Reporter: Juan Ambarita