DETAIL.ID, Moskow – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan status darurat pada negara itu, khususnya wilayah Siberia Utara.
Hal tersebut dilakukan setelah minyak tumpah dalam jumlah yang sangat besar, yang mengubah warna sungai Ambarnaya dan menimbulkan kerusakan signifikan di Arktik.
Dilanir dari The Washington Post, minyak yang tumpah adalah diesel, sebanyak 20.000 ton.
Ini terjadi setelah sebuah tangki bahan bakar di pembangkit listrik di wilayah Norilsk rubuh akibat lapisan es yang mencair, Jumat pekan lalu.
Tumpahan minyak disebut terus meluas hingga tujuh mil dari lokasi kejadian. Kelompok lingkungan menyebutnya kecelakaan besar dalam sejarah Rusia modern.
“Terbesar dalam sejarah Rusia,” kata kelompok lingkungan WWF Rusia, Aleksei Knizhnikov, Jumat (5/6/2020).
Komite investigasi Rusia juga menahan pengelola pembangkit yang diketahui merupakan bagian dari pabrik nikel terbesar dunia, Norilk Nickel. Bahkan ia akan dijerat dengan UU kriminal.
Dilansir dari CNBC International, Putin yang marah besar dan mempertanyakan langkah yang sudah diambil untuk mengatasi peristiwa tersebut.
Dikutip dari Reuters, ia bahkan menegur gubernur karena petugas baru mengetahui kejadian ini setelah dua hari, dari media sosial.
“Apa yang kita pelajari tentang situasi darurat dari media sosial? Apakah Anda tidak mengetahuinya?,” kata Putin.
Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi di 2016 oleh perusahaan yang sama. Perusahaan dan Kementerian Darurat Rusia telah mengirim ratusan personil untuk membersihkan tumpahan minyak itu.
Sejauh ini, setidaknya baru ada 340 ton minyak yang terkumpul. Setidaknya butuh 10 tahun. kata Menteri Lingkungan Hidup Rusia Elena Panova, untuk membuat ekositem di wilayah itu kembali pulih.
Discussion about this post