DETAIL.ID, Bengkulu – Desa Suka Maju, Kecamatan Marga Sakti Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu sudah punya pabrik pengolah minyak goreng sendiri. Desa yang penduduknya bergantung pada hasil kebun utama berupa Kelapa Sawit dan Karet ini pun berinisiatif mendirikan pabrik minyak goreng.
Selain untuk memenuhi kebutuhan desanya sendiri, minyak goreng hasil olahan pabrik yang dikelolah oleh BUMDes Maju Jaya Sakti ini juga dijual ke desa sekitar. Menurut Direktur BUMDes Maju Jaya Sakti, Santoso, desanya mendapat dukungan penuh permodalan dari dana desa ditambah dari bantuan kementerian.
“Bantuan alat yang diberikan Kemendes PDTT senilai Rp 2,7 miliar. Ditambah dengan aset bangunan gedung yang bersumber dari Dana Desa (DD) senilai Rp 400 juta lebih. Saat ini sudah berdiri di Desa Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya dan dikelola oleh BUMDes Maju Jaya Sakti,” ujarnya, seperti dikutip dari tvdesanews.id yang diakses pada 15 Juni 2022.
Dalam sehari, BUMDes ini mengolah kurang lebih 10 ton tandan buah segar (TBS). Jika dikalkulasikan, maka akan menghasilkan sekitar 2 ton CPO. Jika diolah menjadi minyak goreng, maka dapat menghasilkan sekitar 1,4 ton.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Bengkulu, A Jakfar mengatakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Bengkulu Utara ini bisa menjadi contoh untuk menyeimbangkan harga pasar minyak goreng serta terjaminnya ketersediaan.
“BUMDes di Bengkulu Utara ini saya rasa bisa manjadi contoh dan solusi alternatif bagi para petani sawit di Bengkulu untuk bisa meniru dalam membuat pabrik migor skala kecil,” kata Jakfar mengutip elaeis.co pada Minggu 12 Juni 2022, lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMK Provinsi Bengkulu, Erdiwan mengatakan bahwa soal permodalan itu tidak sulit.
“Terkait pembiayaan Erdiwan menuturkan koperasi dapat memanfaatkan dana dari Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Bank Rakyat Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB – KUMKM) untuk membangun pabrik migor ini. Kalo koperasi sudah jadi, masalah pembiayaan saya pikir tidak sulit, yang penting petani tersebut ada niat ingin mendirikan pabrik sendiri,” tuturnya.
Discussion about this post