NIAGA  

Sampaikan Pengeluaran Ekonomi Triwulan IV 2019, Ini Kata Kepala BPS Wahyudin

Ekonomi
Kepala BPS Provinsi Jambi, Wahyudin ketika menyampaikan Triwulan IV tahun 2019. (DETAIL/Syahrul Husni)

DETAIL.ID, Jambi – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Wahyudin menyampaikan sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019 terhadap triwulan IV-2018 sebesar 3,59 persen ditambah didorong oleh Pertumbuhan Komponen Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,97 persen diikuti komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 3,42 persen.

Sebaliknya Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) dan ekspor justru menurun masing-masing sebesar 2,27 persen dan 1,51 persen.

Sementara itu, ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV-2019 terhadap triwulan III-2019 (q-to-q) tumbuh sebesar 2,38 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh komponen Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar 31,68 persen diikutinya oleh pertumbuhan PMTB mencapai 4,11 persen.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]

“Perekonomian Jambi secara keseluruhan itu dari quartal to quartal, dari triwulan III ke triwulan IV-2018 sebesar 3,59 persen, tapi secara keseluruhan secara komulatif triwulan I sampai ke triwulan IV tahun 2019 kita tumbuh sebesar 4,40 persen,” ujar Wahyudin kepada detail, Rabu (5/1/2020) di Kantor BPS Provinsi Jambi.

Dirinya mengatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi komulatif triwulan IV-2019 mencapai 4,40 persen lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama pada tahun 2018 sebesar 4,74 persen, pertumbuhan tertinggi triwulan IV-2019 dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang mencapai 10,69 persen diikuti Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani rumah tangga sebesar 7,61 persen dan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,30 persen.

“Tahun lalu kita 4,74 persen, pada tahun 2017 sebesar 4,60 persen, jadi ini kita tumbuh tapi tumbuhnya melambat,” katanya.

Melambatnya pertumbuhan ini disebabkan oleh beberapa komoditi yang mengalami penurunan harga yaitu batu bara dan karet.

 

Reporter: Syahrul Husni 

Exit mobile version