DETAIL.ID, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (12/5/2020), dibuka terkoreksi 0,12% ke level 4.633,49. Hingga ada 09:16 WIB, IHSG terkoreksi 0,3% ke level 4.625,23.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Penurunan ini terjadi setelah pelaku pasar cemas dengan perkembangan dialog dagang antara Amerika Serikat dan China serta risiko gelombang kedua serangan virus corona.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengesampingkan janji negosiasi perjanjian dagang yang sudah ditandatangani dengan China. Bahkan, dalam konferensi persnya, ia berujar sudah tak tertarik melakukan itu lagi.
“Saya tidak tertarik dengan itu,” ucapnya saat ditanyai wartawan soal keinginan China bernegosiasi lagi soal kelanjutan damai dagang pada Januari 2020 itu.
“Bahkan tidak walau sedikit. Mari kita lihat apakah mereka memenuhi kesepakatan yang ditandatangani,” ujarnya.
Pernyataan Trump ini membuat proses perdamaian perang dagang terancam. AS dan China sebelumnya terjebak perang tarif selama dua tahun lebih dan saat itu ekonomi dunia sangat terpengaruh pertikaian kedua negara.
Padahal Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer serta Menteri Keuangan Steven Mnuchin sempat menyebut akan mengimplementasikan tahap satu kesepakatan pada pekan kemarin.
Di mana perjanjian itu berisi administrasi Trump setuju menunda kenaikan tarif pada barang China. Sementara China juga akan meningkatkan pembelian produk AS hingga US$ 200 miliar, atau lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2017.
Sebagaimana diketahui, hubungan AS dan China memang kembali memanas karena COVID-19. AS mengatakan memiliki bukti virus terkait laboratorium virologi di negeri Tirai Bambu.
Lalu data US Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan, jumlah pasien corona di Negeri Adidaya per 10 Mei adalah 1.300.696 orang. Naik 2,09% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Angka ini sedikit lebih tinggi dari laju kenaikan harian pada 9 Mei yaitu 2,08%. Oleh karena itu, timbul ketakutan bahwa akan terjadi serangan pandemi virus corona jilid 2 di Amerika Serikat (AS).
Discussion about this post