DETAIL.ID, Jakarta – Belum usai pandemi Covid-19 di Indonesia, ancaman varian Corona B117 menjadi tantangan bagi pemerintah agar angka kasus tidak terus melonjak. Beberapa pendapat para pakar mengatakan karakteristik Corona B117 lebih cepat menular dibanding Sars Corona-2.
Kasus konfirmasi B117 di Indonesia mayoritas ditemukan dari warga negara Indonesia yang pulang dari Saudi Arabia. Namun, menurut epidemiolog asal Indonesia yang mengajar di Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, kondisi ini tidak secara otomatis menunjukkan B117 didapat dari negara tersebut.
“Sulit ditentukan dari mananya. Dengan kondisi dunia yang saat ini interkoneksivitasnya sudah begitu tinggi sulit setiap negara menghindari masuknya strain atau adanya potensi wabah. Itu sangat sulit,” ucap Dicky, Kamis 11 Maret 2021.
Menurutnya, tetap ada potensi WNI terkonfirmasi positif virus B117 saat tiba di Indonesia. Sebab, jika merujuk ke belakang, kata Dicky, para WNI tersebut dinyatakan negatif dari Covid-19 saat meninggalkan Arab Saudi. Kemudian saat tiba di Indonesia dan melakukan karantina selama 5 hari masih menunjukkan negatif. Namun kemudian, terkonfirmasi positif.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical” newsticker_background=”#dd0d0d” newsticker_text_color=”#000000″]
Ini menunjukan, lokasi terpapar virus bisa saja setibanya di Indonesia. Sebab, masa karantina yang singkat tidak bisa menjamin seseorang terbebas dari infeksi virus.
“Kalau 5 hari negatif kemudian keluar ya jadi bisa saja itu dia (terpapar B117) sudah di dalam wilayah Indonesia dan itu terlihat dari tidak lebih dari dua minggu,” ujarnya.
Tidak ada jalan lain bagi negara untuk tetap mengetatkan upaya pencegahan dan mengoptimalkan kuantitas dan kualitas testing, tracing.
Meski beberapa pernyataan umum mengatakan varian B117 tidak lebih membahayakan dibanding Sars Cov-2, Covid-19 seperti yang terjadi saat ini, namun ini akan berdampak holistik terhadap angka kesakitan hingga kematian.
“Jadi bahwa tren baru ini tidak langsung menyebabkan keparahan, tidak menyebabkan letalitas tapi secara tidak langsung dia akan meningkatkan angka orang sakit parah, dan angka orang meninggal itu jelas, dan respon strateginya ya sama 3T 5M tapi kuantitas kualitasnya yang harus ditingkatkan berkali-kali lipat,” jelas Dicky.
Sebelumnya mutasi virus Corona B117 terdeteksi pada TKI asal Balikpapan yang baru pulang dari Arab Saudi. Menindaklanjuti hal itu, Satgas penanganan Covid-19 Balikpapan terus melakukan tracing untuk meminimalisir penyebarannya di Tanah Air.
“Kami sedang lakukan tracing kontak erat dan memeriksa 14 orang,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Rabu 10 Maret 2021.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical” newsticker_background=”#dd0d0d” newsticker_text_color=”#000000″]
Ke-14 orang tersebut antara lain 4 orang keluarga dari TKI tersebut dan 7 orang teman jemaah salat di masjid di lingkungan yang bersangkutan, dan teman ronda siskamling. Kemudian ada 2 lagi pasien positif sejak 21 Februari di wilayah tinggal TKI tersebut, dan satu orang dari riwayat perjalanan.
Termasuk juga dalam tracing atau penelusuran sejumlah penumpang yang seperjalanan dengan TKI tersebut dari Jakarta ke Balikpapan, terutama mereka yang duduknya berdekatan.
“Hasil belum kami terima, saat ini Satgas RT setempat kami minta bersama mengawasi,” kata Rizal.
Diperlukan waktu setidaknya 14 hari untuk mengetahui hasil tes Covid-19 B117 tersebut. Sementara itu Satgas juga belum menerima spesimen yang diambil dari mereka yang diduga terpapar.
Butuh waktu 14 hari sebab spesimen harus dikirim ke Jakarta, karena laboratorium di Balikpapan belum memiliki reagen, bahan kimia khusus yang diperlukan untuk mendeteksi varian virus tersebut.
“Kalau diizinkan dan diberi bahan yang diperlukan, tentu laboratorium kita di sini bisa,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Andi Sri Juliarty.
Kementerian Kesehatan pun memperluas tracing, penelusuran warga mungkin terpapar varian baru virus Corona B117 di Balikpapan. Tracing dilakukan di Balikpapan sebab satu dari 4 kasus Covid-19 B117 merupakan warga Balikpapan yang diketahui adalah TKI tersebut.
Sementara itu, data terakhir yang diterima, virus Corona di Balikpapan pada Rabu 10 Maret 2021 terdapat penambahan 60 pasien positif baru dan 107 selesai isolasi. Jumlah ini menurun setengahnya dari rata-rata kasus harian pada Januari dan Februari yang mencapai 120 kasus per hari.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical” newsticker_background=”#dd0d0d” newsticker_text_color=”#000000″]