DETAIL.ID, Jambi – Aliansi Masyarakat Anti Manipulasi dan Korupsi (AMPUTASI) pada Jumat, 4 September 2020 mendemo kantor Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) Provinsi Jambi.
Anang Irianto, Koordinator Lapangan AMPUTASI menuding dugaan kuat persekongkolan jahat yang dilakukan oleh oknum-oknum pejabat di UKPBJ.
Anang menduga oknum-oknum pejabat itu telah menyalahgunakan wewenang dan jabatannya dengan menguntungkan oknum kontraktor yang merupakan keluarga penguasa.
“Selama ini kita menduga ada dugaan keterlibatan oknum pejabat UKPBJ Provinsi Jambi yang dengan sengaja memberikan HPS, OE dan EE (RAB) kepada pihak rekanan sebelum rekanan tersebut ikut tender dan melakukan penawaran kegiatan proyek,” katanya.
Kemudian, kata Anang, ketika rekanan akan mengupload dokumennya diduga diperiksa lebih dulu oleh oknum-oknum tersebut untuk mengecek kelengkapan persyaratan tender apakah sudah sesuai dengan HPS yang telah dibocorkan.
“Jadi bagaimana mungkin pihak rekanan lain bisa menang?” ujar Anang geram.
Menurutnya, hal ini sudah melanggar aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Ia berkata, tidak boleh ada monopoli proyek dan persaingan usaha yang tidak sehat. Begitu juga terkait penyalahgunaan wewenang dan jabatan.
“Modusnya apabila ada rekanan lain yang penawarannya lebih rendah atau dokumennya lengkap, pasti prosesnya selalu berubah jadwal. Bahkan sampai lima kali perubahan, hingga rekanan yang “dijagokan” pihak UKPBJ dimenangkan,” ucap Anang.
Sementara itu, Abdullah, Ketua LSM JPK mempertanyakan efisiensi waktu berjalannya kegiatan-kegiatan APBD ini. “Ini sudah triwulan akhir, kapan lagi kontraktor bekerja kalau proses di UKPBJ saja masih berubah terus jadwalnya. Semuanya online kenapa banyak kontraktor pada ngumpul tiap malam sampai subuh?” tanya Abdullah.
Anca Firmansyah dalam orasinya, mengutuk keras adanya dugaan persekongkolan di dalam UKPBJ. “Proses tender selalu diulang terus, ada permainan apa ini?” kata Anca bertanya.
Pihak UKPBJ Provinsi Jambi diwakili Agus akhirnya menerima para pengunjuk rasa. Menurut Agus, prosesnya bukan di sini saja. Ada berbagai proses yaitu mulai dari perencanaan, seleksi dan pemenang.
“Kalau dari perencanaan bahan-bahan terlambat diberikan oleh OPD, kami juga tidak bisa menayangkan,” katanya.
Terkait jadwal perubahan yang berulang-ulang, Agus menambahkan masih banyak rekanan yang membuat penawaran banyak kekurangan.
Discussion about this post