Connect with us

PERISTIWA

Biodata lengkap Icha Ceeby, Pemeran Wanita Kebaya Merah

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jakarta – Siapa Icha Ceeby yang merupakan pemeran wanita video kebaya merah viral terkuak.

Terungkap pula nama asli, akun ig, hingga umur Icha Ceeby sebenarnya.

Seperti diketahui, Polda Jatim telah menetapkan AH (24) dan ACS (29) sebagai tersangka kasus video viral kebaya merah.

AH yang merupakan pemeran wanita video syur tersebut diduga adalah Icha Ceeby alias meam0ra.

Dugaan tersebut memicu publik mencari biodata Icha Ceeby, juga akun Instagram dan Twitter sang model.

Sosok Icha Ceeby dikait-kaitkan dengan video syur wanita berkebaya merah setelah beredar fotonya di media sosial.

Dalam beberapa foto yang telah tersebar luas di Twitter, terlihat Icha Ceeby memiliki tahi lalat di dada dekat lehernya.

Tahi lalat ini menjadi petunjuk paling kuat yang mengantarkan polisi menangkap sosok AH di sebuah indekos yang berlokasi di Jalan Medokan, Surabaya, Minggu, 6 November 2022, sekitar pukul 21.00 WIB.

Polda Jatim juga menangkap pemeran pria dalam video kebaya merah, berinisial ACS.

Foto Icha Ceeby sendiri disebarakan di Twitter oleh akun @_nirmaawd pada Selasa 8 November 2022.

Akun ini mengklaim bahwa Icha Ceeby adalah seorang foto model .

Bahkan mengunggah foto untuk menguatkan klaim tersebut.

Kecurigaan semakin kuat setelah baru-baru ini, akun Twitter @meam0ra yang diduga milik Icha Ceeby alias AH, merasa bangga karena video miliknya tersebar luas.

“Konten aku kesebar berarti Storylinenya bagus wkwk,” kata akun @Meam0ra, sebagaimana dikutip dari tangkapan layar yang tersebar luas di Twitter.

Menurut keterangan Polda Jatim, AH dan ACS yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka memang memiliki akun Twitter.

Adapun akun Twitter keduanya bernama tersebut bernama @ainturslvt dan @meamora.

Namun akun AH dan ACS ini dikategorika sebagai akun alternatif, biasanya digunakan seseorang yang ingin menyembunyikan identitasnya.

Plh Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim Kompol Harianto Rantesalu menjelaskan, AH menjual konten dewasa yang dilah diproduksi bersama ACS melalui akun tersebut.

Bahkan temuan Polda Jatim mengungkapkan fakta bahwa AH dan ACS telah memproduksi 92 video dan 100 foto dewasa.

Ini dijual kepada pelanggan dengan harga baragam.

Khusus video kebaya merah berdurasi 16 menit, dibanderol Rp750 ribu.

“Produksi tahun ini. Pasar lokal dan luar,” ujar Harianto, pada Selasa, 8 November 2022.

“Soal tarif, kami fokus pada kebaya merah,” ujarnya.

Sosok Icha Ceeby disebut-sebut sebagai seorang model.

Ia diduga pernah mengikuti sekolah modeling di Surabaya.

Selain profesinya, akun Twitter @_nirmaawd juga telah diungkapkan juga akun Instagram Icha Ceeby.

Menurut @_nirmaawd, awalnya akun Instagram Icha bernama @p.icahacu.

Namun akun tersebut tak dapat ditemukan lagi.

Kemungkinan besar akun tersebut telah dihapus, atau ganti nama.

Jika benar klaim bahwa Icha Ceeby adalah AH yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka kasus video viral kebaya merah, maka bisa dikatakan bahwa dia sekarang berusia 24 tahun.

Menurut keterangan Polda Jatim, AH merupakan wanita kelahiran Malang tapi tinggal di Surabaya.

Wanita ini disebut-sebut berprofesi sebagai model.

Biodata Icha Ceeby

Nama: Icha Ceeby

Inisial nama asli: AH

Umur: 24 tahun

Asal kota: Malang

Tempat tinggal: Surabaya

Profesi: Model

Nama akun Twitter: @meam0ra

Nama akun Instagram: @p.icahacu

PERISTIWA

Masyarakat Lima Desa di Jambi Geruduk Kanwil ATR/BPN, Tuntut Penyelesaian Konflik Agraria

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Ratusan warga dari lima desa di Provinsi Jambi mendatangi Kantor Wilayah (Kanwil) Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jambi untuk menuntut penyelesaian konflik agraria yang berlarut-larut.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes karena surat permohonan audiensi mereka tidak direspons oleh Kepala Kanwil ATR/BPN Jambi yang baru, Drs. Agustin Samosir, M.Eng.Sc. Warga didampingi oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi serta jaringan advokasi lainnya dalam perjuangan mendapatkan hak atas tanah mereka.

Salah satu desa yang mengalami konflik agraria adalah Desa Pandan Sejahtera, di mana penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) PT Indonusa Agromulia diduga dilakukan tanpa pengecekan lapangan yang memadai. Akibatnya, terjadi tumpang tindih dengan lahan masyarakat yang telah lama menggarap tanah tersebut, sehingga menimbulkan ketidakpastian dan ancaman terhadap kehidupan mereka.

Di Desa Gambut Jaya, warga menghadapi masalah serius karena tanah mereka di kawasan permukiman Trans Swakarsa Mandiri diduga telah dikuasai oleh mafia tanah. Dugaan kuat mengarah pada keterlibatan BPN Muarojambi dalam penerbitan Sertifikat Hak Milik (SHM) yang dianggap tidak sah. Hal ini membuat masyarakat kehilangan akses terhadap tanah yang seharusnya menjadi hak mereka.

Sementara itu, warga Desa Mekar Sari menghadapi situasi di mana mereka memiliki SHM atas lahan usaha transmigrasi mereka, tetapi tanah tersebut telah beralih ke pihak lain yang diduga merupakan mafia tanah. Meski memiliki bukti legal kepemilikan, masyarakat tetap tidak bisa menggunakan tanah mereka, sehingga menimbulkan keresahan dan ketidakadilan yang berkepanjangan.

Di Desa Tebing Tinggi, warga mendesak Kanwil BPN Jambi untuk melakukan pengecekan ulang dan menetapkan koordinat lahan usaha mereka. Langkah ini dianggap penting untuk mencegah konflik kepemilikan tanah di masa depan dan memastikan hak-hak masyarakat tidak terusik oleh klaim pihak lain yang tidak bertanggung jawab.

Sedangkan di Desa Rawa Mekar, yang merupakan kawasan eks-transmigrasi, masyarakat menuntut realisasi hak atas tanah yang seharusnya diberikan oleh negara. Sesuai dengan ketentuan, setiap kepala keluarga berhak mendapatkan lahan seluas 2 hektare, tetapi hingga kini hak tersebut belum dipenuhi. Warga merasa diabaikan dan meminta kejelasan dari pemerintah terkait hak mereka yang telah lama tertunda.

Direktur Walhi Jambi, Abdullah, menegaskan bahwa konflik agraria yang terjadi ini merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Ia menilai negara telah melakukan pembiaran dan penghilangan hak atas tanah yang seharusnya menjadi milik masyarakat. “Negara seharusnya hadir untuk melindungi hak rakyat, bukan justru membiarkan mereka kehilangan tanah akibat permainan para pemodal dan mafia tanah,” katanya.

Abdullah juga mengkritik peran BPN yang seharusnya bertanggung jawab dalam memastikan kejelasan lokasi lahan transmigrasi. Namun, dalam praktiknya, BPN justru diduga mengalihkan lahan untuk kepentingan pihak lain, yang semakin memperparah konflik agraria. Ia menilai lembaga ini gagal menjalankan tugasnya secara transparan dan justru menjadi bagian dari masalah yang dihadapi masyarakat.

Masyarakat bersama Walhi Jambi menuntut Kanwil ATR/BPN Jambi segera mengambil langkah konkret dalam menyelesaikan konflik agraria ini. Mereka mendesak agar hak atas tanah masyarakat dikembalikan secara adil dan transparan, serta meminta pemerintah pusat turun tangan jika permasalahan ini terus diabaikan. Aksi ini menegaskan bahwa masyarakat tidak akan tinggal diam hingga hak mereka benar-benar dipenuhi oleh negara.

Reporter: Andrey

Continue Reading

PERISTIWA

Forum Pemuda Batin IX Ilir Pertanyakan Dana CSR, Manajemen PT KDA Tak Bisa Ditemui

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Merangin – Keterbukaan pengelolaan dana CSR dipertanyakan Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang. Pasalnya selama ini masyarakat belum merasakan kehadiran perusahaan atas pemberdayaan masyarakat, baik pendidikan ekonomi dan kesehatan.

Namun sayangnya tiga kali bersurat kepada manajemen PT KDA, belum satupun yang ditanggapi. Bahkan saat Ketua Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang, Mahyudin mendatangi pabrik PT KDA yang berada di Desa Langling tapi tak satupun pihak manajemen PT KDA yang bisa ditemui.

“Jujur saja kami kecewa terhadap perilaku yang ditunjukkan oleh petinggi di PT Kresna Duta Agroindo (KDA) Langling, padahal sudah tiga kali bersurat untuk beraudensi dengan kami,” kata Mahyudin pada Selasa, 18 Februari 2025.

Menurutnya selama ini mereka hanya ingin mengetahui, pengelolaan CSR terhadap desa desa sekitar perusahaan.

“Kami ingin mengetahui pengelolaan dana CSR, bagi warga desa di seputaran perusahaan, jangan mereka malah seperti takut menemui kami,” ujarnya.

Terkait dengan tidak diresponsnya surat dan kedatangan Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang, Mahyudin menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan aksi di kantor KDA Langling.

“Mereka sudah tidak menghargai cara-cara kami yang prosedural, dan saya pastikan akan membuat aksi di kantor KDA,” tuturnya.

Sementara itu Ibnu, Humas PT KDA saat dikonfirmasi mengaku tidak berada di tempat, sementara RC PT KDA juga masih cuti.

“Saya lagi tidak di tempat, dan Pak RC masih cuti,” kata Ibnu.

Forum Pemuda Batin IX Ilir Pamenang sudah berkumpul sesuai dengan surat mereka pukul 10.00 WIB untuk melakukan audiensi tetapi gagal sebab tidak satupun manajemen yang menemui mereka,bahkan sebelum pulang mereka sempat melakukan orasi di pintu masuk pabrik PT KDA.

Reporter: Daryanto

Continue Reading

PERISTIWA

Ketua DPRD Kota Jambi Apresiasi Pembangunan Rumah Sakit Adhyaksa, Sorot Upaya Kejaksaan Dalam Pelayanan Kesehatan

DETAIL.ID

Published

on

Jambi – Ketua DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly mengapresiasi pembangunan Rumah Sakit Adhyaksa Jambi dan peresmian gedung Sentra Diklat Kejaksaan Tinggi Jambi, Senin 17 Februari 2025.

Kemas Faried Alfarelly, menilai pembangunan Rumah Sakit Adhyaksa Jambi menjadi kebanggaan karena merupakan rumah sakit Adhyaksa pertama di Sumatera dan keempat di Indonesia. Dan yang terpenting menurut Kemas yaitu upaya Kejaksaan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota dan Provinsi Jambi.

“Saya mendengarkan secara langsung penyampaian Jaksa Agung, ini membanggakan. Ini pertama di Sumatera, dan keempat di Indonesia,” kata Kemas, saat menghadiri acara di gedung Sentra Diklat Kejaksaan Tinggi Jambi, Senin 17 Februari 2025.

Menurut Ketua DPRD Kota Jambi tersebut, kehadiran RS Adhyaksa di Kota Jambi bakal berperan penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat Jambi. Terlebih lagi, mengurangi jumlah masyarakat yang harus berobat keluar Jambi, bahkan hingga ke luar negeri.

“Cukup di Jambi saja, di Kota Jambi dan seberang Kota Jambi. Saya rasa ini perlu diapresiasi dan didukung baik oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota,” katanya.

Continue Reading
Advertisement