NFT: Non-Fungible Token, Mulai Digemari Kolektor Indonesia

Non-Fungible Token (NFT). (Detail/ist)

DETAIL.ID, Teknologi – Aset kripto memang serba bisa. Selain memiliki kegunaan sebagai alat transaksi di beberapa merchant dan instrumen investasi, aset kripto juga bisa dimanfaatkan sebagai barang koleksi. Aset kripto tersebut biasanya berupa Non-Fungible Token (NFT).

Dilansir Coindesk, sejak November 2017, ada sekitar 174 juta dolar AS yang dibelanjakan untuk NFT. Jumlah tersebut setara dengan Rp 2,4 triliun. Angka yang fantastis, kan.

Melalui NFT, gamer dan kolektor yang juga menggemari aset kripto memanfaatkan kelebihan blockchain dalam koleksinya. Pemanfaatan blockchain mengubah game dan aset unik lainnya untuk menjadi barang-barang yang lebih dari sekadar koleksi semata. NFT bisa dikumpulkan dan dimonetisasi untuk mendapatkan uang.

Non-Fungible Token (NFT) bukan hanya dapat digunakan oleh gamer dan kolektor saja. NFT juga bisa digunakan oleh seniman untuk menjual karya seni mereka secara langsung ke masyarakat. Di luar itu, ada pula real estate atau developer perumahan yang menggunakan teknologi NFT untuk melakukan lelang rumah secara langsung pada khalayak.

Sebagian besar NFT dibangun di atas blockchain Ethereum. Ada dua standar token Ethereum yang bisa digunakan developer, yaitu ERC-721 dan ERC-1155. Selain Ethereum, ada blockchain lainnya yang bisa digunakan developer untuk merilis token NFT, misalnya Eos, Neo, dan Tron. NFT bisa disimpan di dompet digital seperti MyEtherWallet atau Ledger Hardware.

Bagaimana NFT Mendapatkan Nilainya?

Non-Fungible Token (NFT) adalah aset digital yang mewakili beragam macam barang berwujud maupun tak berwujud yang dianggap unik. Sama seperti instrumen investasi maupun aset pada umumnya, NFT mendapatkan harganya melalui mekanisme pasar. Tingkat permintaan dan penawaran aset menjadi penggerak utama harga NFT.

NFT biasanya berisi informasi pembeda yang membuat tiap token berbeda dengan yang lainnya.

Kode unik dalam NFT membuat tiap token sulit untuk direplikasi. Sehingga kemungkinan untuk membuat NFT palsu menjadi lebih sulit. Sebab, tiap barang dapat dilacak data historisnya, mulai dari pemilik terakhir, pemilik pertama, hingga penerbitnya saat token dirilis.

Seri kode unik dalam NFT juga memungkinkan pegiat aset kripto berhobi koleksi barang jadi lebih mudah untuk melakukan verifikasi. Perbedaan dari kode unik membuat NFT bersifat langka, dan bagi kolektor, melengkapi koleksi adalah suatu hal yang mutlak.

Kebutuhan untuk melengkapi koleksi tersebut membuat permintaan atas NFT ikut meningkat. Ditambah lagi, bagi kolektor, soal harga dan biaya bukanlah soal.

Selain sifatnya yang langka, NFT juga tidak bisa langsung dipertukarkan satu sama lain. Tak seperti aset kripto pada umumnya, keunikan kode dan seri yang ada dalam NFT membuat token yang tersedia tidak ada yang benar-benar identik. Meskipun berada dalam platform, game, atau paket koleksi yang sama.

Aspek lainnya yang juga mempengaruhi harga NFT adalah potensi token untuk menghasilkan uang bagi pemiliknya. Semakin besar profit yang ditawarkan, maka makin mahal pula harga token tersebut di pasar.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ include_category=”3559″]

Karakteristik NFT

Ada empat karakteristik utama yang bisa ditemukan dalam NFT.

Eksklusif

Non-Fungible Token (NFT) bisa mewakili berbagai benda koleksi, mulai dari kartu olahraga, game, sepatu kets, hingga real estate. Masing-masing NFT hanya bisa digunakan di platformnya masing-masing, tidak bisa dipakai di layanan penyedia lainnya. Meskipun token tersebut dikeluarkan oleh developer atau dibangun dalam blockchain yang sama.

Misalnya, CryptoPunk tidak bisa digunakan sebagai karakter di game CryptoKitties, maupun sebaliknya. Begitu pula dengan kartu Gods Unchained, tidak bisa digunakan pula dalam platform Cardano maupun kebalikannya.

Tak Dapat Dibagi

NFT tidak bisa dibagi menjadi denominasi yang lebih kecil. Misalnya untuk aset kripto berupa Bitcoin. Aset senilai 1 BTC bisa dibagi menjadi pecahan terkecil yang dikenal sebagai Satoshi. Hal tersebut berbeda dengan NFT yang dianggap sebagai satu kesatuan yang ekskusif dan tidak bisa dibagi.

Tidak Bisa Dihancurkan

Seluruh data Non-Fungible Token disimpan dalam blockchain menggunakan fitur smart contract. Oleh karena itu, tiap token tidak bisa dihancurkan, dihapus, maupun direplikasi. Kepemilikan token juga tidak dapat diubah. Sehingga baik gamer dan kolektor akan memiliki NFT mereka secara penuh, bukan hanya mendapat hak milik sementara dari perusahaan pembuatnya.

Sistem ini berbeda dengan album musik yang dibeli di perangkat Apple seperti iTunes. Pengguna membayar harga tertentu untuk membeli lisensi mendengarkan musik. Bukan membelinya secara penuh dan menjadikannya sebagai milik Anda.

Mudah Dilacak Tanpa Pihak Ketiga

Seluruh catatan kepemilikan dan transaksi yang melibatkan NFT tersebut dapat dilacak. Seluruh data historisnya bisa Anda temukan di blockchain. Sehingga proses otentikasi terhadap NFT bisa diverifikasi tanpa pihak ketiga.

Cara NFT Menghasilkan Uang

Dalam beberapa kasus, developer dapat membuat dan memonetisasi struktur menggunakan Non-Fungible Token.

Contohnya adalah kasino atau taman hiburan di dunia virtual seperti The Sandbox dan Decentraland. Dalam layanan ini, pengguna dapat menjual dan membeli item-item digital yang tersedia saat bermain game, seperti kostum, avatar, atau mata uang yang digunakan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu faktor yang mempengaruhi harga NFT adalah kemampuannya menghasilkan uang. Beberapa NFT berpotensi menghasilkan uang dalam nominal yang besar bagi pemiliknya.

Misalnya, gamer di platform Decentraland memutuskan untuk membeli 64 lot tanah dan menggabungkannya sebagai satu estate. Kemudian setelah membuat estate, ia menyiapkan akses jalan di sekitar perumahan digital tersebut. Sehingga perumahan tersebut nampak strategis.

Gamer tersebut lantas memberikan nama perumahannya sebagai “The Secret of Satoshi’s Tea Garden”. Kabarnya, real estate digital dalam game Decentraland itu terjual seharga 80 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 1,12 miliar.

Kasus lainnya adalah terjualnya trek balap digital Monaco dalam game F1 Delta Time dengan harga 222 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 3,12 miliar.

Trek balapan itu dibanderol dengan harga mahal, karena pemiliknya akan menerima 5 persen dividen dari tiap balapan yang menggunakan treknya. Dividen yang diterima merupakan pendapatan murni, bahkan belum termasuk biaya tiket masuk.

Dalam game CryptoPunks, Alien #2089 terjual seharga 605 ET pada Januari 2021. Apabila menggunakan kurs hari ini (24/2), maka Alien #2089 menghasilkan Rp 13,9 miliar pada pemiliknya.

Alien #2089 merupakan salah satu aset koleksi CryptoPunk dan menjadi salah satu NFT edisi pertama dan terhitung langka. Dalam 10 ribu CryptoPunks yang berbeda, hanya ada sembilan Alien di dalamnya.

Selain bagi kolektor dan gamer, NFT juga memberikan kesempatan bagi pekerja seni untuk mendapatkan royalti lebih besar. Bagi seniman, NFT dapat menghilangkan peluang munculnya pasar sekunder atau calo. NFT juga mengurangi jumlah pihak-pihak lain yang menjadi middleman dalam proses penjualan.

Dengan menggunakan NFT, seniman juga bisa menerima royalti lebih besar melalui penjualan kembali. Ketika karya seni digital mereka dijual pada pemilik baru, maka pencipta karya bisa mendapat persentase keuntungan penjualan.

Exit mobile version