DETAIL.ID, Surabaya – Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya mengambil tindakan karena masker semakin sulit dicari, harga dan permintaan juga semakin tinggi.
Sejak ramainya virus corona di Wuhan, China atau mulai Januari 2020, Risma memerintahkan jajarannya di Pemkot Surabaya secara diam-diam untuk menimbun masker. Pembelian dan penyetokan masker dilakukan sebelum ada kasus virus corona di Indonesia. Tujuannya agar tak terjadi kepanikan.
“Begitu ada kejadian (virus corona mewabah) di Wuhan, China, saya langsung stok (masker). Saya enggak ngomong supaya warga enggak panik,” ujar Risma, Surabaya seperti dilansir Kumparan, Selasa (5/3/2020).
Masker nantinya akan dibagikan ke warga Surabaya bila kasus virus corona mulai muncul di Indonesia. Meski demikian, Surabaya dinilai masih aman dari potensi penyebaran virus corona.
Setelah ramai isu corona, Pemprov DKI Jakarta melalui BUMD PD Pasar Jaya, menambah stok masker. Masker ini nantinya dijual kepada masyarakat di tengah kelangkaan stok. PD Pasar Jaya membeli 1.450 boks masker, di mana 1 boks terdapat 50 lembar masker.
Masker tersebut akan dijual ke warga Jakarta Rp300 ribu per boks, dengan harga per lembarnya Rp6.500. Harga ini jauh lebih mahal dari klaim BUMN PT Kimia Farma. Kimia Farma diminta menjual masker sebesar Rp2.000 per lembar, dengan kuota 2 lembar masker setiap transaksi.
Terkait harga masker Rp300 ribu per boks, Manajer Bidang Umum dan Humas Perumda Pasar Jaya Gatra Vaganza mengaku sedang dalam rapat, sehingga hanya bisa membalas pesan via WhatsApp. Namun, ia tak merespons konfirmasi saat ditanya harga masker yang bakal dijual Rp300 ribu per boks tersebut.
Discussion about this post