Connect with us
Advertisement

TEMUAN

Lokasi Pembangunan Pansimas Desa Jambu di Bawah Listrik Tegangan Tinggi Akhirnya Menelan Korban Jiwa

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Tebo – Pembangunan infrastruktur Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas) di Desa Jambu, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo diduga tidak layak fungsi dan tidak memperhatikan aspek lingkungan. Pasalnya lokasi bangunan tersebut tepat di bawah kabel tiang listrik PLN tegangan tinggi.

Mirisnya lagi, bangunan Pamsimas yang dikerjakan dengan pola swadaya tersebut sudah memakan korban jiwa. Korban tersengat aliran listrik hingga menyebabkan salah satu pekerja bangunan tersebut, Sargawi (48) meninggal dunia pada minggu lalu.

Berdasarkan keterangan keponakan korban, Eka Putra (38), peristiwa itu terjadi pada 1 Agustus 2021. Eka mendapat kabar pada pukul 16.00 WIB bahwa pamannya mengalami kecelakaan kerja.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]

Sargawi sebagai Ketua RT setempat tergabung dalam anggota Satuan Pelaksana Pembangunan Pamsimas yang secara langsung ikut serta sebagai pekerja bangunan Pamsimas tersebut.

“Saat itu juga, saya bergegas datang ke TKP dan melihat almarhum sudah dalam kondisi mengenaskan dengan luka bakar di sekujur tubuh,” kata Eka pada Senin, 9 Agustus 2021.

Melihat kondisi korban seperti itu, pihak keluarga langsung membawa korban ke rumah sakit menggunakan ambulans Puskesmas Teluk Kembang Jambu.

“Namun sayangnya saat sampai di RSUD Sultan Thaha Syaifuddin, setelah mendapatkan perawatan, akhirnya sekira pukul 22.00 WIB, nyawa korban tidak tertolong lagi. Korban dinyatakan pihak rumah sakit meninggal dunia,” ujar Eka.

Menurut Eka, sebelumnya sudah banyak yang memberikan saran kepada pihak desa dan kelompok pelaksana kegiatan bahwa lokasi rencana pembangunan ini kurang strategis mengingat tepat di bawah kabel listrik jaringan PLN, dikhawatirkan akan memakan korban jiwa, namun hal tersebut tidak diindahkan.

Eka menyesalkan sikap Pansimas Kabupaten yang tidak memberikan santunan sama sekali kepada keluarga korban. Apalagi, istri korban hingga kini masih mengalami depresi. Alhasil, anaknya yang berusia dua tahun diasuh oleh pihak keluarga.

Kepala Desa Jambu, Husairi mengaku tidak tahu menahu soal lokasi bangunan Pansimas yang tidak layak. Menurutnya, penunjukan lokasi tersebut sudah dimusyawarahkan dengan warga sehingga dihibahkan untuk menjadi tempat lokasi pembangunan Pamsimas.

“Jadi layak atau tidaknya, kami tidak mengerti. Yang jelas setelah kami ajukan surat ke kabupaten dengan melampirkan surat hibah itu dan disetujui, setelah itu langsung dibangun,” kata Husairi.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas) telah menjadi salah satu program andalan nasional, yang diperuntukkan meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat.

Pantauan media ini di lapangan, diketahui bangunan yang menelan dana Rp 230.434.260 bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Air Minum Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Tebo.

Reporter: Hary Irawan

TEMUAN

Soal Dugaan Pemalsuan Data Sespri Untuk PPPK, Pejabat BNN RI Bilang Begini…

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Sampai saat ini, Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur, Emanuel Hendri Wijaya, yang tengah diterpa isu tak sedap terkait dugaan pemalsuan data pegawai honor dalam pengajuan PPPK TA 2025 ke BKN RI, masih jadi perbincangan menarik.

Namun pejabat BNN yang dalam waktu dekat bakal menduduki jabatan baru sebagai Kepala Bagian Umum BNN Provinsi Jambi tersebut, tampak tidak merespons sama sekali upaya konfirmasi yang dilayangkan awak media lewat WhatsApp.

Sementara itu Plt Kabiro SDM dan Organisasi BNN RI, Brigjen Pol Deni Dharmapala hanya merespons singkat terkait dugaan kasus pemalsuan yang menyeret nama Emanuel Hendri.

“Terima kasih, akan ditindaklanjuti,” kata Brigjen Pol Deni lewat pesan WhatsApp pada Kamis, 25 September 2025.

Emanuel Hendri Wijaya menarik perhatian lantaran diduga memalsukan dokumen masa kerja sekretaris pribadi/ajudan nya untuk PPPK TA 2025 ke BKN RI. Informasi dihimpun bahwa NN, sosok ajudan Hendri sebenarnya baru bekerja hitungan bulan sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim.

Namun oleh Hendri, dibuatkan seolah-olah sudah bekerja selama 2 tahun agar syarat mutlak minimal telah bekerja terpenuhi. Hal itupun tampak miris, sebab masih dalam lingkup BNNP Jambi yakni BNNK Jambi dan Batanghari terdapat honorer atau PPNPN yang tidak dapat diajukan menjadi PPPK lantaran belum mencapai masa kerja minimal 2 tahun.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Kepala BNNK di wilayah tersebut benar-benar mempedomani aturan yang disyaratkan okeh BKN RI.

Sementara Emanuel Hendri Wijaya sendiri dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu 24 September lalu, memilih untuk tidak merespons.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

TEMUAN

Kacau! Kepala BNNK Tanjungjabung Timur Diduga Palsukan Dokumen Buat Pengajuan Data PPPK Sesprinya

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Dugaan pemalsuan dokumen dalam pengajuan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) TA 2025 oleh Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur terhadap sosok ajudan pribadinya, mencuat ke permukaan.

Informasi dihimpun dari sejumlah sumber terpercaya, Kepala BNNK Tanjabtimur, Emanuel Hendry Wijaya diduga turut serta membantu pemalsuan data atas sekretaris/ajudan pribadinya berinisial NN.

Padahal NN sendiri diketahui belum memenuhi kriteria untuk pengajuan PPPK, lantaran dia belum genap 1 tahun sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim. Sementara syarat mutlak untuk pengajuan PPPK yakni minimal sudah bekerja selama 2 tahun.

“Sampai sekarang kalau dihitung baru 11 bulan tapi laporan ke BKN. Dio buatlah lebih 2 tahun, pemalsuan data,” ujar salah seorang sumber yang meminta dirahasiakan.

Sementara itu, masih di instansi serupa informasi diperoleh bahwa di BNNK Kota Jambi maupaun di BNNK Batanghari terdapat PPNPN yang masa kerjanya kurang beberapa bulan dari syarat 2 tahun. Namun tidak dapat diajukan. Lantaran Kepala BNNK masing-masing mempedomani betul aturan yang disyaratkan oleh BAKN Pusat.

Sementara itu Kepala BNNK Tanjabtim, Emanuel Hendry Wijaya dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu, 24 September 2025, belum merespons hingga berita ini terbit.

Tim awak media masih terus menghimpun informasi lebih lanjut.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

TEMUAN

Rumah Subsidi di Alfar Residence Ini Disulap Jadi Rumah Mewah, Kok Bisa?

DETAIL.ID

Published

on

Salah satu rumah di Alfar Residence yang langsung dirombak total oleh pemiliknya. (DETAIL/Jogi)

DETAIL.ID, Jambi – Tinggal sedikit lagi, renovasi rumah subsidi jadi rumah mewah di komplek perumahan subsidi Alfar Residence yang terletak di Jalan Pinang Merah, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi selesai dan menjadi rumah mewah yang bertetangga dengan rumah-rumah subdisi.

Pemandangan tak biasa ini tentu menimbulkan tanya, bagaimana bisa sebuah rumah subsidi yang belum genap 5 tahun pasca selesai digarap pembangunannya oleh developer lokal PT Swadaya Ribani Properti, bisa langsung direnovasi besar-besaran oleh si pemilik buat jadi semacam rumah mewah dua lantai?

Soal ini Riwa dari PT Swadaya Ribadi Properti ketika dikonfirmasi mengakui bahwa komplek perumahan yang ia bangun berstatus rumah subsidi. Ketika dikonfirmasi lebih lanjut soal renovasi total dari salah satu unit rumah tersebut, Riwa bilang bahwa si pemilik membeli unit secara tunai alias tidak lewat skema Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

“Dia beli cash jadi enggak KPR. Itu yang punya orang Sarolangun dia beli terus mungkin pengembangan jadi saya enggak tahu kalau mau dibuat apa, yang pasti ga KPR itu,” kata Riwa pada Kamis lalu, 11 September 2025.

Menurut Riwa, pihaknya selaku developer tidak ada masalah dengan renovasi besar-besaran rumah tersebut. Alasannya kembali karena si pemilik membeli secara tunai. Selain itu, rumah tersebut sudah jadi hak milik, cukup lama pasca dibeli yakni 3 tahun yang lalu dan baru belakangan ada renovasi.

Sementara itu Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jambi, Abror Lubis masih merespons singkat soal pengembangan total satu unit rumah subsidi tersebut.

“Ini yang punya tidak ikut asosiasi REI,” kata Abror Lubis pada Senin, 15 September 2025.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari ketentuan Permen PUPR No. 20/PRT/M/2014 dan aturan subsidi perumahan, menyebut; “Penerima rumah bersubsidi tidak boleh mengalihkan kepemilikan atau mengubah bentuk bangunan secara permanen dalam jangka waktu 5 tahun.”

Larangan ini berlaku untuk semua pembeli, baik KPR maupun cash. Alasannya, rumah subsidi hanya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bukan untuk investasi cepat.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs