Desain Bilik Disinfektan
Joddy melihat bilik disinfektan yang dibuat masyarakat ataupun perkantoran saat ini kurang tepat karena menggunakan sistem tertutup dan waktu kontak antara permukaan tubuh dan cairan disinfektannya cukup lama.
Dia berkata, hal itu dikhawatirkan membuat sebagian kabut cairan disinfektan terhirup ke dalam sistem pernafasan.
Menurut Joddy, desain bilik disinfektan yang baik adalah terbuka dan menggunakan konsep walk through chamber. Sehingga, dia berkata orang disemprot cairan disinfektan bisa tetap berjalan.
“Bilik disinfektan yang tertutup sebetulnya tidak disarankan apalagi dengan sistem tertutup, khawatir ada cairan disinfektan yang terhirup,” ujar Joddy
Untuk sistem walk through chamber, Joddy berkata dapat dibuat cukup memanjang dengan memperhitungkan antara waktu kontak cairan disinfektan dengan jumlah langkah. Idealnya, dia menyebut, waktu kontak untuk sistem walk through chamber maksimum 10 detik.
Batasa waktu itu, lanjut dia, berdasarkan hasil uji laju antimikroba yang menyebut sodium hipoklorit dapat mematikan mikroba patogen dalam 10 detik.
“Disarankan memang jangan terlalu sering menggunakan cairan disinfektan karena di tubuh manusia ataupun di permukaan tubuh terdapat mikroba-mikroba ataupun enzim-enzim baik yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh,” ujarnya.
Discussion about this post