DETAIL.ID, Saham – Emiten layanan transportasi milik pengusaha Theodore Permadi (TP) Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp150 miliar.
Penandatanganan perjanjian kredit dilakukan antara ASSA dan BBCA pada 22 Desember lalu. Dana ini akan digunakan perusahaan untuk membeli unit kendaraan baru.
Corporate Secretary ASSA Hindra Tanujaya mengatakan dampak bagi perusahaan atas fasilitas kredit ini yakni bisa membeli kendaraan baru untuk disewakan kepada pelanggaran perseroan.
“Revenue atau pendapatan kami juga meningkat sehingga kegiatan usaha kami berkembang,” katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Senin, 28 Desember 2020.
Sebelumnya ASSA juga berencana menawarkan sebanyak 600 juta obligasi konversi senilai Rp450 miliar.
International Financial Corporation (IFC) akan menjadi pembeli siaga dalam penerbitan obligasi konversi perseroan.
Mengacu pengumuman di BEI, setiap pemegang 453 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 7 Januari 2021 berhak memperoleh 80 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu unit obligasi konversi dengan harga pelaksanan Rp750.
Manajemen ASSA sudah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 19 Agustus 2020 untuk memuluskan aksi korporasi ini dan berlaku efektif mulai 17 Desember 2020.
Tanggal pencatatan saham hasil rights issue dijadwalkan pada 11 Januari 2021 mendatang.
Obligasi konversi ini bertenor 7 tahun dan jatuh tempo pada 20 Januari 2028. Pemegang saham lama ASSA, yaitu PT Adi Dinamika Investindo, PT Daya Adicipta Mustika, Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati, TP Rachmat serta Erida menyatakan tidak akan melaksanakan haknya untuk membeli obligasi konversi tersebut.
Hak tersebut sepenuhnya akan dialihkan kepada International Financial Corporation sebagai pembeli siaga.
Oleh sebab itu, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli obligasi konversi ASSA berisiko mengalami dilusi atas kepemilikan saham maksimal sebesar 15,01%.
Nantinya, IFC akan menggenggam 9,4% saham ASSA ketika obligasi konversi dialihkan menjadi saham.
Data BEI mencatat, sampai dengan 31 Oktober 2020, saham ASSA masih dikendalikan oleh PT Adi Dinamika Investindo dengan kepemilikan 25,08%. PT Daya Adicipta Mustika menggenggam 19,17% saham, Prodjo Sunarjanto dan TP Rachmat masing-masing sebesar 10% dan 5,21%, sisanya adalah masyarakat dengan porsi 40,54% saham.
Discussion about this post