NIAGA  

Pasar Tunggu Stimulus AS, Dolar Stabil di Atas Level Terendah Tujuh Pekan

Ilustrasi. (Detail/ist)

DETAIL.ID, Saham – Dolar stabil di atas posisi terendah tujuh pekan, Kamis, mendapatkan beberapa kelonggaran karena harapan paket fiskal di Amerika Serikat disepakati menjelang pemilu November runtuh sekali lagi.

Progres menuju kesepakatan stimulus AS meningkatkan sentimen di pasar dunia dan mengangkat permintaan aset berisiko dalam beberapa sesi terakhir – membebani dolar, yang cenderung melemah ketika selera risiko meningkat.

Tetapi tekanan pada dolar AS mereda setelah Presiden Donald Trump, Rabu, menuduh Demokrat tidak mau membuat kompromi yang dapat diterima, demikian laporan Reuters, di London, Kamis 22 oktober 2020.

Pada awal perdagangan di London, Indeks Dolar (Indeks DXY) sedikit lebih rendah terhadap sekeranjang enam mata uang utama di 92,612, tetapi bertahan di atas level terendah sejak 2 September yang dicapai Rabu.

Euro turun tipis 0,16% menjadi USD1,18420, menjauh dari level tertinggi satu bulan, yakni USD1,18805, yang dicapai pada sesi Rabu.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ include_author=”16″]

Mata uang tunggal itu mengambil nafas setelah reli terhadap greenback, kata analis Commerzbank, Esther Reichelt.

“Pemilihan presiden Amerika tinggal 12 hari lagi, sebelum itu, tidak ada yang mau berkomitmen terlalu banyak ke arah tertentu dalam euro/dolar,” kata dia.

“Terutama karena harapan paket fiskal AS menjelang pemilu hancur sekali lagi, karena bukan hanya kesepakatan antara Demokrat dan Gedung Putih yang dibutuhkan.”

Yen menjauh dari level tertinggi empat pekan 104,345 yang dicapai pada sesi Rabu, dan terakhir bertengger di posisi 104,74 versus greenback.

Memang, sebagian besar mata uang utama bergerak sideways karena investor menunggu arah yang baru. Debat terakhir antara Presiden Trump dan saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, akan digelar Kamis malam waktu setempat.

Analis mengatakan dolar juga tertekan oleh lonjakan mata uang seperti poundsterling, yang melesat ke level tertinggi enam pekan, Rabu, setelah kepala negosiator Brexit Inggris mengatakan perundingan dengan Uni Eropa akan dilanjutkan pada Kamis.

Terakhir, sterling diperdagangkan USD1,3145, sedikit berubah pada hari itu.

Dolar Australia melemah 0,1% terhadap greenback, sedangkan dolar Selandia Baru sedikit menguat menjadi USD0,6664 – bangkit dari level terendah USD0,6551 yang disentuh pada sesi Selasa.

Di tempat lain, yuan China turun dari level tertinggi 27 bulan di tengah tanda-tanda otoritas setempat semakin waspada atas kenaikan cepat mata uang tersebut, baru-baru ini.

Yuan di pasar offshore terakhir merosot hampir seperlima persen menjadi 6,6548 per dolar.

Exit mobile version