DETAIL.ID, Jakarta – Bank Indonesia (BI) terus meningkatkan kebijakan dan instrumen dalam upaya menjaga stabilitas rupiah. Wabah virus corona yang meluas sejak Februari lalu, membuat mata uang menjadi anjlok, dan saat ini telah menembus Rp16.560 per dolar Amerika Serikat
Untuk mengatasi agar rupiah tidak terpuruk lebih dalam, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, bank sentral telah menginjeksi likuiditas hampir Rp300 triliun sebagai langkah stabilisasi kurs rupiah. Hal ini dilakukan untuk intervensi melalui pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), maupun pasar sekunder.
“Kami terus melakukan langkah-langkah, semua instrumen BI kami lakukan, kami perkuat, bagaimana melakukan stabilisasi di pasar valuta asing, khususnya stabilisasi nilai tukar rupiah, Stabilisasi di pasar keuangan, maupun juga bersama pemerintah dan OJK menyediakan berbagai aspek berkaitan penyediaan pembiayaan dari perbankan,” ujar Perry, Seperti dilansir SINDOnews (24/3/2020).
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” newsticker_animation=”vertical” number_post=”8″ post_offset=”2″]
Dia melanjutkan upaya stabilisasi tersebut salah satunya dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas asing di pasar sekunder senilai Rp168,2 triliun. Serta, repo yang dilakukan perbankan senilai kurang lebih Rp55 triliun.