DAERAH  

Sektor Pertanian Digenjot, Intervensi APBD akan Terus Dilakukan

DETAIL.ID, Medan – Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Sumut, Naslindo Sirait, memastikan Pemprov

Sumut tidak akan tinggal diam melihat situasi perekonomian dunia yang diprediksi bakal mengalami resesi.

“Memang ada beberapa laporan Bank Dunia dan lembaga internasional mengenai adanya ancaman resesi, tapi karena ekonomi kita masih

berbasis pertanian dan kita sumbernya ada di situ, dampaknya kita hitung tidak sampai resesi, kita optimis bisa positif, bisa tumbuh,”

kata Naslindo kepada para wartawan di Medan, Jumat 7 Oktober 2022.

Ia bilang, Pemprov Sumut akan menggenjot produksi hulu di sektor pertanian. “Apalagi 51% perekonomian Sumut berbasis pertanian,

terutama perkebunan. Hal itu merupakan potensi yang besar,” ujar Naslindo..

Ia juga menyebutkan Pemprov juga akan memajukan UMKM, meningkatkan pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR), mengendalikan inflasi

supaya nilai tukar terjaga dan daya beli masyarakat tidak tergerus.

Disinggung mengenai inflasi, kata Naslindo, kenaikan inflasi September umumnya karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang

berdampak pada kenaikan harga komoditas.

Untuk itu, Naslindo katakan ada beberapa komoditas yang akan dikendalikan, seperti beras, cabai, daging ayam, telur, minyak goreng,

gula,bawang merah, tarif air, dan tarif angkutan.

“Ini akan terus kita pantau dan kendalikan harga-harganya,” kata Naslindo.

Untuk mendukung semua kebijakan itu, Naslindo bilang Pemprov Sumut akan menggunakan APBD Provinsi sebagai instrumen untuk

melakukan intervensi terhadap pasar komoditas.

“Intervensi APBD pun akan terus dilakukan. Realisasi APBD merupakan penyokong perekonomian daerah. Inilah peran pemerintah. Oleh sebab itu, percepatan realisasi belanja yang berdampak langsung pada masyarakat sangatlah penting,” tegas Naslindo.

Reporter: Heno

Exit mobile version