NASIONAL
4 Kontroversi Qatar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Zakir Naik Hingga Bir
Kоntrоvеrѕі іnі kіаn mеngеmukа ѕеmеnjаk Qаtаr mulаі bеrbеnаh untuk mеmреrѕіарkаn gеlаrаn Pіаlа Dunіа, tераtnуа ѕааt mеrеkа mеrеkrut tеnаgа kеrjа gunа mеmbаngun ѕеjumlаh іnfrаѕtruktur реnunjаng.
Pоlеmіk tеruѕ bеrlаnjut ѕааt Qаtаr dаtаng-dаtаng tаk mеngіjіnkаn реmаѕаrаn bіr сumа bеbеrара hаrі mеnjеlаng Pіаlа Dunіа dіmulаі.
Tаk hіnggа dі ѕіtu, Qаtаr mаѕіh mеngаkіbаtkаn реrdеbаtаn kеtіkа mеngundаng реnсеrаmаh kоntrоvеrѕіаl,Zаkіr Nаіk, untuk mеngаtаkаn dі rаngkаіаn gеlаrаn Pіаlа Dunіа.
Bеrіkut еmраt kоntrоvеrѕі Qаtаr ѕеlаmа mеnjаdі tuаn rumаh Pіаlа Dunіа.
1. Dugааn Pеlаnggаrаn HAM
Dugaan ini mencuat sehabis Thе Guаrdіаn mеrіlіѕ lароrаn уаng mеnunjukkаn lеbіh dаrі 6.500 buruh mіgrаn dаrі lіmа nеgаrа mеnіnggаl dі Qаtаr ѕеjаk nеgаrа іtu dіtеtарkаn bаkаl mеnjаdі tuаn rumаh Pіаlа Dunіа 2022.
Thе Guаrdіаn mеngumрulkаn dаtа dаrі аnеkа mасаm ѕumbеr реmеrіntаhаn аѕаl раrа buruh mіgrаn іtu, іаlаh Indіа, Pаkіѕtаn, Nераl, Bаnglаdеѕh, dаn Srі Lаnkа.
Mеrujuk раdа lароrаn nеgаrа-nеgаrа tеrѕеbut, rіbuаn buruh mіgrаn mеnіnggаl dunіа dі Qаtаr dаlаm mаѕа 10 tаhun dаrі 2010 hіnggа 2020.
Sеlаmа реrіоdе іtu, Qаtаr ѕеdаng mеngаdаkаn реmbаngunаn bеѕаr-bеѕаrаn untuk mеnуіарkаn Pіаlа Dunіа.
Tаk hаnуа mеndіrіkаn tujuh ѕtаdіоn grеѕ, Qаtаr jugа mеmbаngun ѕеdеrеt іnfrаѕtruktur реndukung уаng lаіn, ѕереrtі bаndаrа, jаlаn, mеtоdе trаnѕроrtаѕі рublіk, hоtеl, hіnggа ѕаtu kоtа grеѕ.
Pеmеrіntаh Qаtаr mеnеgаѕkаn bаhwа tоtаl mаut іtu tаk сumа аkhіr рrоуеk Pіаlа Dunіа, nаmun jugа аnеkа mасаm hаl lаіn. Mеnurut mеrеkа, сumа 37 mаut уаng bеrhubungаn рrіbаdі dеngаn Pіаlа Dunіа.
Nісk MсGееhаn ѕеlаku dіrеktur gоlоngаn аdvоkаѕі hаk buruh, Fаіrѕԛuаrе Prоjесtѕ, mеngаkuі tаk ѕеmuа реkеrjа іtu mеnіnggаl kаrеnа рrоуеk Pіаlа Dunіа.
“[Nаmun], bаnуаk buruh mіgrаn mеnіnggаl ѕеjаk 2011 сumа dі nеgаrа іtu аlаѕаnnуа аdаlаh Qаtаr mеndараtkаn hаk untuk mеnуеlеnggаrаkаn Pіаlа Dunіа,” uсарnуа.
2. Antі-LGBT
Sеjаk аwаl Qаtаr dіtеtарkаn mеnjаdі tuаn rumаh Pіаlа Dunіа, ѕеjumlаh ріhаk tеlаh mеnуuаrаkаn kеkhаwаtіrаn mеrеkа ѕеbаb nеgаrа іtu tаk mеngіjіnkаn hоmоѕеkѕuаl.
Sеbаgаіmаnа dіlаnѕіr Rеutеrѕ, раrа krіtіkuѕ сеmаѕ роtеnѕі gоrеѕаn ѕааt реnggеmаr ѕераk bоlа уаng іаlаh lеѕbіаn, gау, bіѕеkѕuаl, аtаu trаnѕgеndеr mеlіhаt Pіаlа Dunіа.
Pеnуеlеnggаrа Pіаlа Dunіа ѕеndіrі tеlаh bеbеrара kаlі mеnеgаѕkаn bаhwа ѕіара ѕаjа, tаk реdulі оrіеntаѕі ѕеkѕuаlnуа, bоlеh mеnуаkѕіkаn turnаmеn іtu.
Mеѕkі dеmіkіаn, duа реkаn ѕеbеlum Pіаlа Dunіа dіgеlаr, dutа bеѕаr Pіаlа Dunіа Qаtаr, Khаlіd Sаlmаn, mеnуеbut hоmоѕеkѕuаl ѕеlаku “kеruѕаkаn dаlаm jіwа.”
Iа mеnеgаѕkаn bаhwа Qаtаr mеmаng mеnуаmbut ѕеmuа оrаng уаng hеndаk mеnуаkѕіkаn Pіаlа Dunіа, nаmun mеѕtі “mеmаtuhі hukum kаmі.”
NASIONAL
Education Fair 2025 SMA Kolese De Britto Akan Menghadirkan 40 Kampus Ternama
DETAIL.ID, Yogyakarta – SMA Kolese De Britto Yogyakarta kembali menggelar Pameran Pendidikan dan Expo Perguruan Tinggi (Education Fair) 2025 pada Kamis–Jumat, 30–31 Oktober 2025, di aula utama sekolah. Mengusung tema “Explore The Possibilities, Navigate Your Dream”, kegiatan ini menjadi ruang inspiratif bagi para siswa dan masyarakat umum untuk mengeksplorasi berbagai peluang pendidikan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kegiatan ini menghadirkan lebih dari 40 perguruan tinggi ternama dari Indonesia dan mancanegara, termasuk universitas negeri, swasta, serta lembaga pendidikan internasional. Peserta pameran akan mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan perwakilan kampus, memperoleh informasi seputar program studi, beasiswa, jalur penerimaan mahasiswa baru, serta peluang karier di masa depan.
Kepala SMA Kolese De Britto, Robertus Arifin Nugroho, S.Si., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen sekolah dalam mendampingi para siswa agar mampu mengenali potensi diri dan mengambil keputusan pendidikan secara matang.
“Melalui Education Fair ini, kami ingin membantu para siswa ‘menavigasi mimpinya, tidak hanya memilih kampus, tetapi juga menemukan arah hidup dan panggilan mereka di masa depan. Tema ‘Explore The Possibilities, Navigate Your Dream’ mencerminkan semangat untuk berani bermimpi dan bertindak nyata menuju masa depan yang bermakna,” ujar Arifin pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Selain pameran perguruan tinggi, Education Fair juga akan diisi dengan seminar inspiratif, presentasi perguruan tinggi, sesi konsultasi karier, dan tes toefl. Berbagai kegiatan ini dirancang agar para peserta tidak hanya mendapatkan informasi akademik, tetapi juga pendampingan dalam mengenali minat, bakat, serta kompetensi pribadi.
Acara ini terbuka untuk umum, dan diharapkan menjadi ajang kolaborasi antara sekolah, lembaga pendidikan tinggi, serta masyarakat dalam membangun budaya belajar yang visioner dan penuh semangat eksplorasi.
NASIONAL
SMA De Britto Berdialog dengan Para Orang Tua Agar Tangguh dan Kolaboratif
DETAIL.ID, Yogyakarta – SMA Kolese De Britto Yogyakarta kembali menggelar pertemuan orang tua siswa untuk kelas X, XI, dan XII dalam tahun ajaran 2025/2026. Selama tiga hari berturut-turut, mulai 1–3 Oktober 2025 ini dibagi dalam tiga sesi. Dalam pertemuan ini, orang tua diajak masuk dalam ruang refleksi dan dialog mendalam melalui tema besar “Menjadi Orang Tua Tangguh dan Kolaboratif”.
Pertemuan orang tua siswa SMA Kolese De Britto tahun ajaran 2025/2026 diawali dengan pengantar dari Romo Agustinus Sugiyo Pitoyo, SJ, selaku Rektor SMA Kolese De Britto. Dalam pengantarnya, Romo Pitoyo menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi anak-anak di masa pertumbuhan dan juga menyampaikan informasi tentang pembangunan sarana prasarana gedung baru untuk rumah studi di laboratorium alam dan juga gedung kelas saat ini.
“Sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak kita, maka terkait sarana prasarana pendukung harus disediakan dengan baik, namun, rumah pertama tetaplah keluarga. Oleh karena itu, kolaborasi antara sekolah dan orang tua menjadi fondasi yang kokoh untuk membentuk pribadi yang tangguh. Tema kita hari ini, Menjadi Orang Tua Tangguh dan Kolaboratif, adalah undangan bagi kita semua untuk terus bersinergi dalam mendampingi putra-putra kita menuju kedewasaan,” kata Romo Pitoyo.
Setelah pengantar, acara dilanjutkan dengan sambutan Kepala Sekolah, Robertus Arifin Nugroho, S.Si., M.Pd. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pertemuan orang tua bukan sekadar forum informasi, melainkan kesempatan membangun komitmen bersama.
“Pendidikan yang kami jalankan di Kolese De Britto berlandaskan spiritualitas Ignasian, yakni mendidik manusia muda menjadi pribadi yang cerdas, berhati nurani, peduli, dan berkomitmen. Namun, proses ini tidak akan optimal tanpa dukungan orang tua. Dengan kolaborasi, kita bisa menuntun para putra menjadi generasi yang berkarakter, tangguh, dan siap melayani,” ujar Arifin.
Agenda berikutnya adalah penjelasan kurikulum oleh Ibu F. Ratna Dwi Astuti, M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum. Ratna memaparkan arah pembelajaran yang menekankan pada Kurikulum Merdeka, yang memberi ruang kebebasan bertanggung jawab kepada siswa untuk mengembangkan potensi sesuai minat dan bakat.
“Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Kolese De Britto sejatinya sejalan dengan semangat pendidikan Yesuit yang memanusiakan manusia muda. Kami tidak hanya menekankan pencapaian akademik, tetapi juga keterampilan hidup, karakter, serta kemampuan reflektif. Kami ingin anak-anak mampu belajar secara kritis, kreatif, sekaligus memiliki empati dalam kehidupannya,” kata Ratna.
Selanjutnya, penjelasan kepamongan disampaikan oleh Romo Hugo Hadibowo, SJ. Ia menekankan bahwa pendidikan di De Britto tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan bersama melalui pendampingan pamong.
“Kepamongan adalah wajah khas pendidikan di Kolese De Britto. Kami tidak hanya mendidik dengan kata-kata, melainkan dengan kehadiran dan pendampingan nyata dalam keseharian siswa. Anak-anak didampingi dalam proses belajar, berorganisasi, hingga hidup bersama, agar para putra tumbuh menjadi pribadi yang matang, mandiri, dan penuh tanggung jawab,” ucap Romo Hugo.
Bagi SMA De Britto pertemuan ini bukan sekadar agenda rutin tahunan untuk penyampaian informasi akademik dan kepamongan, melainkan juga ruang perjumpaan yang meneguhkan kembali peran strategis orang tua sebagai mitra sekolah dalam mendampingi para putra. Dalam pertemuan ini juga, untuk lebih memberikan bekal pendampingan dan pendampingan dalam keluarga yang berdasarkan semangat Spiritualitas Ignasian, maka menghadirkan tiga narasumber imam Serikat Yesus (SJ). Dalam acara ini membahas pendampingan anak sesuai tahap perkembangan tiap jenjang yang menjadi arah dan tujuan SMA Kolese De Britto terkait; masa adaptasi di kelas X, masa sosialisasi di kelas XI, dan masa internalisasi di kelas XII. Oleh karena itu supaya para orang tua setiap angkatan bisa memahami dan mengerti serta bisa melaksanakan akan pendampingan berjenjang ini secara utuh dan optimal.
Hari Pertama – Examen Conscientiae untuk Orang Tua Kelas X
Suasana penuh kehangatan menyelimuti Aula Kolese De Britto pada 1 Oktober 2025 saat Romo Evodius Sapto Jati Nugroho, SJ menyampaikan materi tentang Examen Conscientiae. Ia mengajak para orang tua kelas X untuk melatih diri dalam refleksi rohani sehari-hari sebagai bekal mendampingi putra-putra mereka yang tengah beradaptasi dengan dunia SMA.

IFFP Kelas X Romo Sapto. (ist)
“Examen adalah latihan sederhana, namun menyentuh hati. Melalui refleksi, kita diajak menyadari kehadiran Allah dalam hidup sehari-hari. Orang tua yang setia berlatih Examen akan lebih peka dalam memahami anak-anaknya,” kata Romo Sapto.
Materi ini sekaligus menegaskan kembali visi pendidikan Kolese De Britto yang menekankan pembentukan pribadi berhati nurani (conscience). Dengan hati yang jernih, orang tua diharapkan mampu membangun komunikasi yang lebih sehat dan mendukung pertumbuhan putra-putra mereka secara utuh.
Hari Kedua – Formasi Sosial dan Live-in bagi Orang Tua Kelas XI
Pada 2 Oktober 2025, Romo Tiro Angelo Supit-Daenuwy, SJ membawakan materi tentang Formasi Sosial dalam Pendidikan Kolese. Fokusnya adalah pentingnya pengalaman sosial, terutama melalui program Live-in Sosial yang sudah menjadi bagian integral dari tradisi pendidikan di De Britto.
“Anak-anak kita tidak hanya belajar di dalam kelas. Mereka perlu mengalami langsung kehidupan masyarakat, melihat realitas, merasakan keterbatasan, dan belajar solidaritas. Dari situ tumbuh kepedulian yang tulus dan keberanian untuk melayani,” tutur Romo Tiro.
Bagi orang tua kelas XI, materi ini menjadi pengingat bahwa pembentukan kepedulian sosial tidak bisa hanya diserahkan pada sekolah. Orang tua perlu berkolaborasi dengan mendukung, mendorong, dan memberi ruang bagi putra-putra mereka untuk berjumpa dengan realitas sosial yang sesungguhnya.
Hari Ketiga – Diskresi dan Pengambilan Keputusan bagi Orang Tua Kelas XII
Puncak pertemuan berlangsung pada 3 Oktober 2025, di mana Romo Paulus Suparno, SJ memaparkan materi tentang Diskresi (Pengambilan Keputusan). Topik ini dirasa sangat relevan bagi orang tua kelas XII yang anak-anaknya tengah berada pada fase krusial: menentukan arah masa depan, baik studi lanjut maupun pilihan panggilan hidup. Romo Paul mengaitkan diskresi dengan konsep kebebasan sejati dalam pendidikan.
Pada fase ini, para siswa tengah berada pada masa krusial untuk menentukan arah masa depan, baik studi lanjut maupun pilihan panggilan hidup. Diskresi dipahami bukan sekadar memilih secara rasional, melainkan proses reflektif yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan spiritual untuk menemukan keputusan yang matang dan bertanggung jawab.
Menurut Romo Paul, diskresi sejati selalu terkait dengan kebebasan dalam pendidikan, yaitu kebebasan yang bertanggung jawab: bebas dari tekanan, prasangka, dan ambisi semu, serta bebas untuk mengembangkan potensi dan mengikuti panggilan hidup. Orang tua didorong untuk menjadi pendamping, bukan pengendali, dengan cara mendengarkan, memberi ruang eksplorasi, memfasilitasi informasi, dan mengarahkan anak agar keputusan yang diambil selaras dengan nilai keluarga serta visi pendidikan Kolese De Britto. Melalui diskresi, anak diajak membuat pilihan yang tidak hanya praktis, tetapi juga bermakna dan memanusiakan, sehingga mampu menapaki jalan hidupnya dengan merdeka, berhati nurani, dan bertanggung jawab. (*)
NASIONAL
Jelang Pertemuan Alumni Jesuit Dunia Tahun 2026, Presiden WUJA Kunjungi SMA Kolese De Britto
DETAIL.ID, Yogyakarta – SMA Kolese De Britto Yogyakarta menerima kunjungan istimewa dari Presiden World Union of Jesuit Alumni (WUJA), Mr. Francisco Guarner asal Spanyol bersama rombongan dari Perkumpulan Alumni Kolese Jesuit (PAKJ) pada Sabtu lalu, 20 September 2025.
Kunjungan ini merupakan bagian dari road show ke sekolah-sekolah Jesuit di Indonesia sebagai persiapan menuju Pertemuan Alumni Jesuit Sedunia (WUJA) yang akan diselenggarakan pada 29 Juli – 2 Agustus 2026 mendatang di Yogyakarta.
Rombongan WUJA dan PAKJ disambut secara hangat oleh civitas akademika De Britto di ruang kaca sekolah. Acara dimulai dengan sambutan pembuka serta pemaparan mengenai sejarah, visi-misi, dan perkembangan SMA Kolese De Britto yang disampaikan oleh Kepala Sekolah, Bapak Robertus Arifin Nugroho, S.Si., M.Pd., serta dikuatkan oleh Ketua Yayasan De Britto, Romo Agustinus Sugiyo Pitoyo, SJ.
Dalam penjelasannya, Kepala Sekolah memaparkan berbagai pencapaian dan inovasi sekolah, termasuk dalam bidang kurikulum berbasis Ignasian, program kepemimpinan, serta kontribusi alumni di berbagai bidang baik nasional maupun internasional.
Arifin juga mengungkapkan harapan besar agar kunjungan ini menjadi langkah awal kerja sama yang lebih erat antara De Britto dan jejaring alumni Jesuit dunia.
Nilai-nilai Ignasian
Selanjutnya Romo Pitoyo menekankan pentingnya kesinambungan nilai-nilai Ignasian dalam pendidikan modern. Ia menyoroti bagaimana De Britto membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan spiritualitas yang mendalam.
Sementara itu, dari Presiden WUJA dalam sambutannya, Mr. Francisco Guarner menyampaikan rasa kagum dan apresiasinya terhadap semangat, integritas, dan karakter khas yang dibentuk oleh pendidikan Jesuit di De Britto. Francisco menegaskan pentingnya membangun jejaring global antar alumni Jesuit untuk memperkuat solidaritas, kerja sama lintas budaya, serta kontribusi nyata dalam menghadapi isu-isu global seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan pendidikan yang inklusif.
“Saya melihat semangat Ignasian yang kuat di De Britto. Pendidikan di sini bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tapi juga pembentukan karakter dan kepedulian terhadap sesama sebagai fondasi penting dalam membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi,” ujar Francisco.
Acara dilanjutkan dengan ramah tamah yang dipenuhi suasana keakraban dan kekeluargaan. Dalam kesempatan tersebut, para tamu dihibur dengan penampilan seni dari siswa De Britto yang mencerminkan semangat kebudayaan dan kreativitas anak bangsa.
Penampilan Orkestra JB membuka acara dengan suguhan musik klasik dan kontemporer yang memukau. Disusul dengan penampilan tari tradisional “Sobrak”, yang menceritakan perjalanan transformatif seorang anak menuju fase remaja, sebuah simbolisasi yang selaras dengan proses pendidikan dan pembentukan jati diri di De Britto.

Penampilan Tari Sobrak dari Albert, salah satu siswa SMA Kolese De Britto. (ist)
Tari Sobrak bukan hanya pertunjukan estetis, tetapi juga sarat makna: perubahan, pencarian identitas, dan kesiapan untuk menghadapi dunia dengan nilai-nilai yang kokoh.
Memperkuat Jejaring Internasional Alumni Jesuit
Kunjungan ini menjadi momen penting bagi SMA Kolese De Britto untuk memperkuat jejaring internasional dengan komunitas alumni Jesuit dari berbagai belahan dunia. Diharapkan, pertemuan akbar WUJA 2026 di Yogyakarta mendatang bukan hanya menjadi ajang reuni alumni, tetapi juga menjadi platform kolaboratif global dalam semangat pelayanan, kepemimpinan, dan solidaritas sosial.
“Kami berharap kunjungan ini menjadi awal dari relasi yang lebih luas dan mendalam dengan komunitas Jesuit global. Dengan jejaring yang kuat, alumni-alumni Jesuit di seluruh dunia dapat bersama-sama menjawab panggilan zaman,” tutur Arifin menutup acara.
Tentang WUJA
World Union of Jesuit Alumni (WUJA) adalah organisasi internasional yang menghimpun para alumni dari sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan Jesuit di seluruh dunia. WUJA bertujuan membangun solidaritas global antar alumni dalam semangat Ignasian untuk menciptakan perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan. (*)

