DAERAH  

Sawit Disebut Perusak Lingkungan, Mashuri: Itu Cuma Isu Bisnis

DETAIL.ID, Batanghari – Ketua DPD Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Kabupaten Batanghari, Jambi, Mashuri, senyum-senyum sewaktu mendengar isu kelapa sawit merupakan komoditas perusak lingkungan.

“Isu kelapa sawit merusak lingkungan menurut petani adalah isu tingkat tinggi, isu bisnis. Jadi isu perubahan iklim tidak pengaruh. Pengaruh bagi petani kalau lahan tidak ditanami apa-apa, itu baru berpengaruh terhadap perekonomian,” ujar Mashuri, Sabtu 30 Oktober 2021.

Mantan anggota DPRD dua periode ini secara tegas bilang, pengaruh utama perekonomian kalau masyarakat kelaparan. Kondisi ini bisa memicu tingginya angka kriminalitas.

“Kebutuhan petani dan kesejahteraan petani kelapa sawit dari tingkat bawah paling utama. Intinya kami tidak menggubris isu tersebut,” ucapnya.

DPD Apkasindo Batanghari terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar sebanyak-banyaknya menanam kelapa sawit. Karena apa, kata dia, harga karet tidak ada ketetapan pasti, makanya Apkasindo mengarahkan menanam sawit.

“Kita sudah punya PAC Apkasindo di delapan kecamatan. Petani kelapa sawit daerah ini tergabung dan telah mengantongi KTA (Kartu Tanda Anggota) berkisar 15 ribu petani. Minimal anggota Apkasindo memiliki kebun kelapa sawit 2 hektar,” katanya.

Menurut Apkasindo, pemicu perusakan lingkungan apabila sewaktu petani membuka lahan perkebunan kelapa sawit dengan cara membakar. Tapi kalau petani buka lahan tidak membakar, Apkasindo akan membantu petani cara menanam, cara memupuk, cara perawatan sampai panen.

“Tugas kami dari DPD Apkasindo mengadakan sosialisasi ke semua PAC. Kami biasanya dapat pendampingan dari PUSRI dengan tujuan petani bisa mengetahui mekanisme pemupukan. Sering petani kita ini tidak paham cara terbaik soal pemupukan sawit,” ujarnya.

Ia berkata DPD Apkasindo Batanghari sudah lama eksis, tapi mohon maaf kepemimpinan sebelumnya tidak berjalan. Mashuri terpilih menjabat Ketua DPD Apkasindo Batanghari melalui Musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) dua tahun silam.

Harga kelapa sawit petani sampai ke pabrik berada di angka Rp 3.150 perkilogram. Sedangkan harga tingkat loading berada di angka Rp 2.970 perkilogram. Mashuri bilang tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit sebenarnya sudah melewati.

“Sebelumnya harga kelapa sawit bertahan di angka Rp 2.000 perkilogram. Puncak harga jual kelapa sawit petani tertinggi belum pernah terjadi sebelumnya. Mudah-mudahan sawit menjadi B100 dan avtur, prediksi saya harga bisa menembus Rp 4.500 perkilogram,” ucapnya.

Editor: Ardian Faisal

Exit mobile version