DETAIL.ID, Jakarta – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.380 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis 5 November 2020 sore. Posisi tersebut menguat 1,27 persen dibandingkan perdagangan Rabu 4 November 2020 sore di level Rp14.565 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.439 per dolar AS atau menguat dari Rp14.557 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,18 persen, dolar Singapura menguat 0,16 persen, dolar Taiwan menguat 0,25 persen, won Korea Selatan menguat 0,82 persen, dan peso Filipina menguat 0,16 persen.
Lalu rupee India menguat 0,48 persen, yuan China menguat 0,22 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,31persen. Hanya bath Thailand yang terpantau melemah 0,02 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju juga bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,19 persen dan dolar Australia melemah 0,17 persen. Sementara dolar Kanada menguat 0,07 persen dan franc Swiss menguat 0,23 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dolar hari ini masih dipengaruhi sentimen Pilpres Amerika Serikat. Kandidat Partai Demokrat Joe Biden sejauh ini memiliki 264 dari 270 suara elektoral yang diperlukan untuk menyatakan kemenangan.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ number_post=”7″ include_author=”16″]
Ia unggul sementara dibandingkan dengan 214 suara dari Presiden Donald Trump.
“Kemenangan Biden yang dinilai akan mengambil nada sedikit longgar pada kebijakan perdagangan kemungkinan akan melemahkan dolar terhadap mata uang negara-negara yang sering menghadapi ancaman tarif selama pemerintahan Trump, ” ujar Ibrahim seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Sementara, Pilpres AS masih melanjutkan penghitungan suara dari beberapa negara bagian yang tersisa, Trump sudah mengajukan tuntutan hukum dan penghitungan ulang di Pennsylvania dan Michigan.
Bahkan jika Biden berhasil mengatasi tantangan hukum dari Trump untuk menjadi presiden berikutnya, Partai Republik tampaknya akan mempertahankan kendali Senat dan dapat menggunakannya untuk menghalangi agenda kebijakan fiskal Biden.
Pasalnya, dalam pemilu 3 November, Partai Republik menguasai mayoritas atas Senat sehingga dalam pelaksanaan nanti, program-program pemerintahan akan mendapatkan tantangan apalagi Joe Biden akan menaikkan pajak perusahaan.
“Pemerintah yang terpecah juga mengurangi kemungkinan stimulus fiskal yang besar, yang dapat dilihat sebagai hal yang negatif, ” ucapnya.
Sementara dari sisi internal, penguatan rupiah tak dipengaruhi oleh rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal III yang kembali mengalami koreksi menjadi minus 3,49 persen.
Meski masuk ke jurang resesi mengikuti jejak negara-negara lainnya yang lebih awal terkena dampak akibat pandemi COVID-19, informasi ini sudah diketahui sebelumnya, sehingga pelaku pasar tidak terlalu kaget mendengarnya bahkan siap untuk menghadapinya .
“Tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah yaitu di kisaran minus 1 hingga minus 2,9 persen, namun ini lebih baik dibandingkan kuartal II yang sebesar minus 5,32 persen. Hal ini menunjukkan proses pemulihan ekonomi nasional dan pembalikan arah atau turning point dari aktivitas ekonomi nasional menunjukkan arah zona positif,” katanya.
Dalam perdagangan sore ini, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah ditutup menguat 185 poin di level Rp14.380 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 14.565 per dolar AS. “Sedangkan untuk perdagangan besok, rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif dan menguat 30-200 poin namun ditutup menguat sebesar 30-170 poin di level Rp14.330-14.420 per dolar AS,” tandasnya.