DETAIL.ID, Jambi – Meski tak berlangsung lama, kebijakan larangan ekspor sukses bikin para petani sawit cukup merana. Betapa tidak, harga TBS anjlok hampir di seluruh penjuru negeri ini.
Terkait hal itu, Ketua DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) Provinsi Jambi, Suroso bahkan memperkirakan jika para petani sawit di wilayah Provinsi Jambi yang tergabung dalam organisasi petani sawit yang sama dengan dia, telah mengalami kerugian mencapai milliaran rupiah jika ditotalkan secara keseluruhan.
“Jelas kalau terdapat kerugian besar ya di petani kita, angka resminya kita tidak punya catatan tapi kalau kita kalkulasikan secara sederhana. Ini kita asumsikanlah jumlah anggota resmi dan tidak resmi kita 1.300 orang, dikalikan dengan anggaplah mereka punya kebun masing-masing 2 hektare dikali setengah ton produktivitas sawitnya, dikali lagi 1 bulan terakhir dikali Rp 2.000 selisih harga kemarin. Dapat hasil Rp 2,6 miliar,” kata Ketua DPW Samade Jambi, Suroso, Selasa 24 Mei 2022.
Tampak jelas kerugian petani imbas larangan ekspor. Hanya dengan kalkulasi yang didasarkan pada perkiraan jumlah petani yang tergolong sedikit, angka kerugiannya sudah mencapai milliaran rupiah.
Dalam angka yang lebih besar lagi, jika diasumsikan petani sawit di seluruh provinsi Jambi berjumlah 100.000 orang dikalikan dengan rata-rata kepemilikan kebun 2 hektare dengan produktivitas tanaman sekitar setengah ton dikalikan selisih harga Rp 2.000.
“Hasilnya, nilai kerugian seluruh petani sawit di Provinsi Jambi hampir mencapai 2 trilliun rupiah,” ujar Suroso.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post