“Bukti menurut data bahwa acara gempa susulan (aftershocks) di Cianjur-Sukabumi telah meluruh,” ujar Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam suatu cuitan, Selasa , 22 November 2022 disertai dengan unggahan data gempa susulan secara periodik.
Dalam data tersebut terlihat 62 gempa susulan terjadi pada 6 jam pertama usai gempa awal. Kemudian, 39 gempa susulan pada kala 6 jam selanjutnya.
Setuturnya, intensitas gempa susulan semakin menurun dengan hanya 17 gempa pada era 6 jam ketiga; dan 4 gempa susulan pada abad 6 jam keempat.
Gempa bumi yang menghantam wilayah Cianjur dan sekitarnya ini terjadi pada Senin , 21 November 2022, tepatnya pukul 13:21:10 WIB.
BMKG menyebut lokasi pusat gempa yang disebabkan pergeseran sesar Cimandiri ini terletak di darat pada koordinat 107,05 BT dan 6,84 LS, berjarak sekitar 9,65 kilometer barat daya Kota Cianjur atau 16,8 kilometer timur maritim Kota Sukabumi, dengan magnitudo M5,6 pada kedalaman 10 kilometer.
BMKG menyebut kejadian gempa bumi ini diperkirakan berpeluang menimbulkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan ancaman ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
Hingga dikala ini, bencana gempa Cianjur sudah menewaskan 162 korban jiwa dan ratusan yang lain luka-luka. Gempa ini juga menyebabkan kerusakan bangunan dan gerakan tanah di kawasan Kabupaten Cianjur.
BMKG mengimbau penduduk untuk tetap damai, mengikuti arahan serta info dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan peristiwa gempa bumi susulan.
Kemudian, bagi masyarakatyang rumahnya mengalami kerusakan semoga mengungsi ke daerah aman sesuai dengan instruksi dari BPBD setempat.