Connect with us

PERISTIWA

Terekam CCTV, Dua Pembobol Gudang Sembako di Pagaralam Dibekuk

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Sumatera Selatan – Usai sudah pertualangan dua pelaku pembobol gudang sembako yang berada di Jalan Gunung sebelah minimarket Aries Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan.

Kedua tersangka yang diringkus masing-masing M Abdul Fattah (26), warga Bangun Rejo, RT 15, RW 08, Kelurahan Bangun Rejo, Kecamatan PAU, Kota Pagaralam dan Hendi Agustian (31), warga Suka Rukun, RT 03, RW 02, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Pagaralam Utara, Kota Pagaralam.

Kapolres Pagaralam melalui Kasubag Humas Polres Pagaralam AKP Wempi A Kayadu dalam press realese, Selasa 30 Maret 2021, mengatakan, kedua pelaku diciduk setelah sudah empat kali membobol gudang sembako milik Irwan Sulianto (63), warga Jalan Serma Wanar, RT 06, RW 03, Kelurahan Besemah Serasan, Kecamatan Pagaralam Selatan Kota Pagaralam.

Menurut Wempi, kedua pelaku melancarkan aksi membobol gudang pada bulan Oktober dan November 2020 dan Februari serta Maret 2021.

Namun ibarat kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga. Begitu pun dengan aksi kedua pelaku, akhirnya terungkap setelah aksi mereka terekam dalam kamera CCTV.

Wempi mengatakan, peristiwa pembobolan gudang ini berawal saat pelaku yang merupakan mantan karyawan di gudang sembako milik korban memegang kunci duplikat pagar depan.

Berbekal kunci duplikat tersebut, pada bulan Oktober 2020 dinihari, tersangka malam hari pelaku M Abdul Fattah masuk ke dalam gudang dengan memanjat sisi belakang gudang dan mengambil dua karung lada milik korban.

Setelah berada di depan pintu gudang, pelaku M Abdul Fattah menelpon rekannya Hendi Agustian untuk membawa dua karung lada ke rumah kontrakan pelaku dengan mobil.

Kemudian dua karung lada tersebut dijualkan kepada seseorang yang tidak dikenal oleh pelaku.

Sukses melancarkan aksi pertamanya, kedua pelaku ketagihan. Pada November 2020, keduanya kembali melakukan aksi pencurian dengan cara yang sama.

Selanjutnya, pada bulan Februari 2021 pelaku kembali melakukan pencurian dengan cara yang sama. Kali ini sebanyak empat karung lada diembat.

Selanjutnya, pada Maret 2021 pelaku mengulangi perbuatannya. Namun di aksi terakhirnya ini, aksi keduanya tetapi gagal karena korban sudah mengganti kunci gembok dan telah memasang kamera CCTV di sekeliling gudang.

Akibat pencurian tersebut, korban mengalami kerugian lebih kurang Rp10 juta dan peristiwa yang dialami korban dilaporkan ke petugas SPKT Polres Pagaralam pada 23 Maret 2021.

Petugas Sat Reskrim Polres Pagaralam yang menerima laporan melakukan penyelidikan. Dari rekaman CCTV milik korban yang dipasang di TKP Kemudian dipergunakan di laptop IPS guna mencocokan wajah milik Inapis Polres Pagaralam.

Hasilnya teridentifikasi pelaku bernama M Abdul Fattah. Selanjutnya dipimpin Kasat Reskrim Polres Pagaralam AKP Acep Yuli Sahara, SH beserta anggota, tersangka M Abdul Fattah disergap di rumahnya.

Selanjutnya penangkapan M Abdul Fattah dikembangkan dengan menangkap tersangka lainnya Hendi Agustian.

Dari penangkapan itu, petugas menyita barang bukti satu unit mobil pick up warna hitam BG 8098 SA, satu kunci gudang, dan asesoris milik pelaku berupa baju, celana pendek, dan sandal.

Usai penyergapan dilakukan, kedua pelaku berserta barang bukti dibawa ke Mapolres Pagaralam untuk pemeriksaan lebih lanjut. (**)

PERISTIWA

Masyarakat Lima Desa di Jambi Geruduk Kanwil ATR/BPN, Tuntut Penyelesaian Konflik Agraria

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Ratusan warga dari lima desa di Provinsi Jambi mendatangi Kantor Wilayah (Kanwil) Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jambi untuk menuntut penyelesaian konflik agraria yang berlarut-larut.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes karena surat permohonan audiensi mereka tidak direspons oleh Kepala Kanwil ATR/BPN Jambi yang baru, Drs. Agustin Samosir, M.Eng.Sc. Warga didampingi oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi serta jaringan advokasi lainnya dalam perjuangan mendapatkan hak atas tanah mereka.

Salah satu desa yang mengalami konflik agraria adalah Desa Pandan Sejahtera, di mana penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) PT Indonusa Agromulia diduga dilakukan tanpa pengecekan lapangan yang memadai. Akibatnya, terjadi tumpang tindih dengan lahan masyarakat yang telah lama menggarap tanah tersebut, sehingga menimbulkan ketidakpastian dan ancaman terhadap kehidupan mereka.

Di Desa Gambut Jaya, warga menghadapi masalah serius karena tanah mereka di kawasan permukiman Trans Swakarsa Mandiri diduga telah dikuasai oleh mafia tanah. Dugaan kuat mengarah pada keterlibatan BPN Muarojambi dalam penerbitan Sertifikat Hak Milik (SHM) yang dianggap tidak sah. Hal ini membuat masyarakat kehilangan akses terhadap tanah yang seharusnya menjadi hak mereka.

Sementara itu, warga Desa Mekar Sari menghadapi situasi di mana mereka memiliki SHM atas lahan usaha transmigrasi mereka, tetapi tanah tersebut telah beralih ke pihak lain yang diduga merupakan mafia tanah. Meski memiliki bukti legal kepemilikan, masyarakat tetap tidak bisa menggunakan tanah mereka, sehingga menimbulkan keresahan dan ketidakadilan yang berkepanjangan.

Di Desa Tebing Tinggi, warga mendesak Kanwil BPN Jambi untuk melakukan pengecekan ulang dan menetapkan koordinat lahan usaha mereka. Langkah ini dianggap penting untuk mencegah konflik kepemilikan tanah di masa depan dan memastikan hak-hak masyarakat tidak terusik oleh klaim pihak lain yang tidak bertanggung jawab.

Sedangkan di Desa Rawa Mekar, yang merupakan kawasan eks-transmigrasi, masyarakat menuntut realisasi hak atas tanah yang seharusnya diberikan oleh negara. Sesuai dengan ketentuan, setiap kepala keluarga berhak mendapatkan lahan seluas 2 hektare, tetapi hingga kini hak tersebut belum dipenuhi. Warga merasa diabaikan dan meminta kejelasan dari pemerintah terkait hak mereka yang telah lama tertunda.

Direktur Walhi Jambi, Abdullah, menegaskan bahwa konflik agraria yang terjadi ini merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Ia menilai negara telah melakukan pembiaran dan penghilangan hak atas tanah yang seharusnya menjadi milik masyarakat. “Negara seharusnya hadir untuk melindungi hak rakyat, bukan justru membiarkan mereka kehilangan tanah akibat permainan para pemodal dan mafia tanah,” katanya.

Abdullah juga mengkritik peran BPN yang seharusnya bertanggung jawab dalam memastikan kejelasan lokasi lahan transmigrasi. Namun, dalam praktiknya, BPN justru diduga mengalihkan lahan untuk kepentingan pihak lain, yang semakin memperparah konflik agraria. Ia menilai lembaga ini gagal menjalankan tugasnya secara transparan dan justru menjadi bagian dari masalah yang dihadapi masyarakat.

Masyarakat bersama Walhi Jambi menuntut Kanwil ATR/BPN Jambi segera mengambil langkah konkret dalam menyelesaikan konflik agraria ini. Mereka mendesak agar hak atas tanah masyarakat dikembalikan secara adil dan transparan, serta meminta pemerintah pusat turun tangan jika permasalahan ini terus diabaikan. Aksi ini menegaskan bahwa masyarakat tidak akan tinggal diam hingga hak mereka benar-benar dipenuhi oleh negara.

Reporter: Andrey

Continue Reading

PERISTIWA

Forum Pemuda Batin IX Ilir Pertanyakan Dana CSR, Manajemen PT KDA Tak Bisa Ditemui

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Merangin – Keterbukaan pengelolaan dana CSR dipertanyakan Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang. Pasalnya selama ini masyarakat belum merasakan kehadiran perusahaan atas pemberdayaan masyarakat, baik pendidikan ekonomi dan kesehatan.

Namun sayangnya tiga kali bersurat kepada manajemen PT KDA, belum satupun yang ditanggapi. Bahkan saat Ketua Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang, Mahyudin mendatangi pabrik PT KDA yang berada di Desa Langling tapi tak satupun pihak manajemen PT KDA yang bisa ditemui.

“Jujur saja kami kecewa terhadap perilaku yang ditunjukkan oleh petinggi di PT Kresna Duta Agroindo (KDA) Langling, padahal sudah tiga kali bersurat untuk beraudensi dengan kami,” kata Mahyudin pada Selasa, 18 Februari 2025.

Menurutnya selama ini mereka hanya ingin mengetahui, pengelolaan CSR terhadap desa desa sekitar perusahaan.

“Kami ingin mengetahui pengelolaan dana CSR, bagi warga desa di seputaran perusahaan, jangan mereka malah seperti takut menemui kami,” ujarnya.

Terkait dengan tidak diresponsnya surat dan kedatangan Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang, Mahyudin menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan aksi di kantor KDA Langling.

“Mereka sudah tidak menghargai cara-cara kami yang prosedural, dan saya pastikan akan membuat aksi di kantor KDA,” tuturnya.

Sementara itu Ibnu, Humas PT KDA saat dikonfirmasi mengaku tidak berada di tempat, sementara RC PT KDA juga masih cuti.

“Saya lagi tidak di tempat, dan Pak RC masih cuti,” kata Ibnu.

Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang sudah berkumpul sesuai dengan surat mereka pukul 10.00 WIB untuk melakukan audiensi tetapi gagal sebab tidak satupun manajemen yang menemui mereka,bahkan sebelum pulang mereka sempat melakukan orasi di pintu masuk pabrik PT KDA.

Reporter: Daryanto

Continue Reading

PERISTIWA

Ketua DPRD Kota Jambi Apresiasi Pembangunan Rumah Sakit Adhyaksa, Sorot Upaya Kejaksaan Dalam Pelayanan Kesehatan

DETAIL.ID

Published

on

Jambi – Ketua DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly mengapresiasi pembangunan Rumah Sakit Adhyaksa Jambi dan peresmian gedung Sentra Diklat Kejaksaan Tinggi Jambi, Senin 17 Februari 2025.

Kemas Faried Alfarelly, menilai pembangunan Rumah Sakit Adhyaksa Jambi menjadi kebanggaan karena merupakan rumah sakit Adhyaksa pertama di Sumatera dan keempat di Indonesia. Dan yang terpenting menurut Kemas yaitu upaya Kejaksaan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota dan Provinsi Jambi.

“Saya mendengarkan secara langsung penyampaian Jaksa Agung, ini membanggakan. Ini pertama di Sumatera, dan keempat di Indonesia,” kata Kemas, saat menghadiri acara di gedung Sentra Diklat Kejaksaan Tinggi Jambi, Senin 17 Februari 2025.

Menurut Ketua DPRD Kota Jambi tersebut, kehadiran RS Adhyaksa di Kota Jambi bakal berperan penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat Jambi. Terlebih lagi, mengurangi jumlah masyarakat yang harus berobat keluar Jambi, bahkan hingga ke luar negeri.

“Cukup di Jambi saja, di Kota Jambi dan seberang Kota Jambi. Saya rasa ini perlu diapresiasi dan didukung baik oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota,” katanya.

Continue Reading
Advertisement