DETAIL.ID, Jakarta – Tren kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan hingga 2 kali lipat. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Selasa, 15 November 2022, kasus aktif di Indonesia meningkat 97,3% selama dua minggu terakhir dengan kasus positif harian mencapai 7.893.
Lonjakan ini disebabkan oleh munculnya subvarian baru Covid-19 yang lebih cepat menyebar Omicron XBB, gabungan dari subvarian BA.2.10.1 dan BA.2.75. Meski demikian, gejala yang ditimbulkan oleh XBB tidak separah varian sebelumnya, sejalan dengan peningkatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
“Sejalan dengan kebijakan imunisasi, gejala (Covid-19) dapat dikendalikan seperti gejala sesak napas berat yang dapat dikurangi. Saat ini gejalanya sama seperti ISPA dan flu biasa,” kata Dr. Bagian Pernafasan dan Pernapasan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Rumah Sakit Persahabatan, dalam talkshow daring yang dibawakan BNPB pada Rabu, 16 November 2022.
Prasenohadi, Kepala Departemen Organologi mengatakan Penggunaan telemedicine oleh pasien Covid-19 kembali meningkat karena vaksinasi berdampak signifikan dalam memberikan kekebalan terhadap mutasi baru pada Covid-19. Rata-rata pasien lebih memilih menjalani isolasi mandiri (Isoman) ketimbang mendapat perawatan intensif di rumah sakit (RS).
“Kebanyakan pasien yang dirawat di rumah sakit adalah yang memiliki penyakit penyerta atau penyakit penyerta, terutama yang mengalami gagal ginjal kronis, penyakit jantung kronis, atau kanker,” ujar dr. Prasenohadi, RS Persahabatan dan Covid-19 lainnya saya menjelaskan situasi RS rujukan .
“Sebagian besar pasien yang dirawat belum divaksinasi atau belum divaksinasi secara lengkap,” ujarnya.
Terkait hal itu, Prasenohadi menegaskan vaksinasi Covid-19 sangat efektif untuk menurunkan risiko tertular subtipe XBB atau setidaknya menurunkan risiko gejala berat.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa 40% pasien dengan gejala berat sedang hingga berat tidak divaksinasi dan 74% pasien tidak divaksin. .
Di sisi lain, dari total 24.975 pasien yang meninggal di rumah sakit antara 4-8 November 2022, proporsi pasien yang meninggal berdasarkan status vaksinasi adalah 0,99% yang menerima vaksin penguat sedangkan 1,75% diberikan dua dosis 3,51% vaksin memiliki vaksin yang tidak lengkap.
Kementerian Kesehatan juga menemukan bahwa 84% pasien yang meninggal selama periode ini tidak menerima vaksin dosis ketiga atau penguat.
Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat dihimbau untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan melengkapi imunisasi agar kematian dan kesakitan akibat Covid-19 dapat terus terkendali. .