DETAIL.ID, Jambi – Praktik pungli bermoduskan uang keamanan yang diduga dilakukan oleh oknum preman, tumbuh subur di Pasar Rakyat dekat bandara Sultan Thaha Saufuddin, Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
Hal tersebut diungkap langsung oleh beberapa pedagang di pasar tersebut. Setiap harinya, kurang lebih 100 orang pedagang di Pasar Rakyat Pasir Putih dipunguti uang keamanan senilai Rp. 2000 oleh beberapa oknum yang mengaku pengurus Paguyuban Pedagang Pasar Rakyat Pasir Putih.
“Tiap hari 2000, kalau enggak dikasih mengamuk mereka itu padahal kita ga pernah tau itu gimana pembukuan keuangannya, uang itu dipakai untuk apa. Kita ga pernah ada dikasih tau atau dibuat rapat. Enggak pernah, jadi sama seperti kita membuang batu ke laut, ga nampak lagi,” kata sumber media ini, Jumat 27 Mei 2022.
Tak hanya itu, sumber media ini juga mengungkap jika sebelum hari raya lebaran lalu. Terdapat seorang pedagang daging segar terpaksa angkat kaki dari Pasar Pasir Putih, karena pedagang tersebut telah melawan oknum preman tersebut. Ia tak mau lagi membayar uang keamanan harian dari oknum preman yang tak jelas tersebut.
“Sebelum lebaran kemarin, ada juga pedagang pasar ini. Dia jualan daging, sudah dipotong-potong itu daging kerbau mau dia jual disini. Tapi karena permasalahan uang keamanan yang tak jelas itu, di ga dikasih jualan. Ujung-ujungnya terpaksa lah dia bawa itu semua jualannya itu, ah ngerilah Pak kalau disini,” ujarnya.
Kemudian, beberapa pedagang pasar yang kompak dan tak mau lagi peristiwa premanisme dan pungli terus-menerus berlangsung di Pasar Pasir Putih akhirnya kehabisan kesabaran. Mereka membuat laporan seadanya ke Disperindag Kota Jambi soal keresahan mereka yang diharuskan oleh oknum nakal di Pasar tersebut untuk membayar iuran diluar iruran yang resmi.
“Setelah itu dari Disperindag sudah turun ke sini, ada sekitar dua minggu lah dia disini. Tapi sama aja pak, ga ada perubahan, 2 minggu sebelum hari lebaran kemarin mereka (pelaku pungli) mengundurkan diri, ga ada lagi memang uang-uang kutipan. Jadi kami gantian lah jaga malam. Tapi setelah 2 minggu itu masuk lagi mereka yang mengundurkan diri itu, pake ngancam-ngancam lagi,” katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Pasar Rakyat Pasir Putih, Harahap saat media ini turun ke lokasi tak ada ditempat. Dikonfirmasi via telfon, Harahap terkesan lempar tangan pasalnya dengan gampangnya ia menjawab bahwa terkait persoalan para pedagang yang mengeluhkan pungutan tak jelas tersebut tersebut diluar kewenangannya.
“Itukan cuman sebagian aja yang ga mau bayar. Kalau kesepakatan pedagang pasar siapa yang ditunjuk jadi pengurusnya. Kami kan ga ikut campur, persoalan internal mereka lah. Kalau retribusi yang resmi per hari Rp 4.700 sekian lah,”
Jika dikalkukasikan secara sederhana, pungli Rp 2000 per pedagang yang selama ini berlangsung di Pasar Rakyat Pasir Putih dikalikan dengan 100 orang pedagang, kemudian dikalikan lagi 20 hari saja. Maka dalam satu bulan terkumpul sudah, duit kurang lebih Rp 4.000.000. Pelaku pungli tertawa menikmati duit pedagang, sementara pedagang tak tau kejelasan uang mereka sendiri.
Media ini telah mencoba mengkonfirmasi pihak Disperindag Kota Jambi, namun hingga berita ini terbit belum ada respon.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post