DAERAH
Komisi I DPRD Batanghari Kritik Pelayanan RSUD HAMBA Muara Bulian

DETAIL.ID, Batanghari – Komisi I DPRD Kabupaten Batanghari melontarkan kritik pedas terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HAMBA Muara Bulian. Pernyataan keras disampaikan salah satu anggota Komisi I Fraksi Partai Demokrat, Camelia Puji Astuti.
“Saya kadang-kadang bingung, seandainya tidak ada rasa melayani, kenapa memilih bidang pekerjaan yang harus melayani,” kata Camelia melalui pengeras suara saat dalam acara reses anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai NasDem, Hasbi Anshory.
Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Batanghari ini meyakini saat perawat masuk bekerja di rumah sakit, tidak 100 persen perkara materi. Namun sebaliknya adalah perkara membantu orang, melayani orang dengan sebaik-baiknya.
“Pasti ada sedikit rasa di hati Bapak Ibu perawat ini, bahwa ini pekerjaan yang membawa pahala. Mengurus orang sakit itu pahalanya besar. Tapi jangankan dapat pahala, untuk tidak berdosa saja sudah sulit,” ucapnya.
Putri mantan Bupati Batanghari periode tahun 1980 hingga tahun 1991, Hasip Kalimuddin Syam pernah mengalami perlakuan kurang pantas saat ingin menjenguk keluarga yang sedang dirawat.
“Saya yang tidak sakit pernah ke rumah sakit ini dan bertanya kepada perawat yang duduk di ruang tunggu. Ketika mereka ngobrol, seakan-akan pertanyaan saya mengganggu. Padahal mereka tidak sedang melayani pasien, tapi sedang mengobrol. Kebiasaan ngobrol ini jangan menjadi budaya di saat kita bekerja di tempat orang antara hidup dan mati,” ujarnya.
Ia meminta manajemen RSUD HAMBA Muara Bulian berbenah. Orang yang bekerja di rumah sakit ini adalah benar-benar orang yang memiliki background untuk melayani orang di rumah sakit. Baik itu ASN, honorer maupun Tenaga Sukarela (TKS).
“Karena kalau tidak, ini menyangkut orang sakit. Masih banyak tempat lain yang kira-kira lebih pas. Karena kalau kita melayani orang sakit, ini luar biasa sekali ya Bu Direktur,” katanya.
Camelia merasa senang kalau Komisi I DPRD Kabupaten Batanghari menjamin pasien diterima pihak rumah sakit. Tapi bagaimana dengan masyarakat Batanghari yang di luar jangkauan Komisi I.
“Mereka tidak memiliki keluarga orang penting dan sebagainya. Tadi Bang Hasbi bilang kalau di Malaka itu tenaganya lebih profesional,” ujarnya.
Baca Juga: Hermina Basri: Pegawai Tak Memiliki Rasa Melayani akan Diputus Hubungan Kerja Sama
Ia bilang setiap tiga bulan membawa orang tua ke Malaka. Sewaktu ayahnya dirawat, perawat memberi obat ke ayahnya sangat santun sembari bilang, ”Pak baca bismillah dulu Pak, mudah-mudahan Bapak cepat sembuh. Yang seperti ini berpengaruh kepada seorang pasien. Tapi kalau dibentak atau kalau memberikan obat seakan-akan terganggu, bisa-bisa pasien tambah sakit,” katanya.
Pasien rawat inap RSUD HAMBA Muara Bulian, kata Camelia, (mohon maaf) mayoritas orang miskin. Kalau pasien kaya, pasti memilih dirawat rumah sakit swasta.
“Jadi mudah-mudahan dengan hadirnya Pak Hasbi Anshory di sini, saya juga baru tahu ternyata tidak digaji dan sebagainya, tentu masalah Bapak dan Ibu banyak sekali dan mungkin terbawa ke tempat kerja, mudah-mudahan ini didengar Pak Hasbi,” ucapnya.
Ibu dua anak ini berjanji bersama teman-teman DPRD Kabupaten Batanghari akan berusaha memperjuangkan keluhan pegawai. Namun dia betul-betul berharap kepada manajer rumah sakit dan perawat, pelayanan rumah sakit ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
“Memang masyarakat kita ini pendidikannya lain-lain. Mungkin Bapak Ibu tidak salah juga sudah memberi pemahaman berkali-kali tapi tidak mengerti. Tugas kita adalah membuat mereka mengerti. Sehingga mereka bisa menerima pelayanan terbaik dari rumah sakit ini,” ujarnya.
Reporter: Ardian Faisal
DAERAH
Parade Puisi Mahasiswa Universitas Merangin, Ini Kata Sastrawan Asia Tenggara

DETAIL.ID, Merangin – Parade puisi yang digelar oleh mahasiswa universitas Merangin (UM), prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang digelar di aula kampus Universitas Merangin.
Acara itu menampilkan pembacaan puisi, oleh mahasiswa mahasiswi UM, dengan membaca karya karya penyair Chairil Anwar dan karya sastrawan Yanto Bule dan Asro Almurthawy yang dikenal sebagai sastrawan Asia Tenggara.
Beragam gaya pembacaan dan juga pantun ditampilkan, dengan menghadirkan Wakil Rektor III Dr Ali Basroh, Dosen Bahasa Indonesian Wiko Antoni Mpd, Baitullah MPD dan Khairul Anwar Mpd.
Bukan hanya tampilan parade puisi, kegiatan tanya jawab proses kreatif para sastrawan Asro Almurthawy dan Yanto Bule yang sudah menulis puluhan buku.
“Kegiatan ini merupakan proyek mahasiswa mahasiswi prodi bahasa dan sastra Indonesia, dan bentuk nyata hasil pembelajaran di kampus,” kata Wiko Antoni pada Rabu, 2 Juli 2025.
Sementara itu Warek III UM, Dr Ali Basroh, mengatakan bahwa kegiatan parade puisi menjadi kegiatan yang menarik dengan menghadirkan langsung pelaku seni itu sendiri, seperti sastrawan yang ada.
“Kehadiran sastrawan Asia Tenggara, Asro Almurthawy dan Yanto bule, memberikan warna bagaimana proses kreatif mereka berkarya sehingga ilmu mereka bisa kita serap dan bisa di aplikasikan mahasiswa kita baik di kampus dan luar kampus,” ujar Ali.
Terpisah Asro Almurthawy sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa UM. Ia berharap kegiatan ke depan semakin baik dan menjadi agenda rutin kampus.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, Semoga ke depan makin baik dan anak anak UM bisa berkarya secara nyata,” kata Asro.
Citra Losa Ismail, Ketua Panitia Parade Puisi mengaku bangga dengan kegiatan yang dilaksanakan di aula kampus UM. Semua mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia semester IV, dengan dihadiri mahasiswa mahasiswi semester II kelas A, kelas B dan RPL.
“Terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya kegiatan parade puisi. Proyek kawan-kawan Prodi bahasa dan sastra Indonesia, semoga kegiatan berikutnya makin baik lagi, dan bisa menghasilkan ilmu dan pengalaman baru pada proses belajar di UM,” ucapnya.
Reporter: Daryanto
NIAGA
DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.
Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.
Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.
“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.
Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.
“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.
Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.
“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
DAERAH
Pameran Seni Rupa Dulu, Kini dan Nanti, Seniman Tetap Berangkat dengan Biaya Sendiri

DETAIL.ID, Merangin – Pameran seni rupa satu kegiatan yang sangat dinanti para seniman. Khususnya para perupa di Merangin yang dikenal memiliki kekhasan sendiri dalam berkarya. Meskipun lolos kurasi dari ratusan peserta pameran yang diikuti oleh perupa se- Jambi namun lagi-lagi nasib para seniman Merangin dari dulu, kini dan nanti masih tetap berbiaya sendiri.
Dengan keterbatasan biaya yang dimiliki para perupa Merangin harus berjibaku menyisihkan biaya sendiri untuk berangkat mengikuti pameran Temu Karya Perupa se-Provinsi Jambi di Taman Budaya Jambi, yang digelar pada 23-29 Juni mendatang.
Lagi-lagi para perupa Merangin bisa meloloskan 16 lukisan dari ratusan peserta yang mengikuti seleksi.
“Ada sekitar 120 orang perupa se-Provinsi Jambi, yang ikut seleksi.Alhamdulillah Merangin ada 16 karya yang lolos kurasi dan bisa ikut pameran di Taman Budaya Jambi. Ini wujud kecintaan kita terhadap Kabupaten Merangin agar bisa sejajar dengan kabupaten lainya di Jambi,” kata Bayu Kumara, salah satu perupa Merangin pada Selasa, 24 Juni 2025.
Meskipun penuh dengan keterbatasan, semangat perupa Merangin tetap menyala hngga akhir kegiatan mendatang.
“Untuk konsumsi sehari-hari kami iuran, biar makan satu makan semua, pokoknya tetap semangat untuk menunjukkan perupa masih ada di Merangin ini,” ujarnya.
Sementara itu Asro Almurthawy, Ketua Dewan Kesenian Merangin mengaku prihatin atas tidak adanya perhatian dari dinas terkait terhadap para seniman Merangin khususnya perupa Merangin yang ikut pameran di ajang tahunan.
“Prihatin sekali. Dari dulu, kini dan nanti seniman di Merangin masih terpinggirkan. Kapan pemerintah akan peduli dengan mereka. Harusnya kalaupun tidak dibantu biaya, fasilitasi mereka untuk mengirim karya saja sudah luar biasa,” kata Asro Almurthawy, seniman yang karya tulisnya diakui di Asean ini.
Asro mendorong agar pemerintah daerah bisa menyediakan ruang berekspresi bagi para seniman Merangin, Jika perlu buat ajang pameran di Merangin agar Kabupaten Merangin makin diakui dunia luar.
“Mari sama-sama bersinergi membangun kesenian di Merangin, berikan ruang kepada mereka untuk mengekspresikan kegelisahan mereka lewat karyanya, Jika perlu buat pameran di Merangin, dan saya sangat yakin Bapak Bupati Merangin bisa mewujudkan mimpi-mimpi seniman Merangin,” ucapnya.
Sementara itu dari 15 perupa yang ikut pameran seni rupa di Taman Budaya Jambi adalah Yatno, Bayu Kumara, Alhendrady, Heri Garsi, Tallen Alfaru, Akio Naufalino Nugroho, Defifa Echa Shalwa, Algafabi Danu Hermansyah, Jauza,Sofia, Imam Rasid Daulay, Agi, Meinanda Salsabila Kusuma, Gia, dan Respati Rahmad Prabowo.
Reporter: Daryanto