DETAIL.ID, Muarabungo – Nasib nahas dialami seorang pedagang buah di pasar atas, Kabupaten Muarabungo. Ia meregang nyawa terkena tusukan sebilah pisau dari terduga RW yang juga seorang pedagang buah.
Setelah melakukan perbuatan keji itu, terduga RW tidak berniat menyerahkan diri. Segala upaya dilakukannya untuk mengindari kejaran polisi. Dirinya berusaha menghilangkan barang bukti dan identitas. Berpindah tempat dan menggonta-ganti alat komunikasi.
Kapolres Muarobungo, AKBP Guntur Saputro membenarkan hal tersebut. Ia menyampaikan pelaku RW sempat melarikan diri ke luar wilayah Muarobungo serta menghilangkan barang bukti. Namun tidak berselang lama pelaku berhasil ditangkap di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
“Pelaku berusaha lari dari kejaran yang membuat tim sempat kesulitan menangkap pelaku. Namun pelaku sudah ditangkap di daerah terpencil di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan,” ujar Guntur saat dihubungi pada Kamis, 14 April 2022.
Setelah dilakukan pendalaman, terungkap alasan pelaku RW melakukan perbuatan keji itu. Kejadian itu bermula ketika terjadi transaksi jual beli. Pelaku tidak bisa menahan emosi karena korban menyampaikan tawaran dengan melontarkan makian dan ancaman.
“Pelaku emosi karena korban menyampaikan tawaran dengan kata-kata tidak santun. Dia kesal dimaki bahkan diancam korban,” kata Guntur.
Melihat gestur korban seakan ingin memulai pertengkaran, pelaku meluapkan amarah dan mengeluarkan sebilah pisau. Petengkaran keduanya pun tak dapat dielakkan dan berujung pada pembunuhan.
Bak pepatah, mulutmu harimaumu dan amarah tidak akan menyelesaikan masalah. Perkataan bisa menjadi senjata tajam dan amarah bisa menimbulkan tindakan yang tidak diinginkan. Namun peristiwa ini sudah terlanjur dan keadilan harus ditegakkan. Pelaku RW pun terancam 15 tahun kurungan penjara.
Guntur mengimbau masyarakat agar saling menghormati, menghargai dan mengendalikan diri. Sesama warga berperilaku baik agar kejadian serupa tidak terulang yang berakibat hilangnya nyawa seseorang.
“Permasalahan ini adalah permasalahan personal. Jangan sampai menjadi permasalahan kelompok atau komunitas. Mari sama-sama menahan diri dan tidak terprovokasi oleh berita hoax atau ajaran kekerasan,” ujar Guntur.
Reporter: Frangki Pasaribu