DETAIL.ID, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum bisa memberi jaminan bagi vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik V yang diproduksi oleh Rusia, karena menurut mereka masih harus melewati tahap prakualifikasi.
“Kami berhubungan erat dengan otoritas kesehatan Rusia dan diskusi sedang berlangsung sehubungan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin WHO, tetapi sekali lagi prakualifikasi vaksin apa pun mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat dari semua data keamanan dan kemanjuran yang diperlukan,” kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, dalam jumpa pers di Swiss, seperti dilansir Associated Press, Rabu 12 Agustus 2020.
Peneliti rekanan senior di Universitas Southampton, Michael Head, menyatakan meragukan kemanjuran vaksin Sputnik V. Dia menduga vaksin itu hanya diuji ke beberapa orang, dan pemerintah Rusia dinilai terlalu terburu-buru dalam menyetujui vaksin itu.
Menurut standar dunia, uji klinis tahap tiga sebuah vaksin harus melibatkan sekitar 10 ribu orang dan memakan waktu berbulan-bulan.
Tahap itu juga dinilai menjadi satu-satunya tahapan eksperimen untuk menguji apakah vaksin itu aman dan manjur.
Sebagai perbandingan, uji tahap akhir vaksin di Amerika Serikat mewajibkan untuk diuji coba kepada 30 ribu relawan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan penggunaan vaksin Sputnik V sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan Rusia.
Dia mengklaim salah satu dari dua anaknya menjadi relawan dalam uji klinis vaksin.
Rusia menyatakan akan segera memproduksi massal vaksin Covid-19 itu dan menghasilkan beberapa juta dosis per bulan pada tahun depan.
Putin mengatakan vaksin itu akan menjalani uji klinis tahap tiga di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Filipina. Satu negara lagi, Brasil, masih dalam penjajakan.
Discussion about this post