DETAIL.ID, Jakarta – WHO menanggapi terkait studi terbaru mengenai ditemukannya varian Lambda. Organisasi kesehatan dunia ini pun membenarkan bahwa varian jenis ini telah menyebar di lebih dari 40 negara.
Dalam pre-print studi tersebut, dikatakan bahwa varian Lambda memiliki resistensi atau kekebalan terhadap vaksin.
Perwakilan WHO, Dr. Maria van Kerkhove mengatakan bahwa, ada beberapa mutasi pada varian Lambda pada bagian spike protein. Ditemukan pula delesi asam amino, beberapa karakteristiknya memang menimbulkan kekhawatiran.
Menurutnya, setiap perubahan pada mutasi virus menimbulkan beberapa ancaman terkait kemampuannya terhadap kinerja vaksin.
“Jadi ada beberapa studi yang sedang berlangsung, saya pikir anda menyebutkan pre-print (belum diulas) yang baru saja dirilis. Ini adalah beberapa data yang kami lihat terkait variant of interest, variant of concern, dan virus lain yang sedang dipelajari sekarang,” ujar Maria dalam video konferensinya 5 Agustus 2021.
Lamda is one of the variants @WHO & partners are tracking as a variant of interest at the global level.
More info in the video below👇& from yesterday’s WHO press conference. For info, there are ~4k sequences available on @GISAID.
(🙏@mrigankshail for the video) #COVID19 https://t.co/kdFzzRrN6B
— Maria Van Kerkhove (@mvankerkhove) August 5, 2021
Meskipun WHO belum membenarkan kemampuan varian Lambda yang kebal terhadap vaksin. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap efektivitas penggunaan vaksin dapat menurun bahkan hilang.
Jika benar varian Lambda kebal terhadap vaksin, maka tidak ada gunanya lagi vaksin. Apalagi hingga berkali-kali. Bukankah lebih efektif untuk meningkatkan daya tahan dan imunitas tubuh serta peningkatan protokol kesehatan?
Reporter: Febri firsandi