DETAIL.ID, Jakarta – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dikabarkan akan kembali bekerja di Downing Street 10 pada pada Senin (27/4) esok hari setelah pulih melawan virus corona.
Sebelumnya, Johnson sempat dirawat di Rumah Sakit St Thomas London setelah menunjukkan gejala infeksi virus corona pada 5 April lalu. Ia dirawat dalam unit perawatan intensif selama tiga hari dan baru keluar dari rumah sakit pada 12 April. Setelah itu, ia menghabiskan dua pekan di Kota Chequers selama masa pemulihan.
Sumber Daily Mail menyatakan Johnson kemungkinan akan bekerja paruh waktu untuk sementara.
“Perlu waktu sebelum ia bisa bekerja 14 jam sehari lagi,” ujar sumber Daily Mail itu, dikutip Minggu (26/4/2020).
Saat kembali bekerja, Johnson harus menghadapi sejumlah kritik terkait penanganan wabah itu di negaranya. Mulai dari angka kematian yang terus menanjak hingga kurangnya Alat Perlindungan Diri (APD) dan minimnya pengetesan, khususnya untuk garda terdepan petugas kesehatan dan pekerja sosial.
“Pemerintah belum selincah yang seharusnya,” ujar Ketua Dewan Asosiasi Medis Inggris Chaand Nagpaul kepala Sky News, seperti dilansir dari AFP.com.
Selain itu, Johnson juga harus menghadapi tuntutan soal strategi Inggris dalam mengakhiri karantina wilayah yang dilakukan demi mengerem penyebaran wabah virus corona. Sebab, kebijakan itu telah menghantam perekonomian Inggris.
Bahkan, pada Kamis (23/4/2020) lalu, The Bank of England mengingatkan Inggris tengah menghadapi resesi terburuk selama beberapa abad terakhir.
Sebagai catatan, Inggris menerapkan kebijakan lockdown mulai 23 Maret yang kemudian diperpanjang pada 16 April dan akan dievaluasi pada 7 Mei mendatang.
Pemerintah Inggris sejauh ini menolak untuk berspekulasi kapan kebijakan itu akan berakhir mengingat sejumlah ahli tak yakin Inggris telah melalui puncak wabah itu.
Berdasarkan data John Hopkins University, per Minggu (26/4/2020), kasus virus corona di Inggris telah menembus 149.569 kasus di mana 20.319 di antaranya meninggal.
Discussion about this post