DETAIL.ID, Jambi – Sejumlah dosen dan pimpinan PTS di Provinsi Jambi ramai- ramai mendatangi kantor DPRD Provinsi Jambi. Kedatangan mereka untuk menyerukan tuntutan dengan poin utama penolakan RUU Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).
Para dosen dan pimpinan PTS tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah X- C Jambi. Mereka menyoroti beberapa hal terkhusus RUU Sisdiknas yang dinilai dikelola layaknya manajemen bisnis.
Hilda Porwati seorang dosen Politeknik Jambi, dengan tegas mengatakan jika bangsa Indonesia ingin maju, maka harus memperhatikan pendidikan. Menghancurkannya mudah saja yakni hancurkan pendidikan.
“Ini terlihat, bahwasanya rancangan undang- undang Sisdiknas sudah ingin menghancurkan pendidikan,” kata Hilda Porawati saat mediasi di salah satu ruangan Kantor DPRD Provinsi Jambi, Selasa 27 September 2022.
Hilda pun menyampaikan pandangannya dengan nada suara bergetar. Sebenarnya Indonesia sudah kalah dengan negara luar. Hal tersebut lantaran Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) yang siap.
“Kita kalah dengan Cina. Mereka mampu menciptakan sesuatu dengan tangan tenaga-tenaga mereka. Di Indonesia, kita sama- sama tahu, kita adalah pengguna. Kita bukanlah pencipta atau penemu,” ujar Hilda.
Sebagai tenaga pendidik, ia mengaku resah dan galau. Kalau bukan dengan pendidikan yang bermutu, bangsa Indonesia terkhusus Provinsi Jambi tidak tahu akan berlabuh kemana.
Aksi yang mereka lakukan hari ini seakan menunjukkan pihaknya tidak intelektual. Akan tetapi ia mengatakan turun ke jalan menjadi pilihan lantaran setiap kali bertemu, tidak mendapatkan hasil.
“Saya sudah mengajar selama 20 tahun, dan belum pernah saya demo. Baru kali ini saya demo. Biasanya saya yang di demo. Kondisi ini mengajarkan kita. Malu sekali, sebagai pendidik tidak bisa menemukan jalan terbaik untuk memecahkan sebuah masalah,” ujarnya.
Menurutnya, aksi tersebut merupakan panggilan sebagai pendidik. Mereka mengingini bangsa dan Provinsi Jambi tidak tenggelam danhilang saat nanti mereka tidak ada lagi.
“Kalau bisa hari, Kamis tanggal 29 September 2022 kami bisa ketemu, audiensi dan menyampaikan aspirasi secara resmi ke anggota DPRD Provinsi Jambi. Kami tidak mau demo lagi,” kata Hilda
Discussion about this post