Keluh Kesah Kisah Bapak Belanja ke Pasar, Jadi Sadis Menawar karena Takut Dimarahi Istri

Keluh Kesah Kisah Bapak Belanja ke Pasar, Jadi Sadis Menawar karena Takut Dimarahi Istri
Ilustrasi (Detail/ist)

Berani menawar karena “diomelin” istri

Chandra mengungkapkan, karena sudah berganti peran, dia pun harus menyesuaikan diri, misalnya berani menawar harga kepada pedagang seperti halnya kaum ibu.

“Awalnya sih nggak pernah nawar. Ya, kayak laki-laki deh. Datang, lihat, beli. Malas nawar. Nah, sampai di rumah kan ditanya tuh harganya, kita jawab, eh diomelin orang rumah (istri) karena kemahalan,” kata Chandra.

Chandra pun mencoba di aktivitas belanja berikutnya. Membeli keperluan dapur dan stok mie instan. Dia mencoba menawar harga.

“Tapi gimana ya, kita, laki-laki, udah nawar dan ngerasa harganya murah, sampai di rumah kok dibilang masih mahal? Hahaha,” kata Chandra, tawanya berderai.

Berbelanja tiga hari sekali

Lain lagi yang dikatakan Sukma Adji (35) warga Sumber Rejo, Kecamatan Kemiling. Adji mengaku jika berbelanja ke pasar jarang sekali menawar harga dari pedagang.

Adji mengatakan, bukan karena dia punya banyak uang, tetapi diukur dari keefektifan waktu.

“Biar nggak lama-lama. Males ribet saya, Mas. Harganya juga sebenarnya masih masuk akal,” kata Adji, juga saat dijumpai di Pasar Gintung.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” newsticker_animation=”vertical” number_post=”8″ post_offset=”2″]

Adji menambahkan, supaya tidak lama berbelanja, biasanya dia berbelanja tiga hari sekali.

“Paling kebutuhan makan dan dapur. Kalau per minggu belanja, terlalu banyak yang harus dibeli,” kata Adji.

Exit mobile version