DETAIL.ID, Jakarta – Bank Dunia (World Bank) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, yaitu dari minus 1,6 persen menjadi 2,2 persen.
Proyeksi itu menjadi lebih buruk dari sebelumnya akibat dari tetap diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seiring terus meningkatnya jumlah kasus COVID-19.
“Akan tetapi, pertumbuhan diharapkan kembali meningkat pada tahun 2021, dengan perekonomian tumbuh sebesar 4,4 persen jika pembatasan mobilitas secara perlahan dilonggarkan,” Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia Ralph van Doorn seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis 17 Desember 2020.
Lebih lanjut dia menyebut pertumbuhan tahun depan juga akan ditopang oleh vaksin corona, yang akan tersedia secara luas dan membantu meningkatkan kepercayaan konsumen serta dunia usaha.
Sedangkan, untuk prediksi dengan skenario buruk (downside scenario), pertumbuhan ekonomi RI dapat merosot menjadi 3,1 persen pada 2021 dan 3,8 persen pada 2022.
Dengan skenario, pengetatan mobilitas dan PSBB tetap dilaksanakan, serta didorong oleh pertumbuhan global yang lebih lemah dan harga komoditas.
“Proyeksi acuan dasar (baseline) ini akan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang sangat tinggi terkait dinamika pandemi di Indonesia dan di negara-negara lain,” kata van Doorn.
Ditambahkan bahwa angka proyeksi bisa saja berubah sewaktu-waktu mengikuti dinamika pandemi baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Laporan Bank Dunia menekankan kinerja jangka-menengah Indonesia akan bergantung pada langkah-langkah untuk memitigasi berbagai dampak negatif dari krisis terhadap investasi, produktivitas, dan sumber daya manusia.
Laporan itu juga merekomendasikan untuk memberi prioritas pada reformasi sistem perpajakan sebagai cara untuk meringankan tekanan fiskal agar tersedia sumber daya untuk mendukung proses pemulihan Indonesia.
Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan pajak penghasilan bagi mereka yang memiliki pendapatan terbesar dan menaikkan cukai untuk produk-produk yang mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan maupun lingkungan. Contohnya, bahan bakar fosil, tembakau, minuman berpemanis gula dan kantong plastik.
Discussion about this post